DAMN!!!

8.1K 895 154
                                    

Lisa menyetir Porsche milik kekasihnya dengan kecepatan tinggi.
Bangun pagi dengan kejutan besar yang disampaikan oleh Jennie membuat kepalanya semakin berputar.
Pasalnya, ia baru tidur sekitar tiga jam. Semalaman ia bercengkrama dengan kekasihnya itu sebab rasanya ia hampir mati bosan karna harus menahan diri dari kebiasaan dunia malamnya selama ini.

Dan Lisa terpaksa harus mencerna lebih cepat saat Jennie memberitahukan bahwa Nyonya Kim yang terhormat itu sudah mendarat di Incheon Airport sepagi ini.

Bukan apa-apa, ibunda dari Jennie Kim itu bukanlah orang sembarangan.

Beliau masuk kedalam daftar business woman tersukses di Korea.
Dan karirnya juga berhasil di New Zealand.
Jadi Nyonya Kim memiliki kepribadian yang perfeksionis dan disiplin. Sebenarnya itu tak jauh berbeda dengan Jennie. Hanya saja wibawa yang dimiliki oleh wanita itu membuat beliau kadang terlihat menakutkan, sedangkan Jennie terlihat menggemaskan.
Begitu menurut Lalisa.

"Honey, kurangi kecepatanmu! Kau terlalu ngebut."
Tegur Jennie yang mulai ketakutan karna Lisa mengendarai mobilnya cukup kencang.

"Kau bilang Eomma sudah menunggu. Aku tidak mau Eomma marah."

Jennie menarik nafas sejenak memandang siluet wajah Lisa dari samping.

"Kapan kau bisa bersikap santai jika bertemu Eomma?"

"Aku santai..."

Melakukan rolling eyes, Jennie tahu betul Lisa berkelit.

"Eomma tidak akan memakanmu, sayang..."

Lisa tidak menjawab ucapan Jennie itu. Ia tetap fokus pada kemudinya, dan semakin kuat menginjak pedal gas nya.

"Kau selalu ketakutan tiap kali menghadapi apapun yang menyangkut tentang diriku..."

Lisa tetap mengacuhkan Jennie, ia kini menyandarkan lengan kirinya di jendela, sedangkan tangan kanannya tetap memegang stir.

Jennie lantas kembali memperhatikannya.
Ia berniat ingin menggoda kekasihnya yang saat ini nampak tegang.

"Bagaimana jika nanti kau mengucapkan janji suci didepan altar, hm?"

Ciiittt!!

"Lalisaaaa!!!"

Bunyi rem mendadak yang diinjak Lalisa, bersamaan dengan teriakan Jennie yang terkejut.

Porsche itu kini berhenti sejenak di tepi jalan.

Lisa meremas stirnya kuat-kuat.
Nafasnya berpacu seolah ia habis berlari puluhan kilometer.

"What's going on?! Oh Lord...."

Ucap Jennie sambil memegang dadanya. Jantungnya berdegup begitu kencang. Ia tidak mengerti mengapa tiba-tiba saja Lisa mengerem mendadak disaat kecepatan mobil itu begitu tinggi.

"I'm sorry, babe... I just..."

Lisa tak bisa melanjutkan kalimatnya.
Ia menyandarkan punggungnya di jok kemudinya.

Jennie yang masih shock, harus menenangkan dirinya lebih dulu sebelum ia beralih pada Lisa yang kini terlihat tidak terlalu baik.

Mengatur nafasnya perlahan, ia mengambil botol air mineral didalam dashboard, lalu meneguknya.

Setelah itu ia langsung memusatkan pandangannya pada Lisa yang kini tengah memijat pelipisnya.

"Hon..."

Jennie menyentuh pipi Lisa, lalu mengelusnya dengan lembut.

Si Manoban menoleh dengan mata yang terlihat lelah.

Preuve d'amour (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang