Jisoo meneguk minuman favoritnya, coke. Cuaca hari ini cukup panas. Ia melepaskan cardigan nya, sambil menunggu gilirannya take, untuk adegannya bersama Han SoHee.
Ia membaca script seraya menghafal dialog yang nanti akan ia mainkan.Tak berapa lama kemudian, Jackson datang menghampirinya. Pria itu menyodorkan satu bungkus roti isi daging kepadanya.
"Tadi pagi kita tidak sarapan dengan benar, makanlah..." ucap pria itu dengan seulas senyum.
"Gomawo...." Jisoo meraih roti tersebut. Dan ia tergiur untuk langsung menyantapnya.
"Adikmu itu sangat mengerikan." Jackson memulai percakapannya sambil ikut menikmati roti isinya.
Jisoo tertawa. "Dia memang ekspresif." jawab Jisoo setelah menelan rotinya.
"Aku tidak menyangka dia benar-benar cemburu."
"Mungkinkah itu benar, Jack?"
"Apa lagi alasannya?"
"Entahlah... Dia begitu menyukai Jennie. Dia bahkan tak pernah melirik orang lain. Ia menyimpan semua itu dibelakang Lisa, dalam waktu yang cukup lama."
Jackson tertegun menatap Jisoo yang menampakkan wajah muramnya.
"Jadi aku tidak yakin ia bisa berubah menjadi menyukaiku, Jack."
Mendengar itu, Jackson lantas beringsut mendekat pada Jisoo.
"Perasaan itu seperti riak air di laut. Kadang tenang, kadang bergelombang, kadang juga sangat mengerikan jika sudah menunjukkan ombaknya. Dulu aku menyukaimu, kemudian aku melupakanmu, dan sekarang aku menyukaimu lagi. Namun sayangnya, kau tidak menyukaiku. Dan yang paling mengagetkan dari semua itu adalah, bahwa kau menyukai dia. Seorang wanita. Surprise!"
Jisoo mengulum senyum mendengar penuturan yang baru saja diucapkan oleh Jackson. Tidak menduga jika pria ini bisa mengeluarkan kata-kata bijak seperti demikian.
"Jadi dia yang menyukai Jennie, bisa saja berubah menjadi menyukaimu, atau bahkan mencintaimu, Jisoo-yaa. Seperti yang kau katakan tadi, dia sangat ekspresif. Berarti sudah jelas ia menunjukkan rasa cemburunya padaku..."
Jackson lantas meneguk beer nya dengan menampilkan seringaian khas nya."Artinya kita berhasil, Jisoo-yaa..." sambungnya kemudian.
Jisoo tersenyum. Ia menatap Jackson dengan sorot mata yang mendalam.
"Kenapa kau mau melakukan ini?""Aku tidak mau. Siapa yang bilang aku sebenarnya mau? Kau memaksaku."
"Hahaha..." Jisoo tertawa dengan gurauan pria itu.
Dan Jackson memperhatikan senyuman Jisoo yang begitu cantik di matanya."Katakan, bodoh! Apa alasannya?" tanya Jisoo di sela tawanya.
"Well, aku ingin menebus kesalahanku. Aku menyakitimu begitu banyak. Kau layak bahagia, Jisoo-yaa. Dan... Aku juga memikirkan Lisa. Jujur saja, aku terperosok terlalu jauh pada keinginan SoHee untuk mendapatkannya. Anak itu ternyata sangat depresi. Dan aku tidak ingin membiarkan permasalahannya menjadi semakin rumit jika ia tahu bahwa sahabatnya, Chaeyoung, juga menyukai kekasihnya. Ia akan merasa dikhianati oleh semua orang."
"Itulah yang kupikirkan, Jack... Aku tidak ingin mereka terpecah hanya karna permasalahan cinta."
"Tapi kau justru ingin memacari Chaeyoung, itu bagaimana, hm?"
Jackson memainkan kedua alisnya."Hahaha... Aku hanya ingin membuka matanya. Bahwa selama ini dia selalu memikirkanku, tapi dia tidak menyadarinya."
"Ck..ck..ck... Aku tidak menyangka kau menjadi keren seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Preuve d'amour (End)
RomanceIt's a simple love about gxg. Dan yang sederhana itu bisa berubah menjadi rumit jika dituntut pembuktian. Jangan berharap pula, kau bisa dengan mudah menentukan hatimu berjalan kemana. Sekalipun kau sudah mendapatkannya, sejauh apakah kau mampu menj...