Lisa POV
Sepertinya otakku memang sudah gila. Entah apa yang membuatku mengeluarkan kata-kata seperti itu pada Jennie. Kenapa aku bisa menuduhnya dengan kalimat yang menyakitkan itu? Aku bersyukur dia menamparku. Agar mulutku yang brengsek ini bisa tahu diri dengan siapa aku bicara. Aku mencintainya… sudah seharusnya aku menjaga hatinya, bukan?
“Lisa-yaa… kau mau kemana? Heii…”
Aku berjalan menuju pintu dorm dengan tergesa-gesa tanpa menggubris panggilan Jisoo Eonnie yang tengah berada diruang TV bersama Chaeyoung. Aku hanya sempat melirik kearah Chaeyoung yang nampak menatapku tegas. Ah, aku hampir lupa tentang pembicaraan kami tadi pagi. Tentang perasaan Chaeyoung terhadap Jennie. Aku harus memastikan itu semua. Tapi sebelum itu, ada yang harus kuselesaikan. Ya, demi mempertahankan hubunganku dengan Jennie, aku harus mengambil langkah ini.Author POV
Jisoo dan Chaeyoung menatap kepergian Lisa dengan bingung. Mereka sempat mendengar perdebatan yang terjadi antara Lisa dan Jennie beberapa saat yang lalu. Seperti sudah menduga apa yang terjadi, Jisoo bergegas meraih mantelnya hendak mengejar Lisa. Sedangkan Chaeyoung, ia langsung berlari ke kamar Jennie untuk melihat keadaannya.
Tok-tok-tok!
“Eonnie, is everything alright?”
Chaeyoung berdiri di depan pintu dengan perasaan khawatir, sambil menunggu jawaban Jennie yang tidak jua membuka pintu kamarnya.
“Eonnie, jebal… I’m worry about you… May i come in?”
Chaeyoung meremas kedua telapak tangannya, gelisah menanti jawaban Jennie.
“…Eonnie,,,”
Belum sempat ia melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba pintu itu terbuka. Jennie berdiri dengan mata sembab memandang Chaeyoung yang kini terenyuh melihatnya.
“Yak, Eonnie … what happen?”
“Rosie…”
Jennie segera memeluk Chaeyoung dan menumpahkan air matanya di caruk leher gadis blonde itu. Ia menangis sesegukan, dan Chaeyoung dapat merasakan kesedihan itu begitu dalam. Ia tidak mengucapkan kalimat apapun, dan membiarkan Jennie menangis dalam pelukannya. Gadis itu hanya mengusap punggung Jennie dengan lembut, seolah ingin meyakinkannya bahwa Jennie akan baik-baik saja dalam dekapannya.
Setelah memastikan tangisan Jennie semakin mereda, Chaeyoung segera membimbing Jennie untuk duduk diatas ranjang. Bersiap diri untuk mendengarkan cerita gadis itu.“Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya. Selama aku mengenalnya, tak sekalipun ia bicara kasar padaku…”
Jennie memulai ceritanya dengan suara yang masih terisak.
“Aku menamparnya, Rosie…”
Chaeyoung tertegun tak berkomentar. Ia kini tahu mengapa Lisa tadi terlihat sangat emosi meninggalkan dorm. Selama Chaeyoung mengenal keduanya, ia rasa baru sekarang ini mereka benar-benar bertengkar hebat.
“Dia cemburu…”“Dengan…?”
“I don’t know, Chaeyoung-ah… ia berteriak penuh kemarahan. Menuduhku berselingkuh dengan Chahee, Mino Oppa, bahkan sampai bisa-bisanya dia juga mengungkit masalah Jongin… kenapa dia masih saja mengingat hal itu?”
Jennie terlihat frustasi. Ia merasa tertekan menghadapi tuduhan Lisa kali ini. Padahal sebelumnya, ia sendiri yang cemburu dengan trainee-trainee wanita di acara itu. Namun keadaannya kini malah berbalik. Lisa membuatnya hilang akal.
Chaeyoung menarik nafas sejenak. Ia mulai faham apa yang terjadi saat ini. Gadis blonde itu jauh kebih mengenal watak Lisa yang sesungguhnya daripada Jennie sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preuve d'amour (End)
RomanceIt's a simple love about gxg. Dan yang sederhana itu bisa berubah menjadi rumit jika dituntut pembuktian. Jangan berharap pula, kau bisa dengan mudah menentukan hatimu berjalan kemana. Sekalipun kau sudah mendapatkannya, sejauh apakah kau mampu menj...