"My Baby J (Dancing Car 🚘 💃🏻) " 💦

13K 985 156
                                    

Jennie POV.

Aku meledakkan tangisanku sambil mendekap kepalanya erat didadaku.

Begitupun ia.

Lisa menyingkap cardigan yang kupakai dan membasahi dadaku yang terbuka, dengan air matanya.
Rasa depresi akibat banyaknya tekanan sungguh membuatnya tersiksa.
Dan aku memahami itu dengan sangat baik.

Dia mencintaiku.
Seratus persen aku masih percaya itu.

Tapi membiarkan ia terus menerus tenggelam dalam keadaan yang mempersulitnya karna berhubungan denganku, mulai membuatku khawatir.

Haruskah aku membawanya ke psikolog?

Apakah keadaannya separah itu?

Menuruti permintaannya untuk bebas dariku, aku telah mengabulkannya. Tapi tentu saja, aku tidak akan rela jika ia benar-benar meninggalkanku.

Terlebih lagi, melepasnya untuk wanita itu.
Aku tidak bisa.

Saat aku sedang berkutat dalam pikiranku yang kalut bersama air mata yang terus luruh, Lisa tiba-tiba mendongakkan kepalanya. Ia meraih bibirku dan melumatnya dengan agresif.

Aku tak pernah menolak ciumannya.

Bibirnya yang tebal terasa manis saat lidahku menyapunya dengan sensual.

Kami berpagutan antara rasa cinta, sakit, dan nafsu.
Itu bahkan sudah menyedak di ubun-ubunku.
Bagaimana kelihaian Lalisa dalam menguasai tubuhku, membuatku hanya bisa pasrah dari caranya memimpin permainan ini.

Mobil sport kesayangannya ini semakin terasa sempit dan pengap karna kami mulai sibuk berebut udara. Ciumannya sangat menggila.

Lalisa adalah segalanya.

Kami menyelesaikan masalah dengan seks, itu benar adanya.

Aku tidak tahu, kenapa itu menjadi sebuah kebiasaan yang kami lakukan?

Tapi sentuhannya bagai candu untukku.

Ia kini mengangkat crop top yang kukenakan, memperlihatkan bra hitam yang membungkus payudaraku.

Tanganku yang berada dibahunya, kugunakan untuk mengangkat dagunya.

Dan kulihat matanya nampak sayu. Itu terlihat sembab karna ia menangis. Mungkin juga karna dia horny.

Ok, honey...

We have to make love to end this pain!

"Can i...?"

Tanyanya dengan suara serak.

"You shouldn't have to asked. Just fuckin touch me!"

Setelah kalimatku barusan, ia segera melepaskan pengait bra hitamku.
Dan membuat payudaraku jatuh tepat diwajahnya.

Bersyukurlah ia memiliki kaca mobil yang seluruhnya gelap.
Mungkin ini salah satu tujuannya.
Untuk memperkosa ku atau wanita-wanita lain nantinya.

Sialan!

Aku marah dengan pikiranku sendiri.

Tanpa sadar aku menjambak rambutnya.
Tapi ia tak gentar, Lalisa malah menarik punggungku agar putingku yang berwarna pink itu masuk kedalam mulutnya.

"Aakkhh..."

Aku mendesah.

Ia menghisapnya sangat kuat.

Rasa geli dan nikmat menjadi satu membuat bokongku tanpa sadar bergoyang diatas pahanya.

Aku sepenuhnya terangsang!

Preuve d'amour (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang