Touch! 💦

11.5K 997 171
                                    

Klik!

Suara mesin kopi berbunyi.

Sudah lewat tengah malam namun Jisoo masih betah berada di ruang TV.
Ia berjalan menuju dapur, untuk menuang secangkir kopi yang sudah siap.

Harum aroma kopi hitam itu menyeruak ke indra penciumannya dengan asapnya yang mengepul.

Menambahkan sedikit gula agar tak terlalu pahit, Jisoo kemudian mengaduk kopi itu perlahan.

Ia berdiri sambil memperhatikan jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 01.00.

Raut wajah khawatir tercetak disana.

Sang kakak tertua, memikirkan adik bungsunya yang juga belum pulang.

Sluurrpp!

Ia menyeruput kopi itu pelan-pelan untuk menenangkan denyutan kepalanya yang membuatnya mulai merasa pusing.

Jisoo memaksakan diri untuk belum pergi tidur, karna ingin menunggu Lisa yang masih sibuk dengan dunia malamnya.

Sebelumnya, Jisoo menghabiskan waktu yang cukup lama dikamar Jennie.
Ia menemukan wanita yang bermarga sama dengannya itu tengah menangis sendiri.

Memberikan pelukan hangat selayaknya seorang kakak dan juga sahabat, Jisoo tahu, hati Jennie saat ini sedang hancur.

Apa yang kurang dari dua orang yang saling mencintai?
Sepertinya tidak ada.

Namun ternyata, cinta saja tidak cukup.

Ada sebuah rasa kepercayaan yang harus dibangun dengan kuat. Plus dukungan penuh dari orang-orang sekitar, maka barulah kita bisa mencintai dengan tenang.

Dan sayangnya, itulah yang tidak dimiliki Jennie dan Lisa.

Rasa kepercayaan itu perlahan runtuh bersamaan dengan masalah-masalah yang datang dari luar.

Membuat ikatan yang sebelumnya kuat berubah menjadi renggang.

Mendengar semua yang diutarakan Jennie, Jisoo pun mulai tak tenang memikirkan kesehatan mental Lisa.

Emosinya berubah-ubah, dengan mood yang turun naik.
Ia melakukan hal tanpa pertimbangan. Dan Jennie lah yang terkena imbas paling besar.

Hhh....

Menghela nafas panjang, si kakak tertua itu melepaskan penatnya dari beban pikirannya saat ini.

"Eonnie..."

Dan Chaeyoung muncul dengan mata yang sepenuhnya masih terjaga.

Sepertinya gadis Chipmunk itupun belum pergi tidur juga.

"Kau belum tidur?"
Lanjut Chaeyoung yang kini sudah berada didepannya.

"Aku menunggu Lisa."

Chaeyoung mengangguk perlahan.

Sejujurnya, ia pun mengkhawatirkan sahabatnya itu.

Lalisa pergi dengan membuat Jennie terluka.

Dia ikut merasa bersalah atas apa yang terjadi gara-gara video itu.

"Kau mau kopi?"
Tawar Jisoo kemudian.

"Boleh..."

Jisoo segera menuang kopi kedalam mesin untuk diolah.

"Kenapa belum tidur juga?"

"Aku sedang menunggu telepon dari Oppa, Eonnie."

"Eoh?"

Preuve d'amour (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang