Octagon Club
Lalisa meneguk kembali Bourbon nya dengan kasar. Ia rasakan alkohol itu membakar tenggorokannya.
Kepalanya yang berdenyut hanya bisa ia remas dengan kuat.
Wanita berdarah Thailand itu kini sedang duduk sendiri di club tempat ia sering menghabiskan waktu dengan teman-temannya.
Namun jika pergi sendirian seperti ini, Lalisa akan menutupi sebagian wajahnya agar tidak mudah dikenali.
Kepalanya tertutup topi dan hoodie sampai matanya pun hampir tak terlihat.Aku harus mabuk!
Pikirnya saat itu. Setelah ia bertemu dengan seorang lelaki bernama, Lay.
Lalisa POV
Setelah perdebatanku dengan Jennie tadi -yang menyebabkan pikiranku menjadi kambuh-, aku segera menghubungi seseorang. Dia adalah Lay, detektif pribadiku.
Aku sudah menyewanya selama beberapa bulan ini. Saat aku merasa, aku semakin sakit.
Tidak ada yang tahu mengenai tindakanku ini. Aku sengaja merahasiakannya pada siapapun, termasuk Jennie.
Ingatanku pada memori buruk itu masih menyisakan tanda tanya besar dalam benakku. Tentang apa yang sebenarnya terjadi, pada malam itu. Malam disaat Jennie terlibat skandal dengan seorang idol pria; yang aku sama sekali tidak berminat untuk menyebut namanya. Sorry!
Aku mencari tahu ke semua orang yang terlibat dengan media play sialan itu, namun tak jua kutemukan jawabannya.
Jisoo Eonni dan Chaeyoungpun seolah sepakat menjawab tidak tahu menahu tentang itu semua. Mereka hanya terus meyakinkanku bahwa Jennie dan pria itu tidak memiliki hubungan apa-apa, kecuali sebagai aktor dan aktris pemeran media play itu.
Jennie sendiri, berjuta-juta kali pertanyaan itu kulontarkan padanya, ia hanya menjawab semua itu untuk kebutuhan agency.
Lalu apa aku percaya sepenuhnya? Tentu saja tidak.
Siapa yang melakukan ini semua, dan apa tujuannya? Aku tidak tahu.Aku depresi. Dan merasa kesehatan mentalku mengalami naik turun sejak saat itu.
Tidak ada yang bisa menyelamatkanku kecuali Bourbon.
Seperti saat ini.
Botol whiskey itu masih ada dalam genggamanku.
Sambil kuingat percakapanku tadi bersama Lay.Flashback on
"Kau baik-baik saja, Lisa-ssi? Kenapa harus bertemu selarut ini?"
Pria itu berdiri disampingku, dengan posisi tubuh yang membelakangiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preuve d'amour (End)
RomanceIt's a simple love about gxg. Dan yang sederhana itu bisa berubah menjadi rumit jika dituntut pembuktian. Jangan berharap pula, kau bisa dengan mudah menentukan hatimu berjalan kemana. Sekalipun kau sudah mendapatkannya, sejauh apakah kau mampu menj...