Warning!!! 📢📢
Chapter ini mengandung unsur angst!
Author tydack tanggung jawab, kalo kalian basah yaa.... 🌚
.
Vote and comment, biar Author gk panas dingin abis ngetik chapter ini 😌😂
.
.
Enjoy the story!
***
Pagi mulai tiba.
Suasana di apartemen Lalisa masih nampak hening seolah tempat itu tak berpenghuni.
Si gadis Thailand; yang memiliki ukuran semua bagian tubuhnya yang panjang itu terlihat masih terlelap disofa ruang TV.
Kaki panjangnya menjuntai kebawah melewati sofa. Tangannya yang panjang juga dalam posisi naik keatas melewati kepalanya.
Ia tertidur telentang dengan tanktop putih andalannya saat tidur, yang membuat abs pada perutnya tercetak jelas karna bajunya yang berantakan.Lalisa ketiduran disofa karna semalaman ia menonton Netflix sampai larut.
Jennie yang baru keluar dari kamar tamu dengan mulut menguap, sedikit terkejut ketika mendapati Lisa sedang terlelap disana.
"Kenapa dia tidur di sofa?"
Wanita berpipi mandu itu lantas mendekat kearah sofa. Ia berjongkok tepat didepan wajah Lalisa yang masih tertidur.
Terdengar dengkuran halus yang keluar dari mulut si Manoban.
Jennie terkekeh memandangnya.
Beberapa detik kemudian, wanita bermarga Kim itu terhanyut dengan wajah Lisa yang sangat meneduhkan ketika ia sedang tertidur seperti ini.
Jennie menyingkirkan beberapa helai rambut Lalisa yang menutupi sebagian wajahnya agar ia puas memandangi si Manoban yang sangat ia cintai ini.
Lalisa...
Aku sangat-sangat mencintaimu.
Bahkan tiap kali mengatakan itu, aku rasanya ingin menangis karna terlalu besarnya rasa cinta ini.
Jika aku gagal untuk hidup bersamamu, apakah kau akan membenciku jika aku sampai bunuh diri?
Aku tidak ingin mati, Lalisa...
Karna aku tak ingin berpisah denganmu.
Tapi jika aku harus hidup tanpamu, apa aku sanggup menghela nafasku setiap hari?
Cinta membuat kita tidak waras.
Dan aku sudah menggila dengan cintaku ini.
Aku akan terus menjagamu baik-baik disisiku.
Sejak awal, kita sudah sempurna bersama.
Maka sampai aku menua, dan rambutmu berubah putihpun, kita akan tetap duduk berdua dikursi goyang sambil memandangi keluarga kecil kita nanti.
Aku yang akan pertama hamil, lalu kau yang akan melahirkan anak kedua.
Bukankah itu sangat indah?
Kita bisa melalui ini, Lili.
Jangan menyerah!
Berjuanglah seperti saat awal kita mencinta.
Aku milikmu.
Dan kau milikku.
Tidak ada orang lain.
Hanya kita.
JenLisa.Setitik air mata yang berkelanjutan menjadi sebuah tangis haru, Jennie keluarkan di pagi ini, sambil menatap nanar wajah Lalisa.
Ia menghela nafas panjang setelah merasakan hatinya menghangat kembali.
Jennie kembali dengan semangat memperjuangkan cintanya.
Setelah semalam berpikir keras, siapa sesungguhnya orang-orang yang tega ingin memisahkan dirinya dengan Lisa, Jennie memutuskan untuk tidak akan mempedulikan semua itu.
Jennie hanya akan fokus bagaimana ia bisa membuat Lisa kembali padanya.
Menjadi satu-satunya wanita yang dicintai si gadis Thailand ini.Ia menghapus air matanya.
Kemudian setelah mengecup pipi Lisa yang masih terlelap dalam tidurnya, Jennie kemudian beranjak bangun untuk mandi.Karna setelah mandi nanti, ia berencana membuat nasi goreng kimchi kesukaan Lisa untuk sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preuve d'amour (End)
RomanceIt's a simple love about gxg. Dan yang sederhana itu bisa berubah menjadi rumit jika dituntut pembuktian. Jangan berharap pula, kau bisa dengan mudah menentukan hatimu berjalan kemana. Sekalipun kau sudah mendapatkannya, sejauh apakah kau mampu menj...