Dorm.
Tubuh mungil yang semula masih terbungkus selimut itu, kini perlahan beranjak bangun, setelah sebelumnya susah payah untuk membuka matanya. Tak ada alasan untuk Jennie tetap memaksakan berbaring pada ranjangnya, karna tidurnya semalaman tidak terasa nyenyak.
Ia mengurut tengkuk belakangnya yang nyeri. Mungkin posisi tidur yang kurang baik, membuat wanita itu merasa tidak segar saat bangun.
Jennie mengedarkan pandangannya ke ranjangnya sendiri.
Matanya mencari Lisa, dan ia tak menemukannya.
Hhhh.....
Menghela nafas panjang, ia mencoba menerima status baru yang sebetulnya tidak ada status apapun yang terjalin diantara mereka kini.
Lisa ingin bebas.
Itu permintaan yang ia utarakan semalam.
Dan karna takut Lisa benar-benar pergi, ia dengan berat hati menerimanya.
Namun tekadnya untuk terus mempertahankan Lili-nya itu, tidak akan pernah menyusut.
Cinta yang sudah terlanjur kuat, membuat ikatan diantara keduanya itu tetap erat.
Jennie masih percaya, didalam hati Lisa, tetap ia yang menjadi ratunya.
Ia hanya perlu bersabar sejenak, membiarkan Lisa melakukan apa yang ia mau saat ini.
Termasuk tidak seranjang dengannya lagi.
Jennie kini berjalan menuju kamar mandi untuk membuatnya tubuhnya lebih segar dengan keramas air dingin.
Karna ia berencana akan memulai hari ini dengan membuat pancake untuk para member nya yang ia yakin pasti masih terlelap di kamarnya masing-masing.Lalu dimana Lisa tidur?
Terbesit pertanyaan itu dalam batinnya.
Namun Jennie mengabaikannya kembali. Ia tidak ingin terhanyut dalam perasaan gundahnya, yang hanya akan membuat Lisa tidak nyaman berada disampingnya.
Wanita bermata kucing itu, lantas menghabiskan waktu sekitar 20 menit didalam kamar mandi.
-------
"Leeeooo! No, Leo, no!"
Lisa memarahi kucingnya yang terlihat mengganggu Kuma.
Gadis itu baru bangun sekitar sepuluh menit yang lalu, dan mendapati Jennie yang sudah mengenakan apronnya di dapur.
Ia mencium harum aroma pancake yang membuat matanya berbinar.
Jennie yang tengah membalik pancake hanya melirik sambil menyunggingkan senyum.
"Biarkan mereka bercanda, Lili..."
Ujarnya kemudian."Dan kemudian berakhir dengan bertengkar?" jawab Lisa yang kini meraih Leo kedalam gendongannya.
"Mereka akan saling mencakar, J. Kuma dan Leo selalu berebut posisi untuk mendapatkanmu." lanjut Lisa.
"Kau bahkan cemburu dengan Kuma dan Leo?" celetuk Jennie dengan tatapan penuh arti.
Lisa tak menjawab, ia sengaja mengabaikan kalimat Jennie untuk menghindari pembicaraan yang hanya akan membuatnya tenggelam dalam perasaannya sendiri.
Jennie tersenyum simpul.
Wajah kikuk Lisa membuatnya gemas.
Ia paham betul bagaimana perangai gadis jangkung itu.
Lisa yang ceria, sebenarnya pandai sekali menyembunyikan perasaannya.
Tapi hal itu justru menyenangkan bagi Jennie. Menggoda Lisa adalah keahliannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preuve d'amour (End)
RomantikIt's a simple love about gxg. Dan yang sederhana itu bisa berubah menjadi rumit jika dituntut pembuktian. Jangan berharap pula, kau bisa dengan mudah menentukan hatimu berjalan kemana. Sekalipun kau sudah mendapatkannya, sejauh apakah kau mampu menj...