Hurt!

9.3K 944 88
                                    

Sebelumnya mohon maaf, tadi ada kesalahan tekhnis. Jadi kena prank deh sm Minthor 😅🙏🏻
.
Jgn lupa vote and comment ya yeorobun.
Minthor sengaja putar lagu Hurt diatas, karna sesuai dengan isi part ini.
.
Enjoy the story 🖤
.
* * *

Lalisa berjalan keluar dari gedung kantor YGE dengan perasaan hancur.

Jika bisa menawar, rasanya tak kuasa mulutnya untuk mengucapkannya.
Lalisa merasa tak berharga...

Sejam yang lalu, Lisa sampai di gedung ini bersama Jennie.
Tak mau menunggu lama setelah pemberitaan itu beredar, Sajjangnim langsung menyuruh keduanya  datang untuk mempertanyakan apa yang terjadi.

Flashback on

Lalisa POV.

Aku duduk dengan jantung yang berdegup kencang tepat dihadapan Sajjangnim.
Jennie yang seolah tahu tentang apa yang kurasakan, menggenggam erat jemariku.
Ia menguatkanku; yang pecundang ini.

Jujur saja, berada disini dalam situasi yang hampir mirip, mengingatkanku pada skandal Jennie setahun yg lalu.
Itu merusak mood ku dengan sangat baik. Aku dalam perasaan yang tidak menentu saat ini.
Tapi Jennie, ia terlihat tidak terlalu terganggu.
Entah apa yang ada di pikirannya, aku tidak tahu.

"Baiklah, Lisa... Aku tidak ingin berbasa-basi. Hanya satu yang ingin kutanyakan, siapa yang membuat masalah ini?"
Sajjangnim memulai pembicaraan kami dengan pertanyaan yang menembak tepat ke arahku.

"Aku."
Jawabku dengan suara pelan. "Aku yang ceroboh, Sajjangnim. Harusnya aku tidak keluar dari mobil..." tambahku kemudian.

"Tampaknya kau belum benar-benar menangkap, apa sesungguhnya kesalahanmu."

"Eoh?"

"Kenapa bisa terpikir olehmu untuk mengantar Jennie ke acara pembukaan itu? Untuk apa selama ini aku menyiapkan banyak staff untuk kalian semua, jika pada akhirnya kau bertingkah seperti seorang romeo untuk kekasihmu?"

Aku menunduk.

"Itu benar-benar konyol..." lanjutnya dengan nada berdecih.

"Sajjangnim..." Jennie bersuara. "Aku yang meminta Lisa untuk menemaniku hari ini. Aku memaksanya..."

"Dan dia menyetujuinya?"

Keduanya lantas sama-sama melirik ke arahku.

"Lisa berhak untuk melakukan apa yang dia mau. Jikalaupun kami tidak berpacaran, apa yang salah dari semua ini?"

"Dan faktanya kalian memang berpacaran, lalu membuat kekacauan ini."

Jennie membuang nafasnya. Tak bisa membantah ucapan boss kami itu.

"Kita sudah sepakat, aku membiarkan kalian tetap berhubungan, tapi tidak dihadapan public, dan kalian sudah menyetujuinya."

Preuve d'amour (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang