Dorm.
Jennie baru saja keluar dari kamar mandi. Berendam didalam bathub setelah tidur siangnya bersama Lisa, membuat Jennie lebih segar sore ini.
Ia membuka rambutnya yang terbungkus handuk, kemudian duduk didepan meja rias.
Dengan masih mengenakan bathrobe, wanita bermarga Kim itu melirik ke ranjang.
Dilihatnya Lalisa dengan tubuh setengah telanjangnya masih meringkuk pulas.Yeah, selepas kejadian konyol di jalan raya tadi mereka melanjutkan kembali permainan nya di dorm.
Alih-alih ingin membeli beberapa perabotan baru untuk kamar Lalisa, yang terjadi justru mereka bercinta dengan hebat di ranjang Jennie tadi siang.
Si wanita kucing lantas tersenyum gemas memandang tubuh Manoban yang saat ini hanya mengenakan celana dalam saja tanpa atasan apapun.
Sambil menggosok-gosok rambutnya yang basah, wanita itu beringsut mendekat ke ranjang untuk menyelimuti tubuh Lisa.
Ia melempar senyum bahagianya kala memandang wajah perpaduan Thailand dan Eropa itu.
Bagaimana mungkin gadis polos ini bisa begitu berarti untuk hidupku?
Hhh.....
Helaan nafas panjang seolah menyimpulkan beban yang ia rasa kini ketika mengingat rapuhnya mental Lalisa.
Itu tak nampak dengan jelas.
Tapi Jennie tahu, Lili kesayangannya itu menyembunyikan rapat-rapat luka hatinya.Membalikkan tubuh dengan kepala tertunduk lemah, Jennie merenungi lika-liku kisah cinta yang sudah dijalani hampir selama lima tahun ini.
Semua itu tidak mudah.
Menahan diri dari tatapan publik dan kamera media, untuk agar selalu menjaga jarak.
Membuat isu-isu dengan idol lain agar berita mereka tidak naik ke publik.
Segala macam kepura-puraan.
Harus pula menyamar walau hanya sekedar ingin makan malam layaknya pasangan lainnya.Bahkan jarang sekali melakukan vlive berdua, karna khawatir tidak bisa menahan diri untuk berinteraksi senormal mungkin.
Itu sulit!
Jennie sering menangis sendiri setiap malam.
Jika ia sedang lelah menghadapi kepiawaian para hatters yang melemparkan ujaran-ujaran kebencian dan kata-kata kotor. Hanya karna kesalahan yang tak masuk akal.Belum lagi jika hal itu menerpa sang kekasih. Ia tak pernah kurang sedikitpun dalam memberikan dukungannya.
Karena Jennie jauh lebih kuat mengendalikan dirinya dibanding Lalisa.Pengalaman serta kematangan umur dan cara berpikir, membuat Jennie memiliki pribadi yang tenang dan bisa diandalkan, setidaknya untuk dirinya sendiri.
Tapi melihat Lalisa bersedih, adalah hal tersulit yang harus ia hadapi.
Jennie memijit pelipisnya kini.
Ia kembali mengingat teka-teki tentang siapa orang yang berniat buruk padanya dan juga Lisa, itu masih terus mengusik batinnya.
Ia pikir, selama ini mereka hanya berperang dengan media dan publik.
Namun ternyata ada yang lebih mengkhawatirkan dari semua itu, dan Han SoHee menjadi tokoh penting yang akan merusak semua yang telah ia bangun bersama Lisa.Dia adalah musuh dalam selimut.
Sejak dulu...
Dan sekarang ia datang lagi."Aku lapar..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Preuve d'amour (End)
RomanceIt's a simple love about gxg. Dan yang sederhana itu bisa berubah menjadi rumit jika dituntut pembuktian. Jangan berharap pula, kau bisa dengan mudah menentukan hatimu berjalan kemana. Sekalipun kau sudah mendapatkannya, sejauh apakah kau mampu menj...