"Where are you, Lalice?"

8.6K 848 47
                                    

Jennie POV.

Jika ada orang yang pantas dikatakan bodoh, maka akulah orangnya.

Sepertinya, makian apapun yang terlontar pada diriku, aku akan menerimanya.

Mencintai Lisa membuatku menyadari bahwa hidupku bukan apa-apa jika tak ada dia.
Aku terbiasa bergantung padanya.
Lalisa seperti kepingan puzzle yang melengkapi hidupku.

Meski dirinya bagaikan rubik yang sulit bagiku untuk menyelesaikan tiap sisi dirinya.
Padahal kerumitan dalam diri kekasihku itu, justru bisa kubuat sederhana hanya dengan menjaga cintanya dengan baik.

Dan aku menyia-nyiakan semua itu.

Aku tidak akan membela pengkhianatan yang telah kulakukan dulu.

Sejuta kata dari ribuan alasan yang kulontarkan, nyatanya tak berarti apa-apa jika Lisa sudah menutup telinganya untukku.

Dia pergi, dengan perasaan hancur yang kubuat.

Tak ada yang lebih menyakitkan dari menyakiti orang yang kita cintai.

Aku akan mati dengan rasa bersalah yang tak kunjung usai.

Bagaimana cara menebus semua ini?

Aku bahkan meragu, mungkinkah ia akan tetap berada disisiku?

Bukan cintanya yang hilang, tapi rasa percaya itu sudah tak mungkin lagi aku dapatkan.

Aku memejamkan mata yang rasanya sudah hampir buta ini.
Air mataku bahkan belum lelah untuk menghakimi perasaanku sendiri.

Kehilangan Lisa, tidak mungkin.

Sekuat hatiku, aku akan mempertahankannya.

Aku bersumpah, sekalipun ia tidak mencintaiku lagi, aku akan memastikan jika ia akan tetap dan selalu menjadi milikku.

Mimpi kami akan tetap berlanjut.

Jika ia berhenti, maka biarkan aku yang menuntunnya kali ini.

Lalisa, my boo.
Where are you, honey?
I miss you.

"Eonni..."

Aku terlalu sibuk dengan lamunanku, sampai tak menyadari Chaeyoung sudah duduk di ranjang bersamaku.

"Manager Oppa menelponku... Ia memintaku untuk menyampaikan padamu, jika acara pembukaan galeri Mino Oppa akan dimajukan esok hari. Suasana di agency sangat kacau, Eonni. Telepon berdering tiada henti meminta klarifikasi tentang beritamu dan Lisa."

Aku mendengus kasar setelah mendengar penjelasannya.

"Abaikan saja, Rosie... Aku tidak ingin mengurusi soal agency... Jika bukan karna menunggu panggilan dari Lisa, aku ingin sekali mematikan ponselku."

Chaeyoung mengangguk. "Aku mengerti..." jawabnya kemudian.

"Hanya saja, jika kau tetap tidak bertindak, mereka akan mengambil tindakan sendiri."

"Mereka mau apa? Bukankah sekarang mereka sudah mengambil tindakan sendiri, dengan menyuruhku datang ke pembukaan galeri lukisan Mino Oppa besok? Mereka akan membuat cerita karangan versi mereka lagi, bukan? For god shake, aku sudah muak. Aku tidak akan datang..."

"Kalau begitu, akan ada berita lain yang akan membuatmu tercengang, Eonni. Terutama untuk Lisa..."

"Mwo?  Apa maksudmu?"

Chaeyoung terdiam sejenak, seolah menimbang kalimat apa yang harus ia jelaskan padaku.

"Tell me, Rosie. Apa kau tahu sesuatu?"

Preuve d'amour (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang