Gio menatap gundukan tanah didepannya, sambil sesekali ia mengusap air matanya yang selalu lancang keluar tanpa ia minta. Dadanya kembali sesak ketika mengingat kebersamaan mereka saat sahabat-nya masih didunia.
Gio mengusap batu nisan yang bertuliskan nama seseorang yang sudah ia anggap kakaknya sendiri.
Ega Indraputra
"Kenapa ga?"lirih gio sambil menundukkan wajahnya
"Kenapa Lo nutupin ini semua dari gua? Kenapa Lo gak jujur aja kalau Syifa adalah calon istri Lo yang Lo maksud itu hiks.."
Gio menghapus air matanya kasar
"Lo tau perasaan gue saat tau faktanya? Sakit ga sakit hiks..! Gue merasa udah rebut dia dari Lo, gue udah lukain perasaan Lo setiap hari karena gua selalu cerita mengenai Syifa sama Lo, kenapa Lo gak jujur aja ga?"
Gio menjambak rambutnya frustasi
"Kalau Lo ngasih tau gua sejak awal mungkin dengan mudah gue lupain syifa, tapi sekarang? Gimana cara gue ngelepasin dia"
"Dan Lo? Kenapa Lo pergi ga? Kenapa Lo pergi sebelum Lo ngasih tau gue semuanya? Kenapa gue harus dengar semuanya dari oranglain? Hiks..."
"Ga, gue gak bisa hiks...gue berasa sendiri sekarang hiks..."
"Kenapa Lo ninggalin gue ga hiks...?"
"Kenapa Lo malah pergi gitu aja? Gimana sama syifa ga? Apa yang bakal gue bilang sama dia mengenai kondisi Lo saat dia sadar nanti hiks....ga hiks...Lo...hiks..." Gio tak bisa melanjutkan kata-katanya lagi, ia memeluk nisan gio sambil sesenggukan.
*
Lain waktu lain dimensi, seorang wanita tengah tersenyum manis melihat sosok yang ia sayangi berada didepannya, meski dengan jarak yang membentangi mereka, tapi itu cukup membuat gadis itu tersenyum bahagia.
"Pulanglah"
Senyum gadis itu kian pudar saat mendengar orang yang mulai ia sayangi mengusirnya?
"Kenapa?"ucapnya sambil mengerutkan keningnya
"Pulang syif! Belum saatnya kau ada disini"
"Tapi kenapa? Aku ingin disini!"
"Tidak syif, lanjutkan hidupmu"
"Apa maksudmu mas? Aku tidak mengerti"
"Kita sudah berbeda Syifa, kau dan aku tidak bisa bersama lagi"lirihnya
"Tapi kenapa? Ayo kita pulang, dan lanjutkan rencana kita untuk membangun keluarga yang bahagia mas"lirih syifa
"Tidak syif, tidak bisa! sekarang pulanglah, Sudah cukup lama kamu tertidur! Waktunya kamu bangun dan melanjutkan hidupmu"ucapnya sambil berbalik arah
"Apa yang kamu bicarakan!"ucap syifa sedikit berteriak
"Pulanglah syif"ucapnya lagi dengan nada lemah
"Baiklah aku akan pulang, asal kau ikut bersamaku"kekeuh syifa
"Maaf syif! Aku tidak bisa ikut denganmu, sekarang kita berbeda! Kita tidak bisa lagi bersama"ucapnya ulang
"Apa maksudmu mas hiks... kumohon jangan ber drama seperti ini hiks..."kini syifa sudah mengeluarkan air mata
"Pulanglah syif, aku sudah bahagia! Dan kumohon jangan menangis, kau harus tetap tersenyum"
"Jangan pergi mas hiks.., aku sudah mulai menerima kamu hiks..! Kita akan menikah sebentar lagi hiks...ayo kita pulang bersama hiks..."tangis syifa seraya meluruh ke lantai
"Menikah lah dengan Sahabat-ku! Gio"ucapnya pelan
Sontak syifa mendongak dengan wajah merah
"Omong kosong! Aku tidak akan pernah mau menikah dengan bocah tengil itu"Teriak syifa
"Dia pria yang baik, bertanggungjawab, dan dia sangat mencintai kamu syif, hiduplah bahagia bersamanya, maka akupun akan bahagia melihatnya"Ucapnya dengan nada tenang
"Apa yang kamu bicarakan mas"lagi lagi syifa berteriak
"Pulang syif!"ucapnya dengan nada melemah
"Mas, aku ingin pulang bersama-mu"
"Tidak bisa!"
"Mas, kumohon jangan pergi!"
"Aku harus pergi syif! Kita tidak bisa lagi bersama"
"Ndak, aku Ndak mau"
"Keras kepala!"
"Aku Ndak perduli, aku hanya ingin pulang jika kau ikut"ucap Syifa mendekati Ega namun yang didekati malah menghilang
Ega tidak menjawab, ia tersenyum manis. Sangat manis sampai sebuah cahaya menarik Ega dan membawanya pergi bersama senyuman manis itu.
"MAAAAASSSSS"teriak Syifa
Syifa meluruh dan menangis sejadi-jadinya, ia tak kuasa lagi Manahan sesak didadanya, perlahan tapi terasa sebuah cahaya ikut menarik membawanya entah kemana.
☘️
Selamat malam,
Ciye,,,yang masih kepo sama kelanjutan ceritanya 😅Yaudah yuk lah next!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Bu Dosen
General FictionGadis itu terus mengabaikan pria yang sejak tadi mengganggunya, mengajaknya kenalan, menggodanya bahkan merayunya. hingga gadis itu jengah dan memberikan tatapan yang begitu tajam kepada pria menyebalkan disampingnya itu hingga membuat pria disampin...