Empat Puluh satu🌿

2.3K 124 6
                                    

Bosan!

Satu kata yang tercetak jelas dibenak gadis cantik yang kini tengah berbaring di brankar rumah sakit itu, sudah sangat lama ia berada ditempat yang memiliki aroma khas obat ini. Dan ia tidak menyukainya

Ya, gadis itu adalah syifa! Kali ini ia sedang sendirian didalam ruangannya setelah kurang dari lima menit lalu keluarganya pamitan untuk ke mushola dan istri abangnya (Wira) yang ditugaskan untuk menjaga syifa sebentar itupun sedang keluar membeli sesuatu untuk Syifa.

Syifa menghela nafasnya lalu menatap dinding didepannya dengan tatapan kosong, hingga tanpa ia sadari air matanya mengalir deras dipipi mulusnya, ketika ia mengingat kembali memori sebelum ia mengalami kecelakaan ini bersama sang calon imam yang amat ia cintai.

"Mas Ega"lirihnya sambil menahan sesak yang kembali melanda dadanya.

Ia terus menangis dalam dia sambil menahan sesak didadanya yang ternyata tak kunjung mereda, ia bahkan semakin kuat memegangi dadanya yang benar-benar nyeri tak terkendali.

Hingga seseorang terbelakak melihat Syifa yang menahan kesakitan, dan langsung berlari menuju Syifa berada.
Dia adalah Gio Arlando

"Astagfirullah, Syifa"panik gio

Syifa tak merespon

"Syifa, kamu baik-baik aja? Aku akan panggilkan dokter"Ucap gio semakin panik saat syifa tak kunjung menjawab ucapannya karena sibuk menahan rasa sakit didadanya

"T..tidak! A..aku mau minum"lirih syifa

Dengan gesit ia mengambilkan air putih untuk Syifa dan menuntunnya dengan lembut. Syifa-pun tak menolak, karena ia memang membutuhkan-nya

"Terimakasih"ucap syifa datar setelah ia merasa baikan

"Eeemm...s...sama-sama"balas ia gugup

"Sudah lebih baik?"tanya gio

"Hmm"

"Mau aku ajak jalan-jalan keluar?"

Seketika wajah syifa berbinar

"Mauuuuu"seru syifa tanpa sadar

Gio yang mendengar itu tersenyum bahagia, sedangkan Syifa setelah menyadari apa yang ia lakukan ia berdehem kecil lalu kembali memasang wajah datarnya.

"Khem, baiklah aku mau"ucapnya kembali datar

Sedangkan gio hanya tersenyum lalu dengan segera mengambil kursi roda dan membantu Syifa untuk duduk disana.

"Biar aku bantu"ucap gio yang hendak menggendong Syifa

"T.. tidak! Aku bisa sendiri"ucap syifa cepat

"Tapi-"

Syifa menatap gio tajam, lalu dengan cepat gio mengangguk

Perlahan Syifa menaiki kursi roda itu hingga berhasil duduk disana.

"Taman?"tawar gio

"Hmmm!"balas syifa singkat

Setelah mendengar jawaban Syifa gio segera mendorong kursi roda itu dengan hati-hati, ia tak ingin Syifa luka sedikitpun akibat kecerobohannya.

Setelah sampai di taman, gio memposisikan Syifa dibawah pohon yang rindang serta disekelilingnya bunga-bunga cantik yang tengah bermekaran.

"Mmm..Syifa?"

"Hmmm"

"Bolehkah aku menghibur kamu?"

Syifa menaikan sebelah alisnya

Love You Bu DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang