Tiga puluh 🌿.

2.3K 95 1
                                    

Semilir angin menyambut kedatangan  seseorang yang tengah berjalan lunglai dihalaman pesantren, tak ada tempat yang terasa sesejuk ini diluaran sana kecuali dipesantren. Tas yang tidak terlalu besar kembali ia gendong untuk melanjutkan pembelajaran-ya setelah beberapa Minggu lalu ia memutuskan untuk kembali kerumah dan belajar di pesantren dengan cara pulang pergi saja karena kuliahnya.

Namun dengan perasaan yang kacau seperti ini, ia memutuskan untuk kembali mengambil cuti kuliah dan kembali menggali ilmu ditempat yang beberapa bulan lalu ia sempat tempati.

Jika ia memenangkan diri dirumah tak akan ada manfaatnya, ia hanya takut jika nanti malah bertambah kacau dan kembali menginjakkan kakinya ditempat laknat seperti dulu.

Nauzubillah!

Ia memasuki pekarangan rumah pak kyai dengan pelan, menghempaskan nafasnya lalu mengetuk pintu kayu itu dengan pelan.

Tak butuh waktu lama, pintu itu terbuka dan menampilkan sosok wanita cantik dengan pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya termasuk juga wajahnya (niqob), gadis itu menunduk dengan wajah bersemu saat melihat siapa yang datang.

Sedangkan gio hanya memasang wajah datarnya sambil menunduk-kan kepalanya, ia tak ingin berdosa karena melihat wanita yang bukan makhrom-nya meski gio tak memiliki perasaan lebih terhadapnya tapi gadis itulah yang memiliki perasaan lebih terhadapnya.

Ah sudahlah!

"Pak kyai ada?"tanya gio sopan namun dengan wajahnya yang datar

"A..ada m..mas!"balasnya pelan

"Saya ingin bertemu"gio berusaha cuek agar gadis didepannya Inis sadar bahwa ia tak memiliki perasaan lebih terhadapnya

"B..baik! Akan saya panggilkan, eumm.. silahkan duduk mas"ucapnya mempersilahkan

Gio mengangguk dan masuk keruang tamu, ia duduk dengan fikiran yang kembali kepada sahabat dan juga cintanya yang telah pergi.

"Assalamualaikum"gio tersadar dari lamunannya dan langsung menyalami pak kyai

"Wa'alaikumsalam pak kyai"Ega kembali duduk saat pak kyai memberikan kode gio untuk duduk

"Kamu apa kabar nak?"pak kyai mengelus pucuk kepala gio lembut

"Alhamdulillah sehat kyai"balas gio dengan suara parau

"Ada apa nak? tumben kamu kemari?Apa kamu sudah berubah fikiran dan ingin menerima lamaran kami?"tanya pak kyai lembut

Glek!

"Eumm..maaf pak kyai, sampai saat ini Anna masih belum bisa menerima"lirih gio

"Tidak apa nak, kami mengerti! Kami juga tau musibah yang tengah menimpamu"

Deg!

"Kyai...tau?"

"Iya! Ayahmu yang bilang"pak kyai menepuk bahu gio supaya tegar

Gio tak bisa menutupi perasaannya lagi, ia runtuh! Bahkan ia menangis sejadi-jadinya dihadapan pak kyai yang sudah ia anggap sebagai ayahnya sendiri.

"Hiks...gio harus....hiks..gimana pak kyai hiks..."gio menutupi wajahnya dengan kedua tangannya sambil menunduk

"Allah tau apa yang terbaik untukmu nak, ikhlaskan mereka!"

"Gio..hiks...bingung pak kyai hiks... sungguh! Hiks...gio sangat menyayangi Ega sebagai hiks.. sahabat sekaligus kakak untuk gio hiks..yang selalu memberikan dukungan dan juga semangat hidup hiks...Bahkan hiks... dia juga yang menyarankan hiks..aku untuk belajar di pesantren hiks.."

"Dan dia.... hiks...aku sangat mencintai gadis itu pak kyai hiks ...aku mencintai akhlaknya, aku mencintai dia yang sangat taat kepada Allah, dia gadis yang shalihah! Aku sangat memimpikan hiks...bisa bersatu dengan dia hiks... hingga kesurga! Tapi dia hiks....dia meninggalkan aku pak kyai hiks...dia meninggalkan aku hiks..."

"Sabar nak! Ujian hidup memang berat, terkadang hal yang kita sayangi, kita cintai bahkan kita miliki bisa hilang kapan saja tanpa kita tahu. Dan kamu harus tau semua yang kamu punya,.kamu miliki dan kamu dapatkan adalah titipin allah dan akan kembali kepadanya! Termasuk sabahatmu dan wanita itu, mereka hanya makhluk Allah sama seperti kita yang terlahir lalu kembali"tutur pak kyai tak tega melihat anak didiknya menangis perih

Gio menarik nafasnya dalam, lalu menghentikan tangisnya secara perlahan, ia menatap pak kyai sendu.

"Pak kyai hiks... terimakasih! Maaf gio jadi menangis disini, Dan pak kyai bolehkah gio kembali ke pesantren?"gio berusaha tegar

"Dengan senang hati, pesantren ini selalu terbuka untukmu nak, kapan saja kamu bisa masuk. Tapi bagaimana dengan kuliahmu?"pak kyai mengerutkan keningnya

"Sementara waktu, gio ambil cuti lagi pak kyai, tapi tidak lama setelahnya gio kembali berkuliah dengan pulang pergi dari pesantren"

"Yasudah tidak apa-apa! Gerbang pesantren akan selalu terbuka untukmu nak, semangat! Perjalanan hidupmu masih panjang nak, manfaatkan dengan baik, jangan kamu sia-siakan"

"Insyaallah pak kyai, gio minta do'anya!"

"Iya nak"

Gio tersenyum samar, ia memejamkan matanya sejenak ia harus kuat, ia bisa. Disinilah hidupnya mulai diukir kembali setelah sekian lama diwarna lalu dihapus begitu saja.

☘️

Selamat siang!
Jangan lupa untuk menilai work aku hehe🍂
Salam manis dariku ✌️
Fy_

Love You Bu DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang