Empat Puluh Enam🌿

1.5K 97 3
                                    

Bocah tengil
Aku diaparment mu

Me
Ngapain

Bocah tengil
Tak bolehkah?

Me
Gak

Bocah tengil
Tapi abi yang meminta

Me
Oh

Bocah tengil
Jadi?

Me
Terserah

Bocah tengil
Syukran katsiran, aku anggap kamu mengizinkan

Me
🤨

Bocah tengil
ILY

Me
Maksud?

Bocah tengil
Tidak ada, hanya sebuah kata yang mengandung berbagai macam makna dan aku suka

Me
Oh

Syifa meletakkan ponselnya ditas, ia menyandarkan kepalanya dikursi kemudi lalu memejamkan matanya

"Diapartmen-mu ada gio"ucap Wira tiba-tiba

"Hmm"balas syifa

"Kau tau?"tanya wira

"Hmm..baru saja dia bilang"ucap syifa seadanya

"Oooouuww, sudah mulai chatting rupanya"goda Wira

Syifa membuka matanya lalu menatap abangnya dengan kesal

"Sejak kapan?"ucap wira

"Apa?"

"Dekat"

"Ndak tau"

"Kalian dekat?"

"Tidak"

"Lalu bagaimana dia bisa sampai ingin melamar mu dek?"

"Entah"

"Apa kata Abang, pesona kamu itu sulit ditolak dek"

"Apasi"

"Tapi Abang liat, dia tulus cinta sama kamu dek"

"Sok tau"

"Abang sudah lihat gelagat aneh saat ketemu dia di rumah sakit tiga tahun lalu"

Syifa menengok ke arah Wira

"Abang liat, dia sangat terpukul dengan keadaan kamu. Seakan bukan hanya kamu yang sakit tapi dia juga ikut merasakan sakit, Abang bisa lihat itu, Abang bisa lihat betapa kamu sangat berarti buat dia dek"

"Hanya rasa iba seorang mahasiswa kepada dosennya"

"Gak dek, ini beda! Abang bisa bedain mana rasa iba dan mana rasa cinta! Dan Dimata gio saat itu adalah rasa cinta bukan iba"

"Kau tau, saat itu kamu sempat dinyatakan meninggal dan Abang menghubungi gio dan dia terlihat sangat kacau, kau sendiri juga mungkin ingat bagaimana paniknya dia saat masuk diruangan kamu waktu itu kan, setelah kamu dinyatakan ternyata kamu siuman dari koma"

"Hmm"

"Bukankah itu sangat langka? Mencari pria seperti dia sangat sulit dek, dia begitu mencintai kamu dan sangat menghargai kamu"

"Aku tahu"

"Jika kamu tau, kenapa masih berfikir memberikan jawaban apa untuknya? Kenapa tak kau jawab saja iya"

"Abang ini mengenai hidupku, bukan hanya sehari atau seminggu, tapi seumur hidup, ifa hanya tak ingin salah ambil keputusan"ucap syifa yang akhirnya bicara panjang

"Baiklah Abang mengerti, tapi Abang harap kamu memberikan jawaban sesuai harapan kami"

Syifa tak menjawab, ia hanya diam sambil melihat luar jendela mobilnya.

*

Syifa menyandarkan kepalanya di bahu abinya yang tengah sibuk bermain catur dengan gio diruang tamu. Tak lupa tangannya yang bergelayut manja di lengan Abi, sungguh hal itu membuat gio tak henti-hentinya tersenyum.

Abi yang melihat sejak tadi gio menahan senyumnya-pun mengerti.

"Ifa memang seperti ini nak gio, meski wajahnya terlihat garang tapi ia tipikal bocah manja jika sudah bersama Abi atau uminya"kekeh Abi

"Abii"kesal Syifa

"Loh, memang benar to?"ucap Abi lagi sambil terkekeh

"Cuma sama Abi, umi"ucap syifa

"Nanti kalau sudah punya suami, sandaran mu bukan lagi Abi atau umi lagi sayang, tapi suamimu"

"Abii...ifa-"

"Ifa-nya Abi harus denger, jika iga nanti sudah menikah jadilah istri yang selalu patuh sama suami, yang selalu sejuk bila suami Padang, jangan menunjukkan sikap datarmu ini ya?"lanjut Abi sambil mengelus pucuk hijab Syifa sayang

"Abii"ringis ifa

Sedangkan gio hanya melihat interaksi keduanya dengan sedikit rasa cemburu, ia tak pernah merasa sedekat itu dengan Dady ataupun momy.

☘️

Selamat siang 💥
Bismillah, semoga kalian suka ya sama lanjutan ceritanya, kalau ada kata yang janggal ataupun tak kalian mengerti bisa komen ya gaeeyyss🤗

Jangan lupa voment juga ya kak☺️ditunggu.

Love You Bu DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang