Lima Puluh Delapan 🌿

1.6K 99 1
                                    

Syifa memilin baju gio dari belakang, ia malu. Kini dihadapannya sudah ada umi dan Abi Syifa yang tengah menatap mereka tersenyum geli.

Sedangkan gio, ia hanya memasang wajah ramahnya dan tenang. Sungguh seperti tak terjadi apa-apa 🤨

Syifa dengan pelan melepaskan pilinan baju gio dan menghampiri umi dan abinya yang terlihat masih menahan senyum menggoda mereka.

"Eeeuumm... assalamu'alaikum umi Abi"ucap syifa pelan lalu diikuti dengan gio dibelakangnya dan mencium punggung tangan Abi dan umi.

"Wa'alaikumsalam!"balas mereka

" Seperti-nya kami kesini terlalu pagi ya bi?"ucap umi

"Iya mi, kayaknya kita gagal nimang cucu tahun ini"goda Abi

"Abiiiii"rengek syifa sambil menutupi wajahnya

"Kenapa ifa?"tanya Abi sambil terkekeh geli

"Abi nyebelin"

"Lah, kok Abi? Hehee..kamu malu hmm? Kenapa harus malu, suami kamu saja tampang nya biasa aja"ucap abi

"E..eh!"gio menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Urat malu mas gio sudah putus bi, makanya biasa aja!"kesal Syifa sambil menatap gio kesal

"Huss...Ndak boleh seperti itu! Ndak baik"tegur umi

Gio hanya menunjukkan deretan giginya saja.

"Umi sama Abi kapan tiba kesini?"

"Pagi tadi, Oya tadi bang Wira telpon Abi dan Abi dengar rumah baru kalian sudah bisa ditempati Minggu ini"

"Rumah?"

"Iya rumah"

"Mas?"Syifa menatap gio butuh penjelasan

Gio hanya menunjukkan deretan giginya

"Iya dek, mas beli rumah buat kita! Gak mungkin dong dek kita tinggal di apartemen ini terus, dan lagi ini adalah apartemen kamu"

"Tapi mas-"

"Mau ya? Please"

"Tapi mas-"

"Adek, kan umi udah pernah bilang sama kamu sayang. Ikuti kemanapun suamimu pergi, selama itu masih hal positif. Ingat nak Syurga mu itu sekarang ada disuami kamu, bukan lagi sama umi"

"Maaf mi"

"Minta maaf sama suami kamu nak, bukan sama umi"

"E..eh! Tidak usah umi. Ini bukan masalah, menolak pendapat itu hak setiap insan! Jadi-"

"Mas, maaf aku salah! Aku telah berdosa karena menolak ajakan mas, padahal itu hal yang baik"

Gio menghela nafasnya pelan

"Tidak dek, Adek Ndak salah! Mas tidak bendu sedikitpun"gio mengelus pucuk hijab Syifa lembut

Umi dan Abi melihat kehangatan yang terpancar oleh sikap gio hanya tersenyum haru dan bersyukur karena ternyata Syifa dan mereka tak salah mengambil keputusan untuk menerima lamaran gio kala itu.

"Oya, umi sama Abi pagi-pagi kesini itu niatnya mau ajak kalian ke malang"

"Apa ada acara bi?"tanya gio

"Ah..tidak ada! Hanya berlibur, bukankah kalian hari ini dan dua hari kedepan libur?"

"Iya bi"balas mereka

"Jadi?"

"Tapi bi, baru saja mas gio hendak mengajakku ke pesantren tempat ngabdi-nya dulu"timpal syifa tak enak hati.

"Ah.. tidak apa dek! Ke pesantren lain kali saja! Atau setelah kita ke malang"cegah gio

"Tapi mas"

"Tidak apa, lagian mas pengen lebih kenal lagi sama keluarga Adek yang disana"

"Baiklah"

"Jadi?"

"Iya bi, kami ikut"ucap gio

"Yasudah, sekitar jam 10 pagi! Abi sama umi tunggu di bandara ya?"

"Siap bi"

"Iya bi, Oya hi ticet-"

"Sudah Abi pesankan"

"Baiklah"

"Sepertinya Abi sudah merencanakannya sejak jauh-jauh hari, sampai tiketnya saja sudah dibeli"bisik gio

Syifa mengangguk pelan

"Yasudah! Kamu pulang dulu saja"

"Loh, tidak sarapan disini aja bi mi?"

"Tidak, umi sama Abi tidak mau nganggu kalian yang lagi usaha"

"Usaha apa mi?"

"Buat dedek lah apa lagi"ucap umi sambil terkekeh pelan

"Umiii"rengek syifa membuat mereka tertawa

"Hehehe... yaudah! Ya kami pamit! Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam!"ucap syifa dan gio sambil menyalimi tangan keduanya

"Hati-hati Abi"

Abi tersenyum sambil mengangguk begitupun umi.

Setelah mereka pergi Syifa dan gio menuju ruang makan, untuk sarapan pagi.

"Jadi?"tanya gio sebelum sampai diruang makan

"Apa?"Syifa berbalik dan menghentikan langkahnya

"Usaha"gio menaik turunkan alisnya

"Usaha apa mas?"tanya syifa bingung

"Yang umi bilang"gio mengedipkan sebelah matanya

1

2

3

Loading!

"Ihhh...maasssss"kesal syifa saat Mengerti apa yang gio bicarakan, lalu syifa menggeplak lengan gio pelan berkali kali

Sedangkan gio, bukannya marah karena sudah ditolak, ia justru terbahak lalu berlari menghindari pukulan pelan Syifa.

☘️

Assalamualaikum 🎉
SELAMAT TAHUN BARU ISLAM

1442 H

SEMOGA DITAHUN INI DAN SETERUSNYA KITA SEMAKIN MENINGKATKAN KEIMANAN DAN SEMOGA SEGALA KEGIATAN KITA BAIK ITU KERJA, KULIAH, SEKOLAH ATAUPUN YANG LAINNYA SELAGI ITU BAIK SELALU DIBERI KELANCARAN. AAMIIN.

DAN SEMOGA YANG BELUM DAPET JODOH BISA DAPETIN JODOH SECEPATNYA, JODOH YANG SHALIH/SHALIHAH YANG BISA MEMBUAT KITA SEMAKIN DEKAT DENGAN SANG KHALIQ.

DAN UNTUK YANG SEDANG ISTIQOMAH DIBERI KELANCARAN DAN KESABARAN 🌿

AAMIIN.

Salam manis dariku.
Fysafitri

Love You Bu DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang