Dua puluh sembilan🌿.

2.1K 97 1
                                    

Tit!

Tit!

Tit!

Tit!

Tit!

Hanya suara motinor yang mewakili kesunyian disebuah ruangan yang bernuansa putih, menemani dua orang yang terbujur kaku diatas brankar rumah sakit, mereka sama-sama kritis, namun berbeda nasib.

Satu orang tengah melawan masa kritisnya, bahkan terbilang sangat kecil untuk bisa diselamatkan. Namun semuanya hanya berserah kepada sang maha kuasa, dialah yang menentukan ajal seseorang.

Sedangkan satu orang lagi diantara mereka seluruh tubuhnya sudah tertutup kain putih, dari ujung kaki hingga ujung kepala. Siap untuk kembali kepada sang maha kuasa dan meninggalkan dunia yang begitu fana ini.

"Dek hiks... Apa yang terjadi hiks... Kenapa semua berakhir seperti ini hiks...ya Allah hiks.. kenapa dia ya Allah hiks...kenapa harus dia hiks..." Tangis seseorang yang tak henti-hentinya sejak mengetahui kabar duka itu dari keluarganya.

Dia adalah Wira, kakak dari Putri Syifa Saraswati. Wira segera ke Bekasi menggunakan jalur tercepat menuju rumah sakit saat mengetahui kabar duka yang datang dari keluarganya itu.

Wira tak bisa menahan tangisnya saat ia benar-benar berada dihadapan adik kesayangannya yang terbujur kaku disalah satu brankar rumah sakit.

Karena tak tahan ia berlari keluar dan menuju mushola untuk mendo'akan Syifa, meski semuanya terbilang terlambat sapi Wira terus memohon kepada sang maha pencipta.

Sedangkan disisi lain,

Umi Syifa pingsan, dan Abi terus menangis bisu sambil memukul dadanya yang sesak, bagaimana tidak! Putri kesayangan-nya yang sebentar lagi akan lepas tanggung jawab dan akan diserahkan kepada orang lain itu justru kini mengalami kecelakaan bersama calon suaminya sendiri.

Pintu berdecit dan keluarlah seorang dokter setengah baya dengan wajah lirihnya. Matanya sembab karena harus menangani putri-nya sendiri yang mengalami kecelakaan parah, ya putrinya! Gadis mungil itu adalah putri dari sahabat lamanya, Pratama!  Yang sudah ia anggap putrinya sendiri.

Alan Primata, seorang dokter terkenal dibekasi sekaligus pemilik beberapa perusahaan terbesar di Indonesia. Umurnya memasuki 41 tahun tidak mengurangi kegagahannya. Ia juga Sahabat Pratama (Abi syifa)

Setelah keluar dari kamar rawat Syifa, Pratama langsung memeluk Pratama yang gemetar akibat menahan tangisnya, ia tak tau lagi bagaimana jalan hidupnya melihat kondisi putrinya disana terbujur kaku dengan kain yang membungkus sebagai tubuhnya.

"Hiks... putriku hiks.. Kenapa harus putriku lan hiks..."tangisnya pecah saat berada diperlukan sahabat-nya

"Hiks...dia juga putriku, aku tau bagaimana perasaanmu hiks...yang tabah! Hiks...aku tahu ini sulit hiks.."alan membalas pelukan Pratama tak kalah eratnya.

"Sebaiknya kau masuk"pinta akan

"Aku..hiks..aku tidak kuat hiks.. melihatnya hiks..."

"Aku tau kamu kuat! Tapi apakah kamu tidak ingin melihat putrimu untuk terakhir kalinya sebelum dia benar-benar pergi"lirih akan

"Hiks....aku hikss.....akan masuk!"

Pratama langsung masuk keruangan yang dingin itu dengan hati yang mencolos, ia tidak pernah membayangkan akan berpisah dengan Putri kecilnya ini, putri yang selalu manja dan mengadu kepadanya disaat uminya tak mau mengabulkan keinginannya.

Pratama mencium lama kening putrinya untuk yang terakhir kali, rasa sesak di dadanya tak bisa ia tahan lagi, ia meluruh kelantai sambil menggenggam tangan mungil itu dan menciuminya.

Sebagai seorang ayah, Pratama amat tersiksa. Meski putrinya ini lebih dekat dengan uminya tapi putri kecilnya ini akan selalu lari kepadanya apabila merajuk dengan uminya. Ingatlah! Kasih sayang seorang ayah tak pernah ia tunjukkan langsung dihadapkan anak-anaknya.

Memberi mereka kenyaman, adalah jalan pintas bagi seorang ayah untuk menjaga, melindungi dan memberikan kasih sayang penuh kepada anak-anaknya.

Sekali lagi, Pratama bangkit dan mengecup kening putrinya lama dengan air mata yang tak kunjung berhenti.

"Selamat hiks..tinggal sayang hiks... sampai ketemu hiks..dilain masa hiks..."lirihnya tak tertahankan

*
Seminggu sudah setelah kejadian yang amat menyesakkan hati setiap orang itu terjadi bahkan sampai saat ini kabar kecelakaan yang dialami Ega dan syifa masih marak diperbincangkan dikampus Syifa mengajar, banyak dari mereka yang bertanya-tanya, kaget, penasaran dan perasaan lainnya.

Syifa adalah dosen yang banyak digemari disana, meski sifatnya yang dingin dan selalu menunjukkan wajahnya yang datar kepada setiap mahasiswa tapi ia tatap dosen yang terbaik disana. Cara ia menyampaikan materi, komitmen, ketegasan, motivasi yang selalu ia berikan kepada mereka meskipun secara tidak langsung Syifa sendiri sadari. Itu banyak dibuat inspirasi bagi mahasiswa disana!

Gio?

Gio menatap kosong jendela kelas kampusnya dengan tatapan kosong, ia  menengok ke sebelah kursinya yang biasanya disanalah sahabat terbaiknya, motivator hidupnya berada, menyunggingkan senyum tulus tanpa fake.

Tak terasa air mata kembali menetes dikedua pipinya, sesak didada kembali melanda. Ia tak bisa! Kenapa sahabatnya pergi meninggalkan dia sendiri sendiri. Kenapa? Bahkan dia tega meninggalkan dirinya sendiri untuk selamanya!

Ya Ega dinyatakan meninggal dunia setelah ia berusaha menjalankan masa kritisnya, namun itu hanya memiliki kesempatan yang amat kecil sampai tak sampai 1 hari Ega menghembuskan nafas terakhirnya dengan mengucapkan kalimat syahadat yang dituntun oleh seorang dokter yang menanganinya.

Gio mendapatkan kabar dari keluarga Ega sehari setelah Ega dikuburkan, sehingga dia tidak bisa melihat sahabatnya untuk terakhir kalinya.

Gio semakin menangis saat ia ingat terakhir ia menemui Ega dengan mood yang tidak baik, jadi seakan gio mencuekinya. Padahal tidak! Ia hanya ingin tau ada hubungan apa Ega dan syifa.

Syifa?

Ah gadis itu!

Ega menjambak rambutnya kasar sambil berteriak kecang dengan air mata yang tak henti mengalir dikedua matanya, kini ia kehilangan keduanya. Cinta dan persahabatan!

Kini dunia seorang gio Arlando runtuh, mereka berdua meninggalkan gio sendirian. Sahabat sejatinya meninggalkan-nya dan Syifa? Cinta sejatinya juga meninggalkan-nya!

"Salah apa aku selama ini ya Allah! Kenapa dunia begitu kejam kepadaku"teriaknya

Dia tidak perduli ada dimana dia sekarang, ia  hanya meratapi nasibnya yang harus ditinggalkan Sahabat sekaligus cintanya dalam waktu bersamaan.

☘️

Selamat siang!
Jangan lupa tinggalkan jejak 🙏
Salam manis dariku ✌️
Fy_

Love You Bu DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang