"Thank you Abi"ucap pricyl tulus
"Sama-sama sayang"balas gio lalu mengelus rambut halus pricyl
Pricyl membuka hadiah dari gio dan tenyata isinya adalah....
"Ini...apa Abi?"tanya pricyl sambil mengeluarkan benda itu dari paper bag
"It's hijab"ucap gio seraya tersenyum begitupun Syifa
"Hijab?"
"Iya kain yang wajib dipakai oleh setiap wanita"ucap gio lembut
"Momy tidak pernah memberitahu" pricyl menatap aneh kain itu.
Syifa dan gio saling pandang
"Honey, apa kamu pernah diajak oleh momy and Dady untuk beribadah ?"tanya Syifa hati-hati
Pricyl mengangguk semangat.
"Where?"tanya gio
"The Church"balasnya cepat
Deg!
Terkejut? Sudah pasti. Satu persatu fakta terungkap mengenai kehidupan bocah kecil ini."Mas"gumam syifa sambil menatap gio
Gio tersenyum sambil mengangguk kepada Syifa.
"Dek sepertinya bang Wira sudah sampai! Ayo kita masuk"ajak gio sambil menggandeng tangan Syifa dan menggendong Pricyl.
Sedangkan Syifa hanya diam masih tak menyangka bocah yang ia angkat ternyata bukanlah dari keluarga muslim.
🍂
"Orang sibuk mah beda"kekeh gio
"Oya dong"ucap Wira sombong
"Gimana kabarnya bang?"gio merangkul Wira
"Alhamdulillah sehat! Lu gimana? "
"Alhamdulillah sehat"
"Bang"Syifa mencium punggung tangan Wira
Wira hanya mengelus pucuk hijab Syifa
"Dek, anak siapa ini?"tanya Wira saat menyadari gio yang menggendong seorang anak
"Anak kami"Celetuk gio
Pltak!
"Awhh"gio sontak mengelus kepalanya yang dijitak
"Lo kira bikin anak kayak bikin cilok? Satu hari jadi"geram wira
"Bang, kok maen jitak jitak suami ifa"bela Syifa sambil mengelus pucuk kepala gio lembut
"Beuuhh..udah bucin begini nih"Wira memutar bolamatanya malas
"Ih abang"kesal Syifa
"Ya suami adek-nya aja nih, kalau ngomong kagak di kukus dulu"tutur wira
"Kan bercanda bang"bela Syifa lagi
"Belain teroosss"Wira memutar bolamatanya malas
Sedangkan gio hanya meledek Wira
"Awas lu"ucap wira dengan tatapan tajamnya
"Udah-udah! Kok malah ribut, nanti umi aja yang cerita"lerai umi
"Kan-"
"Udah, ayok kita makan siang saja dulu"umi menggiring anggota keluarganya untu menuju ruang makan
Mereka semua mengangguk dan menuju ruang makan
🍂
"Jadi? Kalian mau adopsi anak ini?"tanya Wira setelah mendengar cerita yang umi jelaskan.
Mereka mengagguk semangat.
"Kalian tau kan resikonya seperti apa jika dia sudah beredar nanti?"Tanya Wira memastikan
"Iya bang, untuk masalah itu kami tidak akan menutupi sedikitpun kebenaran semua yang memang terjadi. Kami hanya ingin merawat anak ini seperti anak kami sendiri"ucap Wira yakin
"Lalu bagaimana jika-"
"Bang, abang percaya kan sama kami?"ucap Syifa lembut
"Abang percaya dek sama kamu dan gio tapi,..mas ragu kalau-"
"Ndak bang, insyaallah kami akan mendidiknya semampu kami! Dan kami akan berusaha sebisa kami memperkenalkan kepadanya agama kita yang indah ini"ucap Syifa lembut sambil mengelus pucuk rambut pricyl
"Nak, maksud kamu-"tanya umi
"Iya umi, dia bukanlah dari keluarga muslim"cicit syifa
Terlihat dari wajah mereka yang tegang.
"Tapi mi, bi, percayalah kami akan membuatnya mengenal dan nyaman dengan agama kita. Kami akan memperkenalkan keindahan, perdamaian dan kebahagiaan diagama kita. Kami hanya minta do'a dan restu dari kalian"lirih gio
Terlihat Abi yang menghela nafasnya.
"Baiklah!Abi izinkan kalian, kami akan selalu mendo'akan kalian agar berhasil menjadi orangtua pricyl. Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah nak"ucap Abi tegas
"Syukran katsiran Bi"ucap Syifa dan gio bersamaan.
Syifa dan gio tersenyum bahagia dan langsung memeluk pricyl yang tengah duduk diantara mereka, menyimak perkataan mereka yang justru Pricyl sendiri tidak mengerti.
☘️
Maa Syaa allah 🌿
Mana nih suaranya yang masih setia nunggu cerita ini lanjut🎉Salam manis dariku
Fysafitri
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Bu Dosen
General FictionGadis itu terus mengabaikan pria yang sejak tadi mengganggunya, mengajaknya kenalan, menggodanya bahkan merayunya. hingga gadis itu jengah dan memberikan tatapan yang begitu tajam kepada pria menyebalkan disampingnya itu hingga membuat pria disampin...