Lima Puluh Satu🌿

1.7K 100 0
                                    

"Syifa?"panggil gio saat syifa tengah duduk disofa ruang tamu sambil membaca novel islami

Syifa menoleh

"Eemm...boleh aku meminta satu hal?"tanya gio sambil menatap lekat syifa

Glek!

'apa yang ingin dia minta'batin Syifa

"Kenapa?"tanya syifa pelan

"Bolehkah jika mas manggil kamu dengan sebutan dek?"ucap gio

'fyuh! Kirain apa'batin Syifa

"Boleh"balas Syifa spontan

"Gpp?"tanya gio memastikan

"Iya"

"Terimakasih"ucap gio sambil tersenyum manis

Diam sesaat

"Aku-"

"Aku-"ucap mereka bersamaan

"Adek dulu"ucap gio mempersilahkan

"Mas dulu saja"ucap syifa hendak mengalah

"Adek aja, mas setelah Adek"ucap gio halus

"Baiklah, mas apa kamu masih mengizinkan aku untuk mengajar dikampus?"tanya Syifa pelan

"Kamu ingin mas jawab apa?"ucap gio seraya tersenyum manis

"Aku bertanya, apapun jawabnya Adek terima"ucap syifa lembut

"Kalau mas larang kamu? Kamu ikhlas?"gio menaikkan sebelah alisnya

"Tidak apa-apa! Aku turuti"balas syifa sedikit berat

Melihat reaksi Syifa, akhirnya gio tersenyum manis lalu mengelus pucuk hijab syifa

"Dek, mas gak akan memaksa kamu buat mengajar di kampus! Meskipun memang semestinya seorang istri lebih baik untuk selalu berada dirumah dan mengurus keluarganya"

"Tapi mas mengerti keadaan kamu, mas izinin kamu untuk mengajar untuk saat ini! Kamu pasti bosan bukan?, sampai kamu dinyatakan mengandung anak kita kelak mas Ndak mengizinkan lagi kamu untuk bekerja!"tutur gio

Mata syifa berbinar seketika

"Terimakasih mas"ucap syifa sambil tersenyum manis

"Sama-sama! Tapi mas juga berpesan, kamu jangan terlalu lelah, mengajar sewajarnya saja jangan terlalu berkejibun dengan mengurus tugas-tugas mahasiswa ya! Sewajarnya saja"

"Iya mas!"ucap syifa semangat.

'Mas senang liat kamu bersikap lembut dan manis seperti ini dek, semoga akan selamanya seperti ini'batin gio

🍂

Syifa sibuk melipat pakaian yang baru saja kering, sedangkan gio sibuk dengan laptop yang berada di pangkuannya.

"Dek"panggil gio seraya meletakkan lapotonya ke arah samping ranjang

"Iya"Syifa menghentikan lipatannya

"Malam ini temenin mas ke acara pernikahan temen mas ya?"ucap gio

"Iya"balas syifa tanpa bertanya lagi

"Sekarang kamu siap-siap gih, mas tunggu dibawah"ucap gio seraya beranjak

"Mas bilang-"

"Kita akan ke mall, beli baju buat Adek sama mas"ucap gio saat berada diambang pintu kamar

"Baju Adek masih banyak mas"tutur syifa

"Gak apa-apa! Mas mau baju Couple malam ini"ucap gio tenang

"Baiklah mas"

"Tapi sebelum ke mall, kita ke taman dulu ya dek?"tanya gio

"Iya mas! Adek siap-siap dulu"balas Syifa lalu menaruh semua lipatan bajunya ketempat asal.

"Iya"balas gio lalu keluar kamar

"Dek"panggil gio seraya mengembuskan kembali kepalanya diambang pintu

Syifa berbalik

"Jangan dandan terlalu cantik, mas gak mau berbagi kecantikan kamu dengan pria lain"gio mengedipkan sebelah matanya

Blush!

Syifa berusaha menetralkan detak jantungnya, ia memanipulasi dengan cara menggelengkan kepalanya

Skip taman

Saat pertama masuk ke taman kota, Syifa merasa sangat risih dengan para kaum hanya yang menatap gio dengan tatapan nafsu dan heboh.

"Kenapa dek?"tanya gio melihat gelagat aneh pada istri kecilnya

"Aku risih"ucap syifa spontan

"Kenapa?"gio mengangkat sebelah alisnya

"Mereka menatap mas terang-terangan"ucap syifa jujur

Gio menahan senyumnya

"Adek cemburu?"tanya gio jahil sambil menuntun Syifa duduk dikursi taman

"A..ah! Tidak, bukan begitu"balas syifa gugup

"Terimakasih"gio menggenggam tangan syifa yang hangat

"Eh..untuk apa"gugup Syifa

"Sudah berusaha membuka hati untuk mas"gio menatap wajah ayu Syifa tulus

"Bantu mas, supaya mas bisa membuat Adek Semakin yakin membuka hati Adek buat mas"gio mencium tangan Syifa yang ia genggam lalu menundukkan kepalanya

"Mas-"

"Mas tau sulit buat Adek, Nerima mas! Tapi mas akan selalu berusaha buat Adek selalu nyaman dideket mas dan terus mencoba membuka hati Adek buat mas sampai berhasil sempurna"lirih gio

"Mas aku-"

"Ndak dek, mas memang sangat jauh jika dibandingkan dengan Ega! Yang bisa dibilang suami idaman kamu, mas juga sangat awam mengenai ilmu agama, tapi mas akan terus berusaha dan belajar terus supaya bisa menjadi imam yang baik buat kamu"tutur gio pelan

"Maafkan mas yang ber-"

Drep!
Syifa meletakkan jari telunjuknya dibibir hangat gio membuat gio menatap syifa.

"Jangan katakan apapun lagi mas, yang lalu biarlah berlalu, jangan bahas yang sudah berlalu mas! Aku sudah terima mas, jangan katakan apapun lagi! Mungkin ini jawaban dari sang Khaliq mengenai jalan kita mas"

"Semenjak akad bergema, hatiku, dan seluruh hidup Adek Udah Adek kasih ke mas, jangan pikirkan apapun yang bikin mas merasa bersalah"

"Jika kamu sudah menerima mas, kenapa sikap kamu-"

"Mas, mas tau sikap Adek seperti apa! Tidak mudah merubah kebiasaan seseorang mas, adek yang selalu bersikap dingin dan berusaha untuk bersikap seperti orang pada umumnya, tapi adek Ndak bisa mas! adek harap mas selalu menerima sikap Adek bagaimana-pun"

"Dek, dengerin mas! Mas suka Adek yang apa adanya. Maaf! Mas salah faham sama sikap Adek, jangan rubah apapun dalam diri kamu dek, mas suka semuanya!"ucap gio merasa bersalah

Syifa hanya tersenyum manis, namun senyum manis itu seketika berubah menajadi wajah panik saat melihat gio yang menahan sakit pada area tubuhnya.

☘️

Malam kak🍂
Lanjut gak nih🤭
Hayu lah, jangan sampe ketinggalan Yo🔥

Salam manis dariku💞 Fysafitri

Love You Bu DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang