Dua puluh lima🌿

2.1K 89 0
                                    

Empat Bulan berlalu

Wajah pria itu nampak berbinar saat ia memasukkan tempat yang sudah cukup lama ia tinggalkan. Wajahnya terlihat berseri-seri seakan ingin mendapatkan sebuah mutiara. Ya, mutiaranya..syifa!

Gio melangkah cepat menuju kantin sebelum ia memasuki ruang kelas-nya.

Gio menatap sekeliling kantin yang cukup banyak orang yang menyapanya juga, dan ia hanya membalas-nya dengan ramah.

Pandangan gio beralih kepada seorang pria yang selama ini menjadi motivator hidupnya sekaligus sahabat terdekatnya. Ega Indraputra.

Ia ingin memberikan nya sedikit kejutan, mengenai kehadirannya yang tiba-tiba tanpa memberitahunya.

"Assalamualaikum"sapa gio pelan

"Wa'alaikumsalam"balas Ega sambil menatap ponselnya namun tak lama ia menaruh ponselnya dan mulai mendongak dan sontak terkejut dengan apa yang dilihatnya.

"Masyaallah! Gi? Ini Lo?"bolamata Ega membulat karena terkejut

"Menurut lo?"Ega menaik turunkan alisnya

Tanpa pikir panjang Ega memeluk gio erat, ia merindukan sahabatnya.

"Sumpah gue kangen banget sama Lo gi, ayo duduk duduk"ucap gio sambil melepas pelukannya dan menarik gio untuk duduk disampingnya

"Gue juga sama ga, kayaknya tanpa Lo ibarat sayur tanpa garam hidup gua"kekeh gio

Ega tersenyum ngeri lalu Ega memperhatikan penampilan gio dari atas hingga bawah.

"Widieh, kayaknya udah banyak perubahan sama Lo gi"

"Alhamdulillah ga, semoga perubahan gue ini baik"gio tersenyum tulus

"Aamiin, Oya kapan Lo balik? Lo kagak ngasih tau gua gi?"Ega meninju pelan lengan gio

"Kemarin ga"

"Terus gimana gimana sama yang disana?"

"Yang disana apanya?"

"Ck, cerita lah sedikit! Pelit banget lo"Ega menggeplak lengan gio pelan

"Heheh..iya selow"Ega tertawa ringan

Setelah itu Ega menceritakan semuanyan kepada Ega mulai dari pertama kali ia mencoba untuk tinggal ditempat yang terkurung itu sampai ia menjadi nyaman bahkan ingin selalu tetap disana.

Gi juga menceritakan menganai seorang santriwati yang tak lain adalah anak pak kyai sendiri yang mengaguminya dan pak kyai yang melamarnya! Ya, pak kyai melamar gio untuk putrinya.

"Lo sumpah gi? Putri pak kyai Lo tolak gitu aja? Lo sehat kan?"kejut ega

"Ck, ya mau gimana lagi ga, hati gue masih nyangkol sama yang lain"lirih gio

"Terus gimana tanggapan mereka?"

"Ya mereka cuma bisa menerima keputusan gue, Karena itu memang hakk gue sih, ya papah sama mamah juga awalnya sempat kecewa sama gue ga karena gue menolak lamaran itu, tapi akhirnya mereka bisa mengerti setelah gue ceritain alasan gue menolak lamaran itu"

"Gue sebenernya gak enak juga sih ga sama mereka, dan pak kyai sampai bilang kalau misalnya gue berubah fikiran mereka masih mau menerima gue, sebelum 3 bulan"

"Terus Lo gimana?"

"Gue? Kan gue udah bilang hati gue masih sama yang lain"dengus gio kesal

"Maksud Lo Bu syifa?"

"Hmmm"gio mengangguk sambil tersenyum manis

Deg!

'ya allah, kuatkan aku'batin Ega

"Oya ga, selama gue gak ada ada kabar apa mengenai Bu dosen?"

"Ha...emm.. kabar apa?"

"Ck, ya misalnya dia sering ketemu sama cowok misterius itu mungkin?"

"Cowok misterius?"

"Ck, iya! Cowok yang pernah gue liat waktu itu ditanam kampus"

Glek!

"O..oh! Emm...Ndak tau sih gi, keliatan-nya fine fine aja. Gue juga sekarang jarang liat dia kecuali pas mata kuliah"

Gio hanya ber-o ria

"Gi Lo udah sholat duha?"
"Belum"

"Mau ikut?"

"Boleh! Yuk"

Setelah itu mereka menuju mushola kampus yang letaknya tak jauh dari kantin.

Setelah sampai di mushola dan hendak mengambil air wudhu, mereka papasan dengan syifa, gio yang melihat wanita yang dirindukan-nya ada dihadapannya itu hanya menundukkan kepalanya sambil tersenyum malu sedangkan ega? Ia tak ingin syifa mengapa-nya dan membongkar semuanya jadi ia memalingkan pandangannya berpura-pura melihat arah gerbang mushola yang cukup ramai.

☘️

Selamat malam!
Masih semanget baca work aku kan!
Jangan bosen ya guys🌿

Salam manis dariku ✌️
Fy_

Love You Bu DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang