Lia

4.6K 244 2
                                    

"Maafin aku ya Ya, yang gak peka"

Seketika air mata lia mengalir, gw kira lia sudah tidak akan menangis untuk hal ini. Memang tanpa suara tapi lumayan deras, ternyata hal ini memang menguras emosinya, lia sungguh2 cemburu dengan apa yang diliatnya, omaigad..ini pertama kalinya lia cemburu dan menangis sesenggukan depan gw karna cemburu.

"Loh Ya, kan tadi udah ketawa..kok sekarang malah nangis sih?" Gw berusaha mengusap air matanya sebelum diliat bunda.
"Iyaaa, aku salah baal..aku mikir kamu yang gak2" lia terus sesenggukan menyalahkan dirinya, sungguh ini sesuatu yang gak bisa gw tebak, lia membuat gw bener2 merasa berdosa hari ini..sungguh!

"Ya, aku yang salah..aku emang gak peka, udah yaaa sstt stttt" gw terus berusaha gimana pun caranya membuatnya agar berhenti menangis.
"Harusnya aku tau kalau dia tim kamu di band, harusnya aku nanya dulu sebelum marah ke kamu tadi"
"Ssstt, udah gak apa2, sekarang kamu tau kan? Harusnya aku juga bilang lebih dulu ke kamu. Udah tenang yaaa..bunda ngeliatin loh"
Gw mencoba menakut-nakutinya. Lia langsung mengusap air matanya karna takut bunda pasti akan menanyakan nya.
"Hahahahahaahha" gw ketawa ngakak.
"Kok kamu ketawa?"
"Kamu lucu Ya, kamu cemburu ke aku?"
"Loh? Jadi aku gak boleh cemburu?"
"Boleh dong Ya! Tapi bilang2.."
"Mana ada cemburu bilang2" lia sambil melengos pergi ninggalin gw menuju ruang tv.

"Eh shasa, udah makan nya nak?" Tanya bunda  ke lia yang sembari mengajaknya duduk disebelahnya.
"Udah bun, kenyangg.." sambil mengusap2 perutnya.
"Aisyah lagi main apa?" Lia berpindah duduk di karpet untuk melihat teh ody yang sedang menemani aisyah bermain boneka.
"Aaaiiiiiiii.." teriak gw berlari dari meja makan menuju dimana mereka duduk, dan sengaja menjatuhkan diri gw ke lia.
"Aduhhh beraaaat" protes lia.
"Ehhh salaahh, aku kira kamu ai Ya" gw sok kaget.
"Ahahahahahah" bunda dan teh ody tertawa berbarengan, tapi lia tetap stay cool, gengsi dia..masih agak ngambek.

————
"Ya, sholat yuk..
abis sholat magrib aku anter kamu pulang ya"
"Hu um.." Lia tersenyum kecil sambil celingak celinguk.
"Kamu nyari siapa? Bunda sm teteh lagi sholat, ohh mau pinjem mukenah?"
"Eh gak baall, sinii deh" panggil lia berbisik menyuruh gw mendekat.
"Aku lagi dapet" lia berbisik.
"Yaaahh Ya...jadi gak bisa dong" gw memukul ujung sofa.
"Gak bisa apa?" Mata lia membelalak.
"Gak bisa ituuuuu" goda gw sambil melirik nakal.
"Apaan sih, udah sana sholat" lia mendorong gw.
....
Setelah selesai sholat gw duduk di ruang tv menunggu bunda dan teh ody selesai untuk berpamitan.
"Pantesan Ya kamu sensitif" celetuk gw ke lia.
"Emang kenapa baal?" Lia sambil melihat2 majalah yang dipegangnya.
"Iniiii, aku baca...cewe lagi dapet emang sensitif" sambil menunjukan hasil browsing gw di internet.
"Hahahaa kamu niat banget sih" pukul pelan lia ke pundak gw.
"Ohh ini toh biang keroknya"
....
Bunda dan teh ody beres sholat lalu kita segera berpamitan, gw pamit mengantarkan lia pulang, lia juga pamit ke bunda dan teh ody. Pas banget saat kita mau jalan, ayah baru sampai rumah pulang dari kantor.
"Assalamualaikuuuuum, eh ada siapa ini?" Canda ayah ke lia.
"Walaikumsalam om, apa kabar?" lia mencium tangan ayah.
"Alhamdulillah sehat, loh? Mau kemana?" Ayah bertanya karna melihat kita semua di depan rumah.
"Udah mau pulang om" lia nyengir sambil melirik ke arah gw.
"Ohh gitu, ya sudah salam buat keluarga, jangan kemaleman, hati2 ya, hati2 dek" ayah menepuk pundak gw dan berlalu masuk kerumah.
Saat menepuk pundak gw, ayah tersenyum yang mengartikan sesuatu, haahhaa..gw tau maksud senyuman itu, ayah tau gw sedang sangat bahagia bisa bertemu lagi dengan lia, gw memang jarang bercerita sama ayah karna memang waktu kita bertemu juga agak sulit, ayah sibuk dan ketika ayah liburpun gw kerja, tapi pasti ayah banyak mendengar semua tentang gw dari bunda.

....
Diperjalanan mengantarkan lia pulang gw selalu memegangi tangannya, lia pun tak menolak. Sepertinya dia juga udah gak marah lagi ke gw, sesekali gw juga menggodanya agar dia tertawa.

"Ini kak sissy tau klo aku yang anter kamu pulang?"
"Tauu"
"Ohh okay"
"Emang kenapa baal?"
"..."
Jujur gw gak deket sama kak sissy, gw lebih santai bila ketemu kak rifat, suami kak sissy. Semoga saja lia gak meminta gw buat mampir dulu nanti.
....
Sesampainya depan rumah kak sissy.
"Kamu langsung pulang?"
Kalau dari ekspresi lia sepertinya dia pengen gw mampir dulu.
"Oh, wait, aku parkir dulu klo gitu"
Apa lia memang tak pernah bicara to the point dengan apa yang dia inginkan? Apa susahnya bilang "baal kamu mampir dulu ya" or "baal, aku mau kamu mampir dulu ketemu keluarga aku" Kenapa selalu memberi gw pertanyaan yang pada akhirnya itu sesuatu yang harus. Memang lia tak memaksa, tapi kalau sekali lagi gw gak peka itu bakal bikin gw ngerasa berdosa yang kesekian kalinya, Yaaa kamu bener2 gak bisa ditebak. Doain gw bisa melatih kepekaan gw dengan lia setelah ini.

DiggingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang