Bunda kembali dengan membawa bubur, gw nyaris ketiduran lagi.
"Dek, makan dulu ya, ini bubur sama obatnya" Bunda sambil meletakkan bubur di meja sebelah kasur gw.
"Siap bun..aku gapapa kok, kayaknya kecapean aja" balas gw menenangkan bunda.
"Iya pokoknya kamu makan terus minum obatnya, bunda keluar dulu ya, ayah udah nungguin" bunda mencium kening gw dan berlalu.
Baru gw mau bilang Lia mau datang.
...
"Assalamualaikum"Gw mendengar suara Lia, sepertinya dia sudah datang.
"Walaikumsalaaaam, ehh Shasaaaa" terdengar suara bunda menyambut Lia.
Tidak terlalu jelas, tapi gw bisa mendengar sepertinya mereka saling sapa dan melepas rindu, lia memang jarang kerumah gw, mungkin bunda juga kangen anak cantik ini. Entah mereka membicarakan apa, aku mendengar lia tertawa geli, mungkin bunda memujinya, yeah jelas pasti karna dia makin cantik.
——-
(Tok tok) suara ketukan pintu dan bunda membuka pintu kamar."Dekk, ada shasa nihh" bunda tersenyum melihat shasa sambil memeluknya.
"Iya bun, aku tau dia mau datang, bunda kok sumringah banget" goda gw ke bunda yang memang wajahnya terlihat seneng banget kedatangan tamu terhormat ini.
Bunda hanya tertawa dan pamit meninggalkan kita berdua.
"Hai baal.." sapa Lia dengan senyum manisnya masih didepan pintu.
"Sini Ya, cepet banget nyampenya, padahal aku baru mau mandi loh"
"Alah boong, bilang aja kamu emang gak mau mandii" lia sambil tertawa lalu celingak celinguk seperti kebingungan.
"Kenapa Ya?" Gw jadi ikut celingukan juga.
Kamar gw berantakan ya?
"Ehh bukan baal, emm aku duduk dimana ya?"
"Ahahahahaha ya disini aja atuh, gitu aja bingung" tawar gw sambil menunjuk pangkuan gw.
"Ihh kamuuu.." lia sambil menarik kursi dari meja belajar gw ke sebelah gw.Sejenak gw sama Lia sama2 terdiam, lia terlihat memerhatikan gw dengan sedikit senyum nya dan gw pun selalu terpana dengan senyuman itu.
"Kenapa? Ganteng ya?" Canda gw memecah keheningan.
"Eh baal, itu buburnya belum kamu makan?" Lia salting dan mengalihkan pembicaraan.
"Suapin dong.." gw menggoda lia.
"Iyaa sini" ternyata lia menanggapi serius dan langsung mengambil bubur itu.
"Aaaaa..."Gw tertegun melihat wajah lia sedekat ini di hadapan gw. (Gleeeg..) menelan ludah.
"Baal ayooo aaaaa.." ulang lia.
"Emmm" gw segera melahap suapan itu.
Enak Ya"
"Iya, bunda kan yang masakin?" Tanya lia.
"Emang apa yang enak?" Tanya gw balik ke lia.
"Loh? Buburnya kan?" Lia dengan wajah heran.
"Emang kamu gak enak?"
"Iqbaalll..!" Lia mencubit perut gw.
———-
Setelah beberapa suapan gw memutuskan untuk makan sendiri aja, gw gak enak sama lia, bukan gak enak sih, namanya disuapin, sama lia pula, pasti enaklah. Jantung gw yang gak enak, bisa2 meledak ntar, deg2an makin kenceng tiap lia ingin memberikan suapannya. Beres makan, obat juga udah gw minum. Udah 5 menit lia menjawab telpon, sepertinya dari kak irma.
———-
Lia kembali.
"Udah telponnya?"
"Udah" jawab lia sambil mengangguk.
Kamu udah minum obatnya?"
Tiba2 lia menempelkan telapak tangan nya ke kening gw.
"Badan kamu masih panas banget baal"
Sebelum lia kembali duduk dikursi, gw menahannya agar duduk dipinggir kasur deket gw. Lia menurut saja.
"Ntar juga sembuh Ya"
"Tapi harus diminum obatnya ya"
"Gak mau obat ah Ya"
"Loh kenapaa?" Dengan wajah yang langsung berubah marah.
"Iyaaa kan kamu obatnya." Balas gw dengan memegang tangannya.
Lia tersenyum dan dengan reflek melihat kearah tangan gw, lia membalas menggenggam gw. Perlahan-lahan gw memberanikan mendekatkan diri gw ke lia, lia hanya terdiam dan memerhatikan, sesekali dia membasahi bibirnya, jantung gw deg2an, lia menatap gw sedalam itu, darah gw seketika naik ke ubun2, perlahan lia juga mendekatkan dirinya, dan menyentuh pipi kanan gw, aku rindu Ya, biarlah hari ini menjadi hari ku untuk memulai membahagiakan mu.
Perlahan dan pasti bibir gw bisa merasakan kelembutan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diggings
Fanfic(21+) Apakah yang terjadi ketika iqbaal dan shasa dipertemukan kembali diumur 25 tahun, apa yang harus mereka lakukan? Apa yang akan terjadi?! CERITA FANFICT FIX HALU SEMATA YA, dimohon kewarasannya! (terkadang menghayal memang perlu) :* selamat bah...