(Bonus chapter)

4.3K 201 8
                                    

Hari ini aku berniat mencari buku bacaan baru buat menghabiskan waktu senggang dirumah, awalnya ingin pergi sendirian, ke yang deket2 aja seperti Pim, iseng ku coba mengajak kak rini, dan ternyata kak rini bisa, yay.

Entah mimpi apa aku semalem rasa mendadak ingin pergi ke mall ini yang pada akhirnya membuat ku bertemu lagi dengannya , aku enggan bilang kalau saat ini yang ku tunggu, tapi tak bisa ku pungkiri juga kalau ini sungguh membuat jantungku ingin keluar dan lompat2 kegirangan, aku melihatnya lagi setelah sekian lama semenjak dia pergi melanjutkan kuliahnya di melbourne.

Tiba2 ada ketukan perlahan dipundak ku, aku mendengar suaranya memanggil ku "lia" sebutan khas yang hanya dia yang memanggilku seperti itu, hingga sekarang.

Iqbaal, dia di hadapanku sekarang! Apa aku mimpi? Aku gak bisa menutupi kebahagiaan ini, pasti dia bisa melihatnya dari mataku, dia gak berubah, tatapan itu gak pernah berubah.
Kita bertegur sapa berbincang kecil sekilas karna memang itu pertemuan yang gak kita duga2, sepertinya iqbaal agak canggung saat itu, apa karna ada kak rini yang memerhatikan kita? Seperti dia bisa membaca isi pikiranku, iqbaal menarikku menjauh sedikit dari pandangan kak rini, aku senang. Tapi iqbaal sedikit pendiam.
Baal, kamu kenapa sekaku ini? Kamu sakit? Atau memang harus aku lagi yang memulai semuanya? Memang saat itu aku mencoba merasakan perasaannya saat dia memegangi tanganku, tapi itu tidak cukup, aku memutuskan memeluknya, ku harap kamu tau baal, aku sangat amat merindukan kita! Aku senang akhirnya kita bertemu lagi, tapi kenapa kamu sekaku ini? Selama ini aku selalu berdoa kamu baik2 saja disana! Sekali lagi aku sangat amat bersyukur bisa melihatmu lagi sekarang dihadapanku.
....
Hari demi hari berlalu, sesaat setelah aku ijin pamit pulang duluan ke iqbaal karna kak rini ada urusan, aku memutuskan memulai semua ini lebih dulu, aku mengirimkan iqbaal chat yang tak ku sangka hingga sekarang berlanjut dan menciptakan hubungan bahagia lagi antara aku dan dia.
....
Pagi ini iqbaal mengabariku kalau dia sakit, saat itu entah apa yang ada dipikiranku, aku meminta ijin ke kak irma karna tak bisa ikut meeting, aku ingin menjenguknya saja.
Wajah iqbaal hari itu pucat banget, badannya panas, sepertinya dia kecapeaan setelah perjalanan baliknya kemarin, aku menyuapinya bubur bikinan bunda saat itu  berharap dia senang dan segera sembuh.
Cuaca hujan, suasana kamar iqbaal nyaman membuatku betah berlama2, tak apa bersama orang sakit, asal dia adalah iqbaal. Bukan berarti aku ingin iqbaal sakit terus, hanya saat ini, hehehe.
Kita mengobrol kesana kemari, aku akan menemaninya sampai dia merasa lebih baik hari ini.
Omg, apa yang terjadi?
Seberbunga2 inikah rasanya? Tiba2 Iqbaal mendekatiku dan menciumku, herannya aku tak ingin menolaknya, aku membiarkannya, membiarkannya mengalir begitu saja, tak apa baal, akupun menginginkannya. Sepasrah inikah aku saat bersama iqbaal? Aku pun tak bisa menahannya. Tiba2 suara bunda mengetuk pintu, jelas menyadarkan kita, kalau tidak, mungkin aku dan iqbaal sudah...ahh aku merinding.
....

Ini hari kesekian aku bertemu dengannya.
Malam ini iqbaal mengajak ku janjian untuk dinner, ku pikir semuanya akan aku yang selalu mengawali, sepertinya iqbaal banyak berubah, dia makin dewasa, dia pun selalu memulai chat aku duluan setiap pagi ketika dia bangun tidur, sekali lagi aku senang, tanpa lagi menunggu seperti dulu.

Selesai dinner aku mengajak iqbaal ke rooftop yang ada disalah satu hotel dijakarta, ku harap dia suka, karna tempat ini salah satu tempat favoritku, aku ingin membaginya dengan iqbaal.
Ohh iqbaal ku, andai dia tau hatiku masih selalu menginginkan nya. Uhh gemas membayangkan wajahnya nanti.

"Wow Yaaa ini bagus banget, aku suka"
Saat aku mendengar dia bicara seperti itu, rasanya ingin ku menjawab dan berteriak.
"Aku juga suka kamu baal" tapi masa cewe ngomong gitu, gengsi dong, tentu aku menahannya, ku simpan saja dalam hati entah sampai kapan, biarlah dia mengetahuinya sendiri.

Iqbaal selalu memeluk ku dan itu nyaman sekali, wangi nya tak pernah berubah dari dulu, sesekali aku mulai bercerita tentang kehidupanku selama ini, iqbaal pendengar yang baik, dia sungguh2 mendengarkan tanpa bertanya padahal ceritaku sengaja agak sedikit ku lebih2kan untuk memancingnya bertanya atau penasaran dengan siapa pacarku saat itu, ahh entahlah mungkin dia memang tidak tertarik dengan cerita hidupku.

Malam itu terasa cepat sekali, iqbaal sempat membuatku hampir menangis terharu saat itu, tiba2 dia berucap dan berjanji kepadaku untuk tidak akan meninggalkanku lagi. Baal, kamu disana sekolah dukun? Kamu selalu seolah2 bisa membaca pikiranku, pikiran yang dari kemarin2 ku pikirkan, yang selalu ku khawatirkan, sekarang kamu memberiku janji ini, rasanya aku ingin menangis bahagia sekencang2 nya! Peluk aku baal, yang lama, jangan dilepas!

Uhhh pagi ini segar sekali rasanya, ups semalem aku gak mimpi kan? Semalam di lift iqbaal nakal sekali, mungkin sebentar lagi kita jadi tersangka atas perbuatan menyenangkan yang terekam cctv di lift malam itu. Hahahhaa tak apa, kita berbagi kebagiaan kata iqbaal. Hihihi, itu yang selalu membuatku tak pernah bosan dengannya, dia membahagiakan, dia lucu walopun kadang jail dan menyebalkan.
....

Ini pertama kalinya aku merasa iqbaal menyebalkan, kenapa dia tak mengangkatnya saja didepan ku? Apa yang dia bicarakan ditelpon dengan orang itu? Kenapa iqbaal masih berhubungan dengannya? Aku sedih, kesel, pengen nangis, tapi hari ini aku lagi dirumah iqbaal, bertemu dengan teh ody, seharusnya hari ini aku senang karna tadi iqbaal sudah menjemputku kelokasi lalu mengajakku kesini, tapi diperjalanan dia membuatku kesal, biar saja, biar dia tau rasa, aku marah dengannya.

Kenapa kamu gak peka sih baal? Dia kan mantan kamu, aku cemburu.

Akhirnya iqbaal tau apa yang membuatku marah dengannya, dia menjelaskan semuanya, aku cuma pengen iqbaal tak menutupi apapun dariku bila ingin memulai semuanya lagi dari awal, tapi ternyata perasaanku berlebihan, aku terlalu mencemburuinya, seharusnya aku bertanya sebelum menyimpulkannya sendiri.
Aku merasa berdosa saat itu telah berlebihan marah dengannya, tapi seperti itulah iqbaal, dia tetap berusaha mengiburku, membuatku tertawa lagi sampai aku lupa kalau tadi aku sempat membuatnya bingung karna kelakuanku.

Malam ini aku berniat mengajak iqbaal bertemu kak sissy saat mengantarku pulang, tak susah merayunya, hanya memang aku tak ingin memintanya langsung, aku hanya ingin melihat inisiatifnya.
Alhamdulillah kak sissy ikut senang iqbaal sudah menyelesaikan kuliahnya dan kembali ke indonesia, kak sissy juga sempat bilang padaku katanya iqbaal tak banyak berubah kecuali yang terlihat banget dia memang lebih dewasa. Kak sissy bisa lebih percaya bila aku sedang bersamanya katanya. Aku senang mendengarnya, nanti akan ku sampaikan ke iqbaal, aku berharap ini awal yang baik untuk hubungan kita kedepannya, amin.

DiggingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang