Berita Menyenangkan

123 17 2
                                    

      "Tidak, pergi sana. Ini milik kakaku!!"

      Suara jeritan anak kecil itu mengalihkan pandangan keduanya. Kerumunan anak kecil itu membuat rasa penasaran Zehhad meningkat. Perlahan kaki kirinya melangkah, menyeret kaki kanan yang masih terasa sakit.

        "Jangan!!"

       Sedetik kemudian Zehhad dapat menemukan sosok yang sedang menjadi tontonan itu. Ia masuk ke dalam keramaian hingga membuat anak kecil itu melonggarkan lingkarannya.

         "Kakak!" ucapnya kemudian memeluk Zehhad.

        Zehhad melepas pelukan adiknya. "Kenapa denganmu Shela?"

        "Mereka jahat kak! Mereka selalu meminta ini." Shela menunjukan sebuah kotak berisi walnut yang masih banyak. "Ini punya kakak, aku tidak akan membiarkan mereka memakannya."

       Zehhad tersenyum, "Shela, inget ini ya;

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Artinya : “Dari Abu Hurairah Rasdhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua malaikat kepadanya lalu salah satunya berkata; “Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya”, sedangkan yang satunya lagi berkata; “Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil) ” (HR. Bukhari no. 1351)

Jadi, berikan itu pada teman-teman kamu. Siapa tahu kamu bertemu malaikat nanti, tapi jika bertemu malaikat yang akan memberikan kehancuran… kakak tidak akan menolongmu."

        "Aku sudah menemukan malaikat itu kak."

        "Di mana?"

        "Di sini." Shela memeluk Zehhad dan membuat semua orang manjadi sedikit sedih. Mengingat tidak ada satupun anggota keluarga yang dapat hidup bersama mereka. Semua hilang, hanya meninggalkan anak kecil yang tidak pantas dilibatkan dalam keadaan yang buruk.

       Zehhad tersenyum senang. Ia akan terus berusaha membuat Shela sadar, membuatnya patuh dalam agama dan tidak pernah meninggalkan kewajiban. Ia menyudahi pelukannya dan menatap kedua bola mata Shela yang begitu indah.

        "Ayo bagikan itu! Mereka pasti lapar."

        Shela terseyum kemudian mengangguk dan membuka kotak itu. Ia mengambil satu-persatu walnut itu dan memberikannya pada tangan-tangan tang mengulur. Zehhad sangat senang mempunyai adik seperti Shela. Adik yang mampu diajak bahagia meskipun hanya dengan sebuah senyuman.

        "Nur, jangan ambil dua! Semua pembagiannya harus merata. Allah tidak suka dengan orang yang serakah."

        Zehhad tertawa kecil melihat sikap Shela yang tidak pernah berubah. Perlahan tubuhnya kembali naik dan mendapat pertolongan dari pria itu. Kedua matanya masih menatap pada Shela. Memerhatikan senyum yang tidak pernah memudar.

        "Kakak yang hebat!"

        Ucapan itu membuat Zehhad kembali merasa memorinya saat-saat sedang disakiti Shabir. Ia menatap wajah pria itu kemudian tersenyum untuk menghilangkan rasa sakit. Ia berjalan mundur, membiarkan Shela membagikan walnut itu pada semua teman-temannya.

PALESTINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang