02

31.6K 1.3K 8
                                    

Jangan lupa vote and comment🥺
___
Sayangi keduanya, namun pilihlah salah satu untuk di perjuangkan.

✨✨✨

Seperti biasa, setiap pulang sekolah Sela dan kedua temannya menunggu jemputan di halte depan sekolah.

"Sel, nanti yang jemput lu siapa?", tanya Ceri. Sebenarnya ia sudah tau, namun hanya ingin berbasa basi untuk meyakinkan kembali.

"Kayak biasa lah, Cerii". Sela sudah tau unsur dari ucapan sahabatnya itu. Pasti ia hanya ingin memastikan yang menjemputnya Bang Dimas apa bukan.

"Eh, gue duluan ya. Udah di tunggu sama Farel tuh", ucap Qila. Farel adalah pacarnya dari kelas 2 SMP. Hingga sekarang mereka kelas 2 SMA pun masih menjalani hubungan yang adem ayem.

"Iya, hati hati ya Qil!". Sela dan Ceri melambai kan tangan mereka pada Qila.

"Enak yah kalo udah punya pacar. Gue kapan ya?", Sela yang mendengar curhatan sahabatnya hanya mampu menghela nafas pelan.

"SELAA!". Sela dan Ceri terlonjak kaget saat mendengar teriakan dari arah samping.

Dimas berjalan paling belakang, dan pura pura melihat kanan kiri seperti tak mengenali dua orang di depannya.

"Kak Tyo sama Kak Aron kenapa teriak teriak. Kan malu di liatin orang orang", Sela sering kali menasehati Tyo dan Aron. Dan nasehat Sela lebih ampuh di banding teriakan Dimas setiap hari.

"Iyaa, maaf Sela. Si Tyo nih teriak teriak", ucap Aron lembut sambil mengelus pucuk kepala Sela lembut.

Tyo menjitak kepala Aron kuat, "Gak punya kaca lo?". Aron berfikir sejenak, "Gak ada, tolong beliin gue kaca dong Yo, buat di apart gue".

"Pantes tiap hari gaya lu kayak gak mandi setaon", timpal Dimas datang dari arah belakang.

Ceri hanya diam termenung, tak tau ingin berbicara apa. Tiga laki laki berwajah dewa telah di depannya sekarang.

"Ehh, Ceri! Kenalin ini Kak Aron sama Kak Tyo. Mereka sahabat Bang Dimas", Sela memperkenal kan Aron dan Tyo kepada Ceri yang hanya bisa cengo tanpa berkedip.

"Hai Ceri!",

"Halo Ceri!"

Buang Ceri kelaut sekarang. Ia sudah tak tahan melihat model model di depannya. 'plis jauhin gue dari godaan sayton. Gue ingin setia sama Bang Dimas.'

"I-iyah, kak", Sela menyenggol sikut Ceri. Ceri langsung gelagapan seperti ter- cyduk buang angin.

"Ceri belum dijemput ya? Mau bareng sama kami?", bukannya menjawab, Ceri malah menggigit bibir bawahnya saat di tanyai Bang Dimas yang notabenya sebagai gebetan ia sejak kecil.

Sela pun mengerti dengan keadaan detak jantung Ceri yang sudah tak karuan. "Ceri dijemput sama supirnya bang. Tapi kita tungguin aja ya bang, sampai supirnya datang".

Ketiga laki laki itu mengangguk paham. Sela dan Ceri kembali duduk di tempatnya semula. Tapi sekarang tempat duduk Ceri telah berpindah. Ia sedikit tergeser akibat Tyo dan Aron yang ingin duduk di samping Sela. Sedangkan Dimas sudah dari tadi duduk anteng di sebelah kanan Sela.

"Ceri, duduk samping Sela", ucapan Dimas begitu dingin. Dan tatapannya tajam mengarah kepada dua sejoli yang kadang seperti upin ipin, tapi terkadang juga seperti tom&jerry.

Ceri mengangguk cepat dan auto berpindah duduk di samping Sela dengan degup jantung yang tak normal.

"Aelah, elu si oncom. Dah jelas gue tadi yang awalnya duduk di samping Sela!", Aron mengumpat kepada Tyo yang telah mendorongnya.

"Yang ada elu menang banyak. Harusnya gue tadi yang duduk di samping Sela!", balas Tyo tak kalah tajam.

"Ehh, kan siapa cepat dia dapat!",

"Kagak ada urusan kayak begitu!",

"Elu tu ya kalo-",

"Harusnya elu geser tadi-",

Brak!

Seketika semua senyap. Tak ada suara sedikit pun. Hanya terdengar suara derum motor dan mobil di jalanan depan mereka.

'Serem juga Bang Dimas kalo udah emosi', Ceri menelan ludah susah payah saat melihat Dimas yang ingin meledak.

TBC

Maaf kalo masih gajee

Bodyguards [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang