Jangan lupa vote and comment🥺
___
pengkhianat adalah orang bermuka dua, hehe.✨✨✨
Setelah mengantar Sela ke kamarnya, Aron memutuskan untuk mengitari halaman hotel. Jam sudah menunjukkan pukul 08.25.
Aron berhenti di taman belakang hotel yang langsung bersebrangan dengan pantai. Matanya menangkap 2 orang laki laki yang sangat ia kenali. Ia pun berencana untuk menghampiri mereka.
Tinggal beberapa langkah lagi Aron keluar dari semak yang menghalangi jalannya, tiba tiba langkahnya berhenti.
"Gue gak bisa terima perjodohan itu!", ucap Tyo tegas.
"Gue tau, lo kira gue rela Sela nikah sama lo!?", sarkas Dimas.
Deg!
"Tapi ini udah jadi perjanjian keluarga kita. Dan lebih parahnya lagi, ini wasiat terakhir bokap lo!", Dimas mendorong Tyo cukup kuat.
"Gue sayang sama Sela, tapi gue gak mau khianati Aron", Tyo menunduk lemah.
"Jujur, gue mending biarin adek gue nikah sama Aron dari pada sama lo. Karena gue tau Aron tulus sama Sela, sedangkan lo sayang cuma sebagai abang. Gue bisa liat itu dari mata kalian", ungkap Dimas lirih.
Aron mengepalkan tangannya kuat. Urat urat nadi di tangannya terlihat sangat jelas. Rahangnya mengeras, dan dadanya sudah naik turun menahan emosi.
'Gue gak rela! Gak akan!', batin Aron.
"Gue mohon, tolongin gue buat batalin perjanjian itu", Tyo meremas pundak Dimas.
Dimas sendiri bingung harus bagaimana, tentu saja ia sangat ingin membatalkan perjodohan itu, tapi di satu sisi ia tidak bisa melawan papanya.
"Dim, gue mohon kita kerja sama, gue akan coba bilang sama nyokap gue dan lo tolong bilangin sama bokap lo", mohon Tyo. Tak sadar, mata Dimas sudah memerah menahan tangis.
Tidak ada abang yang ingin adiknya menikah dengan orang yang tidak ia sayangi.
"Gue mohon, gue cinta, sangat cinta sama Sela". Dimas dan Tyo mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara.
"Aron!?". Tyo dan Dimas mendadak kaku dan lidah mereka terasa kelu.
"Gue mohon", Aron bersimpuh di hadapan Dimas dan Tyo. "Gue sayang banget sama Sela, gue cinta sama dia! Tolong batalin perjodohannya! Gue mohon yang sebesar besarnya sama kalian!".
"Ron! Lo gak perlu sampai kayak gini! Gue akan berusaha batalin perjodohan gue sama Sela!", Tyo menuntun Aron untuk berdiri.
Satu cairan bening lolos dari mata Dimas.
"Dim, gue mohon. Gue cinta sama adek lo Dim! Gue sayang sama Sela!", Aron mulai terisak.
"Gue gak bisa", lirih Dimas.
"Apa maksud lo gak bisa bego!?", Tyo mencengkram kerah Dimas.
"Gue mohon sama lo Dim!", Aron menatap sendu Dimas.
"Gue gak bisa, gue gak bisa!", Dimas menghempas tangan Tyo.
"Apa yang gak-",
"Gue gak bisa sendiri!". Ucapan Tyo terpotong. "Gue gak bisa ngelakuin ini sendiri! Gue butuh bantuan kalian!".
Aron dan Tyo terdiam, sedetik kemudian senyum terukir di kedua wajah mereka.
•••
Adhim menuntun jalan Fara di karpet hitam yang dikelilingi lilin lilin yang indah.
Kedua mata Fara di tutup sebuah kain oleh Adhim. Senyuman manis tak pernah luntur dari wajah mereka.
"Jalan lagi, hati hati", Adhim dengan setia memegang tangan Fara agar tak jatuh.
"Masih jauh ya?", tanya Fara.
"Bentar lagi sampai kok". Adhim terus menuntun Fara, hingga mereka sampai di tengah tengah susunan lilin yang membentuk lingkaran.
"Oke, sampai. Sini aku bukain", Adhim membuka kain yang menutupi mata Fara dengan hati hati.
Mata Fara terbuka lebar saat melihat surprise yang diberikan oleh Adhim. Fara sangat yakin Adhim menghiasnya dengan hati.
"K-kamu? Ini semua? hiks", Fara tak kuasa menahan air matanya.
"Sstt, jangan nangis, ini kan hari spesial kamu", Adhim membawa Fara ke pelukannya.
"Hiks, makasih, makasih banget", Fara menangis di dekapan Adhim.
"Happy birthday Faradilla, aku harap semua yang kamu harapin bakal tercapai", Adhim mengecup lembut pucuk kepala Fara.
"Makasih atas semuanya". Adhim melepas pelukan mereka dan mengambil kue dari pria berjas hitam, siapa lagi kalo bukan anak buah mereka.
"Tiup lilin dulu". Setelah Fara meniup lilin, Adhim kembali memberikan kuenya dan mengambil sebuah kotak kecil berwarna biru.
Tiba tiba Adhim mengambil tangan Fara dan menaruh kotak itu di telapak tangan Fara.
"Aku sayang sama kamu, dari awal kita ketemu aku mulai merasa deg degan setiap berhadapan sama kamu. Jadi, aku mau mulai sekarang kamu akan nemanin kehidupan aku. Kalo kamu mau, kamu bisa terima kotak itu, dan kalo kamu tolak, huft, kamu kembaliin kotak itu, atau kamu boleh buang kotak itu sejauh mungkin", jelas Adhim panjang lebar di iringi suara detak jantung Adhim dan Fara.
Fara memandang kotak di tangannya dan memberikan kotak itu pada Adhim dengan raut wajah datar.
Adhim berusaha menguatkan dirinya saat menerima kembali kotak itu. Ia mengangkat kotak itu dan bersiap melemparnya.
"Ehh, kamu mau ngapain?", Fara menghalang tangan Adhim.
"Aku mau buang, gak berguna juga ini buat aku", ucap Adhim pelan.
"Ih, kok di buang sih. Kan aku minta kamu pakein, kok malah di buang", kesal Fara.
Adhim menatap tak percaya Fara, "serius?". Fara mengangguk yakin, "iya Adhim, aku terima".
Dengan semangat 45 Adhim memakaikan cincin yang dikotak itu di jari manis Fara. Setelahnya ia memeluk erat Fara, dan berkata "saat aku halalin kamu nanti, cincin itu bakal aku ganti dengan yang lebih mahal dan bagus".
TBC
Adhim sama Fara, yeaayyy.
Tapi Aron kasian 😓

KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguards [END]
Fiksyen RemajaApa kalian pernah terpikir akan mempunyai abang dan pacar yang posesif? Ditambah dengan sahabat abang mu? Perkenalkan, Sela. Perempuan bermata biru dan wajah imut imut. Mempunyai abang yang posesif dan pacar yang posesif. Jika kalian berfikir itu a...