34

6.5K 349 1
                                    

Jangan lupa vote and comment🥺
___
semua orang pasti mempunyai rintangan di hidupnya.

✨✨✨

Empat orang yang terdiri dari 3 cowok dan 1 cewek sedang dilanda ke-canggungan yang tak pernah mereka alami sebelumnya.

Dimas dan Tyo tampak gelisah di tempat duduk mereka. Sedangkan Aron dan Sela yang barus saja pulang dari kegembiraan mereka tampak bingung menatap 2 orang di depan mereka.

Brak!

Sela, Tyo dan Dimas terlonjak kaget mendengar gebrakan dari Aron.

"Kalian nape sih hah?", Aron menatap jengah sahabatnya.

Tyo menggaruk tengkuk tak nyaman. Dimas menghela nafas dan mencoba mengatur detak jantungnya.

"Jadi, mm, gue minta maaf sama kalian". Sela menatap aneh abangnya.

"Emang abang salah apa?", tanya Sela polos.

"Abang minta maaf ya sama Sela kalo h-harus g-ganggu liburan Sela", Dimas memegang kedua tangan adiknya.

"Maksudnya apa sih bang?", desak Sela.

"K-kita pu-pulang besok subuh", Dimas menunduk dalam.

Sela terdiam, mencoba untuk mencerna ucapan abangnya.

"Pulang subuh besok?". Dimas mengangguk pelan. "Pulang ke Bandung?". Dimas lagi lagi mengangguk pelan.

"Kenapa?", lirih Sela. Tyo meringis menatap Sela yang sedih.

"J-jadi gini Sela, orang tua Sela besok pulang", Tyo mencoba membantu Dimas yang tampak merasa bersalah.

"Orang tua Sela? Besok pulang?", wajah Sela berubah tampak lebih berseri.

Tyo mengangguk semangat, "iya! Sela pasti kangen kan?".

Sela ikut mengangguk antusias, "kangen banget!".

"Makannya kita pulang besok, mama sama papa juga pasti kangen sama kita", Dimas mulai kembali bersuara.

"Mmm", Sela tampak berpikir. "Yaudah deh", putus Sela.

Dimas melirik senang Tyo. Ia mengalihkan pandangannya pada Aron yang sedari tadi hanya diam mendengar.

Sejujurnya Dimas juga merasa bersalah dengan Aron. Harusnya liburan kali ini menjadi istirahat sejenak untuknya, namun mau bagaimana.

"Sela, sekarang kan udah jam 9. Sela juga tadi udah ngantuk kan?". Sela mengiyakan ucapan Aron.

"Sekarang Sela ke kamar ya, siap siap besok kita pulang", ucap Aron lembut.

"Iya, good night bang, kak", Sela bangkit dari duduknya dan menuju kamarnya.

Saat punggung Sela sudah tak tampak lagi, Aron menatap selidik kedua sahabatnya.

"S-santai Ron, kami pasti jelasin kok", Tyo bergidik ngeri mendapat tatapan tajam dari Aron.

Aron menyandarkan punggungnya di sofa, dan meng-kode sahabatnya untuk melanjutkan ucapannya.

"Jadiii", Tyo menggantung ucapannya.

"Ya besok orang tua Sela pulang! Itu alasannya!", Tyo menatap malas Aron.

Aron memijit pangkal hidungnya. Ia tau bahwa itu alasannya, tapi ia butuh yang lebih rinci.

"Biar gue aja yang jelasin", kata Dimas. "Kita ga boleh kehilangan banyak waktu. Kita harus mulai besok itu juga, karena papa gue itu keras kepala", tambahnya lagi.

"Jadi maksud lo besok itu juga?". Dimas mengangguk tegas.

Aron menghela nafas lelah, "oke".

Tyo dan Dimas menatap kasian sahabatnya itu. Sangat berat menjadi seorang Aron, di tambah ia tak pernah merasakan kasih sayang orang tuanya dari kecil.

"Perjodohan?", Aron tersenyum kecut.

"Bakal gue buat perjodohan Tyo sama Sela menjadi perjodohan Aron dan Sela", ucap Aron dingin.

Tyo dan Dimas merasa di depan mereka sekarang bukanlah Aron yang mereka kenal, melainkan Aron sang ketua dari Wolfie Club.

Wolfie Club? Mereka adalah perkumpulan orang orang berhati dingin yang di ketuai oleh Aron Alsyah Albar. Mereka tak segan segan menghabisi siapa saja yang berani mengusik kehidupan mereka maupun kehidupan orang yang mereka sayang.

Banyak sekali rahasia gelap yang di sembunyikan Aron dari dunia. Entah bagaimana Aron harus jujur kepada Sela nantinya.

"Ron?", Dimas memegang bahu Aron. "Jangan gegabah", ucap Dimas sarkastik.

Aron menatap dingin Dimas dan tersenyum iblis. Ia tentu saja sadar apa yang akan dilakukannya, dan ia sadar konsekuensinya. Tapi bukan Aron namanya jika tak bisa mempertahankan sesuatu maupun seseorang yang sudah ia klaim menjadi miliknya.

Tak peduli ia akan berubah menjadi lebih ganas dan Sela akan takut padanya, toh ini semua ia lakukan demi Sela agar tak diambil orang lain.

Aron membuka ponselnya dan menghubungi seseorang. Tidak sampai 5 detik panggilannya sudah terhubung.

"....",

"Zack".

TBC

Sedih banget sih jadi Aron😓







Bodyguards [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang