43

6.3K 332 1
                                    

Jangan lupa vote and comment🥺
___
semua akan pergi jika sudah waktunya.

✨✨✨

Bug!

"Anjing lo!"

Aron terpental akibat bogeman yang datang di pipi kanannya secara tiba tiba. Semuanya juga terlonjak kaget saat melihat Adhim datang dengan wajah memerah, emosi, kecewa, mau nangis, semua bercampur aduk.

"Ada apa ini?", Dimas menghalangi Adhim yang ingin kembali memberikan bogeman pada Aron.

Orang orang berjas hitam datang dan langsung menarik Adhim menjauh. Adhim terus memberontak dengan air mata yang sudah tumpah.

"Adhim kenapa?", Sela terlihat takut dan membantu Aron berdiri.

"Maksudnya apa ini!?", teriak Aron pada orang orang berjas hitam itu.

"Maaf tuan, kami akan membawanya kembali", jawab salah satu dari mereka.

"Lepas bangsat! Heh Aron! Gara gara lo Fara meninggal! Lo biang masalah anjing! Lo hancurin semuanya!", Adhim terus berteriak memaki Aron.

"Hah?", Qila, Ceri dan Sela sangat kebingungan dengan ini semua.

"Lo ngomong apaan!?", Tyo menahan Dimas yang sepertinya ikut emosi.

"Tanggung jawab anjing! Cewe gue bangsat! Fara! F-fara, hiks, f-fa-ra d-dia hiks, dia me-mening-gal", Adhim tak kuasa menopang badannya yang sudah melemas.

"Fara?", Sela menatap Aron untuk meminta jawaban.

Aron tersentak, "mereka gagal?".

"Gagal? Maksudnya apa kak?", Sela memegang tangan Aron.

Aron hanya menatap kosong Sela dan melepaskan tangannya.

"Zack? Bagaimana dengan Zack?", Aron masih mengatur nada bicaranya agar tenang.

"Mereka berhasil merebut kembali wilayah kita tuan, namun saat perjalan pulang pesawat mereka terjatuh akibat adanya kesalahan yang terjadi", jelas salah satu dari mereka.

"Kak Aron, maksudnya apa?", Sela bertanya tanya.

"Sela", Dimas menegur Sela agar tak terus bertanya.

"Fara, hiks", Adhim menangis sejadi jadinya.

•••

Saat ini seluruh keluarga Wolfie Club berkumpul di pemakaman Zack, Fara, dan anggota yang ikut dalam kejadian itu.

Aron menatap dingin gundukan gundukan di depannya.

"Kalian berhasil, terima kasih atas kerja keras dan perjuangannya. Gue, kalian, sangat-", Aron mengadah agar air matanya tak tumpah.

"Kalian berhasil merebut kembali wilayah kita, kalian sangat berjasa untuk kami semua. Terima kasih saja mungkin tidak cukup untuk membalas pengorbanan kalian",

Sela mendekati Aron dan menggenggam tangan Aron untuk menguatkannya. Aron langsung memeluk erat Sela, mencari ketenangan di ceruk leher Sela.

Walaupun Sela masih tak mengerti sebenarnya apa yang terjadi, tapi ia tau bahwa Aron saat ini tengah menghadapi musibah dan merasakan kehilangan.

-
"Aku bakal jelasin semuanya", lirih Aron menatap Sela.

"Sela gak maksa kok kak, kalo kakak belum siap Sela bisa ngertiin", jawab Sela.

Aron menggeleng tegas, "enggak, aku gak mau ada rahasia lagi. Kakak bakal jelasin semuanya".

"Iya, pelan pelan aja, gak papa kok", Sela mengusap pundak Aron.

"Aku sebenarnya bukan cuma anak kuliahan, tapi aku juga seorang CEO dari perusahaan bernama Qalbar",

Aron menangkap keterkejutan dari wajah Sela.

"Aku mempunyai suatu perkumpulan, seperti yang Sela tau, kakak dulu ketua geng. Nama dan orang orangnya sudah berganti, tapi aku tetap menjadi ketuanya, namanya sudah berganti menjadi Wolfie Club. Enggak, lebih tepatnya itu adalah perkumpulan buatan kakak sendiri, dan orang orang itu adalah anak buah aku",

"Fara, pacar Adhim, dia juga anggota dari mereka dan maafkan kakak Sela, tapi kakak memintanya untuk menjadi mata mata kamu di sekolah"

Sela membekap mulutnya sendiri, tentu saja kaget mendengar semuanya. Ia selama ini di mata matai dan diawasi tanpa ia ketahui.

"Maaf Sel, aku tau aku salah, tapi aku gak ingin kamu direbut sama siapa pun, aku tau aku posesif aku over protektif, maafkan kakak Sel",

Sela menatap sendu Aron yang merunduk dan menyalahkan dirinya sendiri.

"Gak papa kak, Sela ngerti". Aron mendongak untuk menatap wajah Sela. "Sela gak marah?", tanyanya.

"Tentu saja Sela marah dan kecewa, tapi Sela bisa mengerti maksud dari itu", Sela tersenyum lembut.

Aron menatap dalam iris mata Sela yang menatapnya lembut. Sedetik kemudian ia langsung menarik Sela ke dalam pelukannya.

"Makasih Sela, makasih", Aron terus mengecup pucuk kepala Sela.

"Maafin aku yang terlalu over sama kamu". Sela mendongak dan menatap jail Aron.

"Kenapa?", tanya Aron.

"Jadi sekarang manggilnya aku kamu nih?", gurau Sela.

Aron terkekeh, "ya, Sela juga harus gitu, kalau bisa Sela manggil aku pake sayang".

"Ish", Sela menyembunyikan wajah memerahnya di dada Aron.

"Mau aku ceritakan semua tentang aku?". Sela mengangguk pada Aron.

"Oke", Aron mulai bercerita tentang kehidupannya pada Sela.

TBC

Kecelakaan? 😓😭😭

Bodyguards [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang