57

6.4K 319 2
                                    

Jangan lupa vote and comment🥺
___
kalo sakit yaudah bego! ngapain masih lanjut, hm?

✨✨✨

Aron kini sedang menepati janjinya pada Sela saat minggu lalu, yaitu menemani Sela ke bazar buku.

Awalnya Aron bersyukur Sela mengajaknya ke bazar buku, ia berfikir tidak akan begitu lelah seperti berbelanja baju. Ternyata pemikirannya salah, Sela sangat sangat tidak bisa diam di bazar itu.

"Huft, abang zone?", Aron membaca salah satu judul novel yang dititip Sela.

"Gue dulu kek gitu gak sih?", gumamnya memikirkan sewaktu dulu saat cintanya belum terbalas oleh Sela.

Aron mendongak untuk kembali melihat Sela, tapi tunggu?

"Ilang lagi calon bini gue ya Allah", Aron mengusap wajahnya gusar.

Setelah berhasil mendapatkan Sela yang sempat hilang, Aron menjadi sangat serius dalam memperhatikan Sela. Itu sudah yang ketiga kalinya Aron kehilangan Sela dan akan menjadi yang terakhir.

"Sela, kalo mau pergi bilang bilang dulu", ujar Aron saat berdiri di samping Sela.

"Iya maaf Ron", jawab Sela cuek tanpa mengalihkan matanya dari buku yang ia pegang.

Aron yang sedikit penasaran pun mengintip judul buku yang sedang dipegang Sela.

Berniat nikah muda?
Baca buku ini.

'Bukunya kok gak meyakinkan dah', batin Aron.

Sela kembali menaruh buku itu ke dalam rak nya setelah 5 menit menimang. Aron pun bernafas lega, untuk apa Sela membeli buku seperti itu pikirnya. Toh, mamanya lebih berpengalaman dalam nikah muda.

"Masih mau cari buku lagi?", tanya Aron dan mendapat gelengan dari Sela.

"Ditangan kamu ada berapa buku?", Sela menatap Aron.

"6 buku", jawab Aron.

"Ditangan aku ada 4, yaudah deh 10 aja", ucap Sela.

Aron hanya mengangguk dan mengikuti Sela yang berjalan ke arah kasir.

•••

Setelah memburu 10 novel, perut Sela terasa sangat lapar, begitu juga dengan Aron. Mereka pun memutuskan untuk makan di restoran cepat saji.

"Buku yang tadi dibaca semua itu?", tanya Aron pada Sela.

"Dibaca dong, walaupun lama", Sela menyengir.

Aron ikut tersenyum, "gak papa, yang penting harus dibaca, jadi gak buang buang duit"

Sela mengangguk paham membenarkan ucapan Aron.

"Sela". Mereka mengalihkan pandangan mereka saat nama Sela dipanggil.

"Adhim?"

"Boleh duduk gak nih?", tanya Adhim pada mereka.

"Boleh kok", Sela mempersilahkan Adhim untuk duduk.

"Duduk samping gue, jangan deket calon gue", titah Aron saat melihat Adhim yang ingin menarik kursi di sebelah Sela.

"Posesif banget masnya", gurau Adhim sambil berjalan ke arah kursi sebelah Aron.

"Adhim udah pesen?", tanya Sela.

"Gue dah siap makan kok", jawab Adhim.

"Terus ngapain lo minta duduk di sini?", tanya Aron sedikit kesal.

"Ada yang mau gue omongin", Adhim menatap malas Aron.

"Yaudah buruan, abis itu lo pergi". Adhim mendelik kesal menatap Aron.

"Jadi, gue mau minta maaf kalo gue ada salah sama kalian, kalo--"

"Banyak salah lo", potong Aron cepat.

"Aron, dengerin dulu", tegur Sela pada Aron.

"Iya, gue tau salah gue banyak, makannya gue mau minta maaf sebelum gue pergi"

Kedua mata Sela membulat, "Adhim mau pergi kemana?"

"Gue mau ikut orang tua gue ke Rusia", jawab Adhim.

Sela menghela nafas lega, ia sempat berfikir macam macam saat Adhim bilang ingin pergi.

"Gue kira lo mau pergi ke alam lain", ceplos Aron tanpa dosa.

"Lo doain gue?", Adhim menatap tajam Aron.

"Kagak, kan ngiranya". Sela menggeleng pelan melihat pertengkaran tom&jerry di depannya.

"Aku dah maafin kamu kok Dhim, lagian kesalahan kamu dulu cuma kesalahan kecil", ucap Sela untuk melerai pertengkaran.

"Kamu bilang itu kesalahan kecil? Dia maksa maksa kamu buat jadi pacar dia. Itu masalah gede", celetuk Aron tak terima.

"Sirik bae lo, contoh cewek lo noh, punya hati baek", cibir Adhim.

"Jadi maksudnya hati gue gak baek gitu?", Aron mendelik tajam.

"Ntuh lo tau", Adhim tersenyum mengejek.

"Udah udah", lerai Sela saat merasakan aura yang tak menyangkan di sekitarnya.

"Terus kerjaan gue gimana Ron?", kini Adhim menanyakan pertanyaan serius.

"Terserah lo", Aron mengidikkan bahunya.

"Gue pengen banget kerja sama lo Ron, tapi gue juga disuruh ikut ke Rusia"

"Kalian ngomongin apa sih?", tanya Sela tak mengerti dengan arah pembicaraannya.

"Gak ada!", jawab Aron dan Adhim kompak. Kening Sela mengerut bingung.

TBC

Lebih gemes manggil nama atau kayak dulu sih?

Bodyguards [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang