Bodyguards [END]

14

Jangan lupa vote and comment🥺
___
Seseorang mempunyai batas kesabarannya masing masing.

✨✨✨

"TYO PULAANG!", teriakan Tyo menggema di seluruh sudut rumah.

"Tyo! kalo masuk rumah jangan teriak teriak! harusnya ucap salam!", Tasya menegur anaknya yang tidak pernah berubah.

Tyo menyengir kuda, "hehe, assalamualaikum mama ku sayaangg!", Tyo memeluk mamanya erat.

Tasya menggeleng pelan melihat kelakuan Tyo, "mama udah masak kesukaan kamu, yuk makan",

Tentu Tyo sangat bersemangat mendengar makanan kesukaannya, yaitu dendeng lombok.

"Hm, mama sengaja masakin kesukaan kamu, karena akhir akhir ini mama sering pulang malam, maafin mama ya nak",

"Gapapa ma, aku ngerti kok. Mama kerja kan buat Tyo juga, tapi inget, mama gak boleh sampai kecapekan!", hampir tiap Tyo mengingatkan mamanya agar tidak terlalu capek, Tyo takut mamanya akan jatuh sakit akibat kelelahan.

"Iyaa, sayang mama",

"Ini masakan kesukaan kamu, dan masakan kesukaan Friska juga", Tasya tersenyum hangat.

Tyo menatap mamanya sendu, "mama, jangan lagi, kita makan aja yah",

Tasya mengangguk mendengar penuturan anaknya yang dewasa.

'Gue harus kuat, gue gak boleh lemah di hadapan mama',

•••

"KAK AROONN!!", semoga suara Sela tidak habis akibat teriak terus menerus.

Sudah yang ke-berapa kalinya Sela meneriaki nama orang yang sedang menumpang di rumahnya ini.

"KAK ARON! ASTAGFIRULLAH!",

"Selaa, nanti suaranya abis tauukk", ucap Aron lembut.

"Kan ini gara gara kak Aron jugaa!",

"Enggak kok, gapapa, kakak tau Sela salah",

"Loh kok Sela sih! kan kak Aron yang tumpahin!", emosi Sela sudah sampai ubun ubun.

"Sstt, gapapa, gak perlu minta maaf", Aron tersenyum ke arah Sela.

"KAK AR-",

"Sstt, gapapa gapapa", Aron mengelus menutup bibir Sela dengan jari telunjuknya.

Mata Sela melotot, dadanya naik turun, kepalanya sudah panas, dan terakhir....tangannya terangkat.

Plak!

"ADOH",

Plak!

Plak!

"SELA!"

Bug!

Bug!

"AW AW AW", Aron merintih kesakitan.

"HIYAATT",

Bug!

Bug!

Bug!

BUG!

"UGH!",

"HAH!?", Sela menutup mulutnya, matanya membola sempurna.

"Kak Aron gapapah?", Sela berlari ke arah Aron yang sudah tergeletak tak berdaya di lantai.

"Kak",