Jangan lupa vote and comment🥺
___
selalu datang dengan keceriaan untuk menghibur diriku yang sedang sedih.✨✨✨
Adhim melirik Sela yang sedang memainkan jari kuku tangannya, ia pasti gugup.
"Kalo itu sih, gue gak bisa bilang", Adhim menyeruput kopinya.
"Kak, tolong banget, aku pingin ketemu sama dia buat balas dendam", geram Gania.
"Hahaha, lo lucu deh", Adhim terkekeh garing.
"Gak ada yang lagi ngelawak Dhim", celetuk Qila.
"Lucu lah, kok bisa yakin banget lo kalo si Gana diculik dengan orang yang sama? Emang lo dah yakin kalo dia diculik? Dia hilang bersamaan dengan Wahyu kan? Eh, gue kasih tau ya, dari dulu Wahyu sama si Gana gak pernah akur, jadi apa alasan penculiknya nyulik mereka berdua?"
"Satu lagi, lo bilang bakal balas dendam? Kalo iya penculiknya sama, dia udah culik 4 orang tanpa meninggalkan jejak. Dan dengan santainya lo bilang pingin balas dendam? Gak takut nyawa lo ikutan hilang kayak kakak lo?"
Adhim membuat Gania terdiam bisu tanpa bisa menjawab sedikit pun. Pikirannya tiba tiba blank dan tak tau harus menjawab apa.
Ingin rasanya Sela menangis dan meminta maaf yang sebesar besarnya dengan Gania. Bagaimana pun Aron menyulik Gana akibat dirinya.
"Eh, sorry sorry gue telat"
"A-aron?", Sela terbelalak saat melihat Aron datang dan disambut oleh Adhim.
"Pada tegang banget muka kalian, lagi ngomongin apa?", tanya Aron.
Tak ada yang menjawab pertanyaan Aron, dan itu membuatnya sebal.
"Sayang, lagi ngomongin apasih?", Aron memegang tangan Sela.
"Sa-yang? Jadi ini calon suami kak Sela?", tanya Gania.
Blush.
"Pipinya kok merah banget yang?", dengan jail Aron menoel noel pipi Sela.
"E-eh, tadi kan lagi bahas masalah serius", elak Sela.
"Masalah serius apaan Dhim?", Aron menoleh pada Adhim.
"Nyari tau tentang abangnya yang hilang", jawab Adhim.
"Terus kenapa nyari lu? Ngadu sama lu gitu?",
"Gue kan pernah diculik bego, jadi dia ngira abangnya diculik sama orang yang sama", ucap Adhim.
"Bisa jadi tuh!", celetuk Aron.
'Lah? Aron kok?', batin Sela.
"Bisa jadi kan kak Aron? Iya kan? Iya kan?", Gania menatap harap pada Aron.
"Tentu", jawab Aron yakin.
'Kuatkan Sela ya Allah', batin Sela.
"Eh, ntar kak, ada yang mau Ceri tanyain", ucap Ceri.
Aron menaikkan sebelah alisnya.
"Kemarin itu kenapa sih kak? Fara? Zack?", tanya Ceri penasaran.
"Cer, kok bahas itu sih", timpal Sela.
"Ya, soalnya kemarin kalian langsung pulang, gue kepo banget", Ceri menyengir kaku.
"Temen gue Zack kecelakaan pesawat dan Fara itu keponakannya, dia juga ada dalam pesawat itu", jelas Aron.
"Terus kenapa Adhim malah mukul kak Aron?", giliran Qila yang bertanya.
"Kalo itu tanya aja sama die", Aron melirik Adhim.
Adhim menghela nafas kasar, "balik ke topik", jawabnya tegas.
"Gue saranin lo gak usah nyari tau, yang ada lo ikutan hilang sama kayak kakak lo", Adhim menatap serius Gania.
"Gak bisa gitu dong kak!", gertak Gania.
"Berita terkini, gedung perusahaan xx yang sudah lama tak beroperasi sudah habis terbakar. Di informasikan bahwa gedung itu telah terbakar dari beberapa bulan yang lewat"
"Wih, itu kan katanya gedung angker, terbakar sendiri apa ya?", Aron menunjukkan berita itu pada Adhim.
"Dan kabar mengejutkannya adalah, di dalam gedung tersebut terdapat 2 kerangka manusia yang sudah dipastikan terbakar di dalam gedung itu"
"Wuanjir!", kaget Adhim. "Kakak lo gak sih?", tanya Adhim pada Gania.
Qila memijak kaki Adhim kuat agar tak menakut nakuti Gania.
"Sstt, sakit Qil", ringis Adhim.
"Enggak kok Gan, kan belum tau itu siapa, abang lo juga belum tentu meninggalkan", Ceri mencoba menenangkan Gania.
Sela melirik gerak gerik yang mencurigakan dari Adhim dan Aron. Ada yang gak beres nih.
•••
"Ron!", Sela memegang kedua bahu Aron saat mereka sudah di dalam mobil untuk pulang.
"Iya Sel iya, maafin aku yaa", lirih Aron seperti sudah tau apa yang ingin Sela tanyakan.
"R-ron, s-seri-us?", perlahan tangan Sela turun diikuti dengan getaran pada pundaknya.
Aron langsung membawa Seka ke dalam pelukannya. "Maafin aku sayang, maaf banget. Tolong jangan tinggalin aku, kamu sudah berjanji untuk selalu di samping aku. Aku mohon tepati janji itu dan aku pun akan menepati janjiku"
Sela terisak di dalam pelukan Aron. Badan terasa lemas dan mulutnya hanya bisa mengeluarkan isakan.
"Nangis aja sayang, gak papa. Itu akan membuatmu tenang, aku gak akan ngelepasin pelukannya sebelum kamu tenang"
"Tapi kalo kamu masih shock dan takut, aku bakal ngelepasin pelukannya", ucap Aron lembut.
Sela tak menjawab apapun dan itu membuat Aron sedih tentunya. Perlahan ia menarik tangannya dari punggung Sela.
"Stay"
Satu kata yang keluar dari mulut Sela itu membuat senyum Aron mengembang dan kembali mendekap erat Sela.
TBC
Perlahan dah mulai terbuka nih, tapi....bakal ketauan gak ya kalo dibalik itu Aron?🤨🧐

KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguards [END]
Ficção AdolescenteApa kalian pernah terpikir akan mempunyai abang dan pacar yang posesif? Ditambah dengan sahabat abang mu? Perkenalkan, Sela. Perempuan bermata biru dan wajah imut imut. Mempunyai abang yang posesif dan pacar yang posesif. Jika kalian berfikir itu a...