15

13.4K 657 7
                                    

Jangan lupa vote and  comment🥺
___
"coba sehari aja, rasain jadi aku yang dilarang ini itu" -Sela

✨✨✨

Pagi ini jadwal kelas Sela adalah pelajaran olahraga. Berhubung guru olahraga kelas IPS sedang berhalangan, kelas IPA 1 dan IPS 1 digabung.

"Sel, lu jangan jauh jauh dari kami", titah Qila serius.

"Hah? kenapa?",

"Ada anak IPS 1",

"Terus kenapa?", tanya Qila polos.

"Aduh, Sela! pokoknya dengerin aja, oke?", tambah Ceri. Sela hanya mengangguk dengan muka kebingungan.

Priiitt!

"KUMPUL SEMUANYA!",

"ITU YANG DI BAWAH POHON! BARIS CEPAT!",

'Aduuhh'

'Panas banget nih'

'Masak panas panas sih olahraganya'

'Walaah dah di suru baris aje'

Semua siswa telah berbaris rapi dengan muka yang tak bersahabat. Bagaimana tidak, panas matahari benar benar terik pagi ini.

"Berhubung pak Uus tidak dapat hadir, jadi kelas IPA 1 & IPS 1 digabung! bapak harap kalian semua rukun, tidak ada yang berkelahi, kita olahraga sama sama dengan tenang! mengerti!?",

"Mengerti",

"MENGERTI!?",

"MENGERTI PAK!",

"Baik, hari ini kita akan praktik senam kelenturan, BISA!?",

"GAK BISA!",

"SEKALI LAGI, BISA!?", mata pak Broto melotot, menyeramkan.

"BISA!",

"Bagus! mari kita mulai!",

Dengan hati dan wajah yang gondok, semua murid duduk mengelilingi satu matras yang akan menjadi tempat praktik. Di mulai dari kelas IPS 1, semua berjalan lancar. Dan tiba saatnya IPA 1, giliran nama Sela dipanggil.

"Sela Regina!",

'Wooo'

'Semagaatt'

'Mangat neng!'

'Giliran masa depan gue'

'Apasih!'

'Sok cantik!'

Sela dan kedua sahabatnya memang cukup terkenal dikalangan semua angkatan. Wajah cantik berbadan body goals, baik hati dan sangat ramah, ditambah kecerdasan otak mereka.

Sela maju dan duduk di atas matras dengan degup jantung yang tak beraturan.

"Coba kamu split", ujar pak Broto.

"S-split pak?". Pak Broto mengangguk tegas.

Sela pun mencoba meregangkan kedua kakinya selebar mungkin. Saat Sela sudah mencapai titiknya,

Krek!

"SELA!",

Sela menutup kakinya kuat, mukanya sudah berubah merah padam, sekuat mungkin Sela menahan tangisnya.

Sela berlari sangat kencang ke arah wc perempuan, selama ia berlari melewati lapangan, suara tawa terus terdengar di telinganya.

"BERANI KETAWA, HUH!?", Qila berteriak dengan amarah yang berapi api. Semua memandang Qila takut, suara tawa sudah tak terdengar.

Ceri sudah berlari mengikuti Sela, setelah memarahi teman temannya, Qila juga ikut berlari mengejar mereka.

Sela membasuh mukanya agar tak terlihat seperti habis menangis. Ia bingung sekarang harus bagaimana, Ceri dan Qila sudah membawakan baju putih abu abunya. Tapi, masalah yang sebenarnya adalah, celana pendek yang Sela gunakan sebagai sot juga ikutan robek.

"Aduh, gimana nih?", Sela menutup rok nya rapat rapat.

"Kok bisa sot lo ikutan robek dah?", tanya Qila.

"Lu split nya kelebaran sih, kan lu belum bisa split yang lebar banget", timpal Ceri.

Tok tok tok

Tiba tiba ada yang mengetok pintu kamar mandi dari luar (pintu kamar mandi ya, bukan pintu bilik wc). Qila keluar untuk melihat siapa yang mengetok tadi.

"Ngapain lo? wc cowo di sebelah", ucap Qila.

"Gue mau ngasih ini buat Sela", cowok itu memberikan jaket bomber hitamnya.

"Dalam rangka?", Qila menatap cowok di depannya intens.

"Buat nutupin, gue gak maksud nguping sih, tapi pas gue lewat gak sengaja denger",

"Ikhlas lo?",

"Ikhlas lahir batin gue",

"Yaude, makasih ya", setelahnya Qila kembali masuk ke kamar mandi dan memberikan jaket tadi kepada Sela.

"Siapa yang ngasih?", tanya Sela.

"Si onoh",

"Onoh?", Ceri dan Sela menatap Qila bingung.

"Si itu, siapa sih, lupa gue namanya",

"Wait wait", Ceri mengambil jaket itu dari tangan Sela, dan melebarkannya.

"Ini mah jaket Wahyu! liat nih, ada lambang yang cuma dipake sama kapten basket!", teriak Ceri.

"Nah iya, si Wahyu", ucap Qila.

"Ngapain Wahyu ngasih jaket ke aku?", tanya Sela kebingungan.

"Kan udah di bilang, dia suka sama lo", jawab Ceri.

"Lagian kan dia anak IPS 1, pasti dia tadi ngeliat. Terus katanya dia gak sengaja denger kita bicara pas lewat depan toilet", jelas Qila.

Sela pun mengikat jaket Wahyu arah kesamping, jadi bisa menutupi depan belakang. Untungnya, jaket Wahyu lumayan besar karena ukuran laki laki,  jadi dapat menutupi dengan baik.

•••

Seorang perempuan memasuki rumahnya dengan gontai. Mukanya pucat dan terdapat luka lebam, seragam sekolah yang tidak diganti selama berhari hari, sudah robek robek.

Ia masuk ke dalam kamarnya dan segera membasuh diri, tak lupa ia juga membersihkan luka lukanya, dan  mengenakan baju berlengan panjang dan celana panjang.

Setelah semua ritualnya selesai, ia merangkak ke arah tempat tidurnya dengan seluruh badan yang terasa sangat nyeri.

"Gue kangen rumah", setelah mengucapkan kalimat lirih itu, ia tertidur pulas dengan memeluk guling kesayangannya.

TBC

Ada cowo baru lagi nih, gimana ya kira kira reaksi Dimas?




Bodyguards [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang