Jangan lupa vote and comment🥺
___
i promise you.✨✨✨
"Selaa", Nadena langsung memeluk Sela saat Aron mempersilahkan Sela masuk.
"Aron jugaa", rengek Aron. Baru saja ia ingin memeluk Sela, Sultan datang dan langsung menarik kerah belakang Aron.
"Papa, kok Aron ditarik sih!", kesal Aron.
Sela terkekeh melihat wajah cemberut Aron yang seperti anak kecil.
"Yuk sayang, mama udah siapin semua bahannya", Nadena menarik lengan Sela untuk ke dapur.
"Kok kita ditinggal pa?", Aron menatap Sultan.
"Kamu mau ikut masak di dapur juga?", Sultan menaikkan sebelah alisnya, persis seperti Aron.
"Gak ah, Aron mau nonton aja", Aron berjalan ke arah ruang keluarga.
"Kok gak mau di idupin? Mati lampu?", gumam Aron saat tv nya tak mau hidup.
"Itu tandanya kamu disuruh bantuin papa buat kasih makan peliharaan", celetuk Sultan.
Aron memutar bola mata malas, "tinggal bilang pa, gak usah sampe dicabut kabelnya"
"Kayak kamu mau aja kalo papa minta tolong", sindir Sultan.
"Pasti mau lah", sombong Aron.
"Karena ada Sela aja, kalo enggak pasti udah kabur ke kamar", Sultan berjalan meninggalkan Aron yang menggerutu.
•••
Sela dan Nadena terlihat sangat nyaman saling bercerita di dapur. Sambil menyiapkan makan siang, Nadena terus bercerita tentang hubungannya dengan Aron sejak membaik.
Sesekali Nadena juga bertanya pendapatnya tentang Aron, dan apakah ia sudah yakin dengan Aron.
Sela menceritakan semuanya dengan jujur pada Nadena. Mulai dari dirinya yang ragu dan sempat takut dengan Aron.
Nadena dapat mengerti bahwa Sela akan takut dengan anaknya. Ia sendiri juga sempat kaget saat mendengar kejujuran Aron saat pertama kalinya.
"Yang penting kamu sudah yakin dengan hati kamu", Nadena mengelus pundak Sela.
"Iya ma, Sela udah yakini hati Sela dan Sela emang bener bener sayang sama Aron", Sela tersenyum lembut.
Nadena mengangguk pelan, "mama juga sudah memperingati Aron, kalau dia sampai membuat kamu sakit hati, mama sendiri yang akan menjauhkan kamu dari dia"
Sela tertawa kecil mendengarnya, "papa juga bilang begitu".
"Mama bisa ngeliat wajahnya ketakutan pas mama bilang gitu. Haha, mukanya lucu banget pas itu, harusnya kamu ada"
Nadena dan Sela tertawa bersama sampai sampai tak sadar bahwa dua laki laki telah duduk manis di meja makan menunggu mereka.
"Mama ngancemnya gak lucu", ucap Aron pada Sultan.
"Siapa bilang mama kamu ngancem? Itu bukan ancaman", peringat Sultan.
"I-iya, tapi jangan gitu dong, masa Aron dijauhin dari Sela", balas Aron.
"Buat apa kalian bersama kalau kamu nyakitin dia?". Aron terdiam menatap Sultan.
"Gak gitu pa, Aron gak bisa janji kalau gak akan buat Sela sakit hati. Tapi Aron janji bakal berusaha"
"Terus?", Sultan menatap anaknya intens.
"Biarin Aron perbaiki kesalahan Aron sama Sela sendiri, jangan langsung diambil Selanya", jelas Aron.
"Hm, kami mengerti kalau itu akan menjadi urusan rumah tangga kalian nantinya. Yang dimaksud dari mama itu, kalau sampai kamu membuat Sela sudah gak nyaman lagi denganmu, siap siap saja kehilangannya"
Glek.
'Gak akan sanggup gue kalo dijauhin', batin Aron.
"Aron mengerti pa, Aron akan berusaha, pasti", jawab Aron yakin.
"Pada ngomongin apa, hm? Serius banget kayaknya", Nadena dan Sela datang membawa masakan masakan yang sudah siap untuk dimakan.
"Si Aron ma, masa tadi kasih makan burung papa aja gak bisa", ujar Sultan berbohong.
Aron menatap papanya bingung, "kok, Aron pa?".
Sultan mengode Aron agar diam dan menurut.
"Aron kan selalu kabur ke kamar kalo disuruh kasih makan burung", Nadena melirik Sela sekilas dan tersenyum geli.
"Mama", rengek Aron. "Malu, ada Sela", bisik nya pada Nadena.
"Loh, kenapa? Emang Aron tu suka gitu Sela", tambah Nadena.
"Enggak kok Sel", Aron menutup kedua kuping Sela agar tak mendengar ocehan mamanya.
"Ngapain kamu tutup telinga anak orang?", tanya Sultan pada Aron.
"Biar Sela gak denger ocehan mama yang lagi jelek jelekin Aron". Sela terkekeh mendengar gerutuan Aron.
"Gak papa dong", Sela berusaha membuka tangan Aron dari telinganya.
"Jangan dibuka sebelum mama selesai ngomong", Aron menatap inten Sela.
Sela hanya dapat menurut jika sudah ditatap seperti itu oleh Aron.
"Udah udah, dibuka itu telinga Sela", ujar Nadena.
"Mama udah selesai?", tanya Aron dengan muka polos.
"Gak jadi mama ceritanya, nanti aja pas gak ada kamu", Nadena menjulurkan lidahnya.
"Pa, bilangin mama dong", Aron mengadu pada Sultan.
"Iya, nanti papa bilangin. Mending sekarang kamu buka telinga Sela terus kita makan, perut papa dari tadi udah bunyi bunyi minta makan"
Aron pun membuka telinga Sela dengan ragu, takut mamanya akan kembali berbicara.
"Udah, tenang aja", Nadena cekikikan melihat Aron yang terus melirik liriknya.
"Makan makan", tegur Sultan.
Mereka pun makan bersama diiringi dengan tingkah lucu Aron dan Sultan yang kadang kelahi seperti anak kecil.
TBC
Maaf ya rada gak jelas😫🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguards [END]
Teen FictionApa kalian pernah terpikir akan mempunyai abang dan pacar yang posesif? Ditambah dengan sahabat abang mu? Perkenalkan, Sela. Perempuan bermata biru dan wajah imut imut. Mempunyai abang yang posesif dan pacar yang posesif. Jika kalian berfikir itu a...