08

15.6K 828 14
                                    

Jangan lupa vote and comment🥺
____
Bukannya protektif, hanya saja tak ingin dirinya disakiti oleh orang lain.

✨✨✨

Seorang CEO yang sangat tampan, berbadan tinggi tegap, berbalut tuxedo hitam mahal, rapi dari atas hingga bawah, sedang sibuk di atas kursi kekuasaannya.

Tok tok tok

"Masuk!",

"Permisi pak, ada yang-", ucapan sekretarisnya terpotong.

"Weii, brohh", tiba tiba ada yang menyalip sekretarisnya.

"Maaf ya mbak", seseorang itu masuk dengan badan yang di miringkan agar tak tersentuh dengan badan bohay sekretarisnya.

CEO itu hanya menghela nafas berat saat melihat orang kepercayaannya satu ini.

"Kangen kan lu sama gue", orang itu duduk di sofa dengan kaki yang di naikkan ke meja.

"Kaki!", ucap CEO itu dingin.

"Macam sama siapa aja lo", orang itu dengan tidak sopan nya mengambil makanan yang tersedia di atas meja di depan sofa.

"Ada apa tuan memanggil saya?", tanya nya bersikap pura pura sopan.

CEO itu mengalihkan pandangannya ke orang kepercayaannya, menatap orang itu serius.

"Masih mainin jalang?",

"Di filter kali kata katanya bro, nyablak amat. Tumben lu ngomong kek ginian?", badan orang itu auto tegap saat mendengar kata laknat itu.

"Gue ada, anak SMA",

"SMA ya? Belum terlatih sih, tapi masih seger kan?", orang itu menaik turunkan alisnya.

"Hm",

"Sip, kapan gue bisa ketemu?",

"Hari ini, jam 2 tepat, SMA Jaya", jawabnya singkat dan tegas.

"SMA Jaya? Wahh, ada yang gangguin gadis lu yak? Masih ada aja ye, jaman sekarang bully bully kek begitu",

"Hm",

"Dasar kulkas 2 pintu lu!", kesal orang itu melihat si CEO dari tadi menjawabnya seperti tak ikhlas.

"Sekalian lu cari tau tentang jalang itu", tambahnya.

"Hah!? Jadi gue belum bisa langsung nyicipin?", tanya orang itu dengan alis terangkat.

"Setelah urusan gue selesai, jalang itu buat lu",

Orang itu menggeleng geleng tak percaya, "Aku bukan bonekamu, bisa kau suruh suruh, dengan seenak maumu. Aku buk-"

"Keluar!",

Orang itu terdiam, "Iye iye ah, masih jam 1 juga",

Ucapannya tak di gubris oleh si CEO itu.

•••

Bel pulang telah berbunyi, Sela memasukkan semua alat tulisnya ke dalam tas. Saat Sela dan sahabatnya menuju halte depan sekolah, tiba tiba ada yang mencegat mereka.

"Eh, ada cewe kurang belaian", ucap perempuan dengan rambut bercat biru.

"Hahaha, kok bisa ya gak malu gandeng 2 cowo sekaligus", timpal temennya berambut pink.

"Di depan aja baik, kesayangan guru, aslinya ternyata cewe gak bener", kali ini perempuan yang di tengah, dengan rambut paling mencolok berwarna merah yang menimpali.

Sela mengerutkan kening tak mengerti, "Maksud kakak apa ya?",

"Gak usah pura pura lugu lo. Kali ini berapa cowo lagi yang bakal lu gandeng hah!?", kakak kelasnya mendorong pundak Sela.

Qila yang tak terima pun, membalas perbuatan kakak kelasnya, "Santai dong kak, kalo ngomong bisa baik baik kan!",

"Heh, lu gak usah ikut campur ya!", ucap yang berambut biru.

"Heh, cewe kam-se-upay! Gue bilangin ya sama lu, gak usah sok kecakepan! Apa kurang Adhim buat lu hah!?",

"Adhim? Aku gak ada apa apa sama Adhim kak", jawab Sela.

"Halah, emang dasar cewe munafik ya lo!", tangan kakak kelasnya terangkat ingin menampar Sela.

Tiba tiba tangannya dicegat oleh seseorang, "Cindy Alditama, anak dari Roni Alditama dan Vika Alditama. Apa jadinya jika perusahaan Alditama hancur di tangan perusahaan Megan?",

Tubuh Cindy tiba tiba menegang, "M-maksud lo a-pa?",

"Ohh, jadi kamu tipe orang yang langsung melabrak tanpa tau siapa yang akan berhadapan sama kamu ya?",

"H-hah? Apaan sih lo!",

"Kenalin, gue Dimas Argana Megantara, dan ini adek gue, Sela Regina Megantara", jelas Dimas sambil merangkul pundak Sela.

"Gue tau, lu gak mungkin bodoh jadi orang. Lo pasti taukan derajat perusahaan bokap lo dibanding perusahaan Megan?",

Cindy mati kutu, mulutnya terkunci, dan badannya bergetar. Sedangkan Qila sudah menatap Cindy dengan tatapan remeh.

Cindy akhirnya pergi dengan antek anteknya. Sela sedikit lega, namun ia juga merasa tak enak dengan Cindy, bisa dibilang Sela adalah orang yang terlalu baik.

Ceri menatap kagum Dimas, matanya berbinar melihat Dimas dengan almameter kampusnya berbicara tegas, membuat siapa saja akan terkagum kagum melihatnya.

"Yuk pulang", Sela hanya mengangguk.

"Temen temen Sela mau pulang bareng?",

"Enggak bang, makasih", jawab Qila sopan.

"Ohh, ya udah, kami duluan yaa", Sela dan Dimas berjalan masuk ke dalam mobil mereka.

Qila dan Ceri melambaikan tangannya saat melihat mobil Sela melaju keluar dari pagar sekolah.

•••

"Dapat dua informasi langsung neh", ucap seseorang dengan senyum miring.

"Jago juga gue ternyata, dah lama kagak jadi detektif", tambahnya.

TBC

Maaf ya kalo part ini kurang jelas🙏



Bodyguards [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang