07

17K 844 5
                                    

Jangan lupa vote and comment🥺
___
"Diantara cowok cowok protektif bermuka tampan bak dewa? Ambyaar" -Ceri

✨✨✨

Pulang sekolah hari ini, Sela tidak dijemput oleh Dimas. Karena abangnya sedang bertemu dengan dosen yang super sibuk, jadi tidak boleh kehilangan kesempatan untuk bertemu.

Sehingga dengan setengah hati, Dimas pun meminta untuk 2 anak kembar yang menjemput adiknya. Dan tentu saja dengan semangat 45 mereka langsung otw ke sekolah Sela.

"Eh sel, itu bukannya abang abang yang waktu itu sama bang Dimas ya?", tanya Ceri pada Sela.

Sela pun merasa bingung dengan ucapan Ceri. Ia yakin yang diomongin Ceri ada lah Aron dan Tyo, tapi ia tak menemukan batang hidung mereka.

"Mana sih, Ceri?",

"Itu loh, yang lagi dikerumuni itu", Ceri menunjuk kerumunan siswi siswi yang sepertinya sedang mengerumuni seseorang, lebih tepatnya dua orang.

"Ehh, kak Tyo sama kak Aron, ngapain itu?",

"Tuh kan bener, susulin gih. Nanti malah dicomot sama bibit bibit cabe". Mereka pun berlari menghampiri kerumunan itu.

Terlihat seseorang yang berlari dengan tas disandang di depan dada sedang tergopoh gopoh memasukkan buku ke dalam tasnya.

"Halah dalah, kok dah ilang aja mereka?",

•••

Sela dan Ceri tak berani untuk memanggil nama Aron dan Tyo. Mereka takut akan di bilang caper oleh kakak kelasnya.

Dan jadilah mereka lompat lompat, dan sesekali melambaikan tangan sambil berbisik nama Aron dan Tyo.

"Eh, mereka ngapain lompat lompat?", gumam Aron.

Aron pun segera membelah kerumunan siswi siswi itu, "Sela, ngapain lompat lompat kek gitu?",

"Loh, Sela udah keluar ya?", tanya Tyo ikut menghampiri Aron.

Terkejut terheran heran lah siswi siswi yang tadi mengerumuni Aron dan Tyo.

'Hah, mereka kenal?'

'Itu abang mereka ya?'

'Kayaknya abangnya Sela deh'

'Tapi kan Sela abangnya cuma satu'

Dan banyak lagi bisikan bisikan yang terdengar lebih tak seperti bisikan, melainkan gosipan iri.

"I-iya kak, kalo gitu pergi sekarang aja ya kak", Sela tampak risih menjadi pusat perhatian orang orang.

"Yaudah, ini temen Sela gimana?", tanya Tyo sambil tersenyum ke arah Ceri.

"Ceri, kamu mau bareng?", tanya Sela.

"Ehh, enggak. Aku nanti dijemput, hehe",

"Ohh, yaudah. Aku duluan yaa",

"Iyaa,"

"Diluan ya, Ceri" -Aron

"Tunggu di dalem aja" -Tyo

Ingin meledak rasanya jantung Ceri saat berhadapan dengan upin ipin versi tampan seperti mereka.

"Aduh, meleleh dedek",

"Ehh, tunggu-", Ceri celingak celinguk mencari seseorang.

"Aduh, mati gue", Ceri menepuk pelan keningnya.

"QILA",

•••

Qila sedari tadi menunggu di halte sendiri seperti anak ilang. Apalagi dengan muka cemberut dan kepalanya seperti mencari induknya yang hilang, noleh kanan, noleh kiri.

"ehh, Qil. Kok udah diluan aja sih lo?", Sela menepuk pundak Qila.

"Diluan kata lo? Sadar dong, yang ninggalin tu siapa!",

"Ehh, maaf Qila sayang. Tadi tu gue sama Sela nyamperin abang abangnya Sela. Soalnya mereka dikerumuni bibit bibit cabe. Apalagi tadi tu ada kak Cindy",

"Hah, sumpah? Aduh bahaya tuh kalo kakak iparnya Sela si bibit cabe busuk", tiba tiba rasa kesal Qila sirna saat menggosipi kakak kelas mereka yang memang terkenal Cabe.

"Ya makannya itu, gue sama Sela langsung lari nyamperin abangnya", jelas Ceri dengan muka serius.

Qila pun mengangguk paham. Sampai Farel pun datang dengan motornya.

"Eh, Ceri. Gue duluan ya, lo gapapa sendiri?",

"Gapapa elah",

"Yakin?", Ceri pun mengangguk yakin.

"Yaudah deh",

"Hati hati, Qila!".

Tak lama dari itu, tiba tiba tampak 3 orang siswi dengan seragam yang sengaja di ketatkan, rambut yang diwarna warni, dan tak lupa make up menor seperti pergi kondangan.

"Heh, lo temennya tu cewe kam-se-upay kan?",  tanya salah satu dari mereka dengan gaya songongnya.

"Maksud kakak siapa ya?", Ceri benar benar tak mengerti siapa cewek yang disebut kakak kelasnya.

"Halah, gak usah pura pura bodoh deh. Dah jelas tadi lu sama dia, nyamperin abang abang yang ganteng tadi!",

'Wah, kan bener. Bahaya nih nasib Sela'

"I-iya, kak. Aku temennya",

"Bilangin ya sama temen lo itu, jangan sok kecakepan. Nempel sana sini kayak kurang belaian!",

'Gue ikutin aja dah alurnya ni tante tante'

"I-iya kak, nanti aku bilangin",

"Bagus kalo gitu! Kalo sempet dia kegatelan lagi sama cowok, kalian berdua yang akan kenak. Ingat itu!",

Ceri pun mengangguk patuh. Ia dari tadi menunduk, hingga tak tampak lagi sepatu sepatu kakak kelasnya. Sepertinya mereka sudah pergi.

"Huh, gak tau aja mereka sama abangnya Sela. Kalo tau, dih, gue pastiin idup tu orang kagak tenang!".

TBC

Jalankan hari dengan senyuman manis😊💘



Bodyguards [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang