20

11.6K 586 11
                                    

Jangan lupa vote and comment🥺
___
Jangan mudah baper.

✨✨✨

'Halo', terdengar suara seseorang dari seberang sana.

"Lo tau Wahyu?",

'Kaya pernah denger sih gue namanya",

"Dia suka sama Sela, tapi sayang di tolak",

'Wah, bagus dong. Oke, gue bakal cari informasi tentang dia'

"Secepatnya",

'Iye ah, yang bos siape si gue tanya?',

"Gak usah banyak tanya, biodata anak itu penting",

'Iye iye, bye', tut.

•••

Kali ini 3 curut tengah berkumpul di salah satu restoran ternama dan mereka memesan ruangan VIP, jadi hanya mereka yang ada di dalam ruang makan itu.

"Eh yo, lo mau tau sesuatu kagak?", Aron menaik turunkan alisnya.

"Alah, paling lo mau bilang kalo lo berhasil ngerjain BuSur", jawab Tyo malas.

"Salah! gue jamin ini sangat sangat penting!",

"Gak percaya gue",

"Penting ini, suer dah",

"Aelah, yaudah yaudah, apa?"

"Gue di izinin Dimas buat jalan jalan sama Sela hari Minggu! wahaaa bahagia banget gue gilak!",

Dimas menatap tajam Aron, dalam hatinya ia terus saja mengumpati Aron. Kalo gini ceritanya, bisa bisa Tyo minta jalan lagi sama Sela.

"Sumpah lo!? eh, tapi waktu itu kan gue udah jalan jalan sama Sela", ucap Tyo membanggakan diri.

"Alah, itu kan Dimas minta tolong sama lo buat jagain Sela, beda cerita. Kalo gue kan minta izin, jadi gue bisa seharian sama Sela", Aron menepuk dadanya bangga.

"Gak adil lo, Dim!", Tyo menatap sinis Dimas.

'Kan kan, ini malesnya gue', batin Dimas.

"Gak usah percaya sama mulut tu bocah", jawab Dimas.

"Dih, kok lo gitu sih Dim. Gue kan betulan mau jalan sama Sela, lo juga izinin gue", Aron tak terima di bilang berbohong.

"Pokoknya, minggu depannya gue yang jalan sama Sela!",

"Gak!", Dimas menatap tajam Tyo.

"Gak adil lo!",

Aron cekikikan melihat wajah kusut Tyo. Menurutnya, ada kebahagiaan tersendiri saat ia lebih unggul dari sahabatnya itu.

"Gue bilang gak! lagian kan udah adil, kemaren lo udah jalan sama adek gue, abis tu gak ada lagi yang jalan jalan sama Sela. Aron terakhir, abis itu gak ada lagi",

Tyo dan Aron menatap Dimas tak percaya. Bagaimana bisa, mereka hanya di bolehin jalan jalan sekali sama Sela. Mereka pasti akan ketagihan, dan ingin terus terusan jalan sama Sela.

"Gak bisa gitu lah bro", Aron merangkul pundak Dimas dan langsung mendapat tepisan.

"Dim, masa lo tega si sama kite, ye gak ron?",

"Betul tuh! lagian kan kami kagak apa apain Sela",

"Pokoknya gak!",

Tyo dan Aron saling memandang untuk bertukar rencana lewat telepati. Setelahnya mereka kompak mengangguk dengan muka yakin.

"Dimaaaass, jangan gitu dong", Aron memasang muka memelas.

"Masa lo jahat sih sama kamiiii", wajah  Tyo tak kalah memelas.

"Ayolah, Dimaass",

"Mna bisa dim, masa cuma sekali seumur idup sii", Tyo menggoyang goyangkan badan Dimas.

"Apaan si lo berdua!", Dimas menghempaskan kedua tangan sahabatnya dengan kasar.

"Babang Dimaass",

"Dimas yang paling ganteeengg",

"Paling maniiiss",

"Paling baeeekk",

"Rajin menabuuuunngg",

"Yang pal-",

"Yaudah, iye iye ah!", akhirnya Dimas menyerah meladeni kedua sahabatnya.

"Wohoo!",

"Yess!",

Tyo dan Aron saling memeluk dengan muka yang sangat amat bahagia. Sekarang mereka benar benar terlihat seperti anak kembar yang saling menyayangi.

•••

Sela berjalan menelusuri lorong kelas dengan bersenandung ria. Sehabis menjawab kuis, ia di perbolehkan untuk keluar kelas. Berhubung sekarang belum jam istirahat, jadi suasana masih sangat sepi.

Duk!

Sela tak sengaja menabrak seorang siswi, lebih tepatnya siswi itu yang menabrak Sela.

"Kamu gak papa?", Sela terlihat khawatir kepada siswi itu, padahal dirinya juga ikutan terjatuh.

"Gapapa", siswi itu menjawab dengan singkat dan segera berlalu meninggal kan Sela yang masih terduduk. Namun lengannya di cekal oleh seseorang, membuat siswi itu berbalik.

"Lo harus minta maaf", Wahyu menatap dingin siswi di depannya.

"Gue gak salah",

"Gak salah lo bilang? jelas jelas lo yang nabrak Sela!", suara Wahyu menggema di lorong kelas.

Sela segera bangkit sambil menahan nyeri di bokongnya. "udah yu, aku gak papa kok",

"Gapapa gimana Sela? lo di tabrak sama ni bocah sampai jatoh",

"Aku gak papa, gak sakit kok", Sela tersenyum tenang kepada Wahyu.

"Pergi lo!", Wahyu menghempas kasar lengan siswi itu.

Tanpa sepengatahuan Sela dan Wahyu, siswi itu berbalik menatap keduanya tak suka, setelahnya senyuman miring muncul di wajahnya.

"Lo beneran gapapa?", Wahyu menatap khawatir Sela.

"Gapapa, beneran deh",

"Lo mau kemana? biar gue anter",

"Gak perlu Wahyu, makasih. Aku cuma mau ke toilet aja kok",

"Gue anter ya",

"Ih, Sela bukan anak kecil. Sela bisa sendiri, Wahyu ke kelas aja sana, kan jam pelajaran belom abis", Sela mengerucutkan bibirnya lucu.

Wahyu menatap gemas Sela, mungkin kalo dia adalah pacar Sela, ia akan memeluk erat Sela.

"Iya deh, hati hati yaa", Wahyu mengacak pelan poni Sela. Setelah itu Sela pergi dengan wajah menahan sakit.

Wahyu menatap kepergian Sela, lalu ia berbalik, 'Faradilla', Wahyu tersenyum sinis.

TBC

Faradilla? Siswi baru? Dibaca terus yaa, xoxo


Bodyguards [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang