26

8.4K 409 1
                                    

Jangan lupa vote and comment🥺
___
Aku tidak pernah menyesal mengenal kamu yang pernah menyayat hati.

✨✨✨

Dimas tampak menahan amarah sambil mengotak atik ponselnya. Ia terus menerus menelfon nomor seseorang, namun tak kunjung di jawab.

Hingga ia memutuskan menelfon nomor lain.

'Halo nak?',

"Halo ma",

'Ada apa Dimas?',

"Mama sama papa kapan pulang?", suara Dimas mulai bergetar.

'Doakan bulan depan kami bisa pulang nak, kamu apa kabar?',

"Baik ma, mama sama papa apa kabar? Kenapa papa gak angkat telepon?",

'Papa lagi sibuk nak, kami ingin cepat selesai dan bulan depan bisa pulang',

"Dimas sama Sela tunggu ma",

'Iya, Sela baik baik aja kan? Kamu jagain Sela kan?',

"Iya ma, Dimas selalu jaga Sela",

'Terima kasih ya nak, kamu abang yang sangat baik. Yasudah, mama tutup dulu ya, papa manggil',

"Tolong bilangin sama papa buat nelepon aku kalau udah gak sibuk ma",

'Iya nak, sudah ya. Assalamualaikum',

"Waalaikumsalam".

"Huft", Dimas membanting tubuh nya ke kasur. Hari ini terasa berat menurutnya, bukan akibat ia terlalu banyak kerja, namun pikirannya yang terus terpenuhi.

Tok tok tok

"Masuk",

Ceklek

"Bang?", Sela masuk ke dalam kamar Dimas.

"Sela, kenapa?", Dimas menegakkan badannya dan menyuruh Sela untuk duduk di sampingnya.

"Sela mau nanya tentang yang tadi", Sela melirik ke arah Dimas takut.

'Gue gak tahan liat Sela yang kayak gini terus', batin Dimas.

"Yaudah, tapi nanti bang Dimas suruh bibi buat mantau ya",

"Serius bang?", mata Sela berbinar.

Dimas mengangguk sambil tersenyum lembut, "Jangan aneh aneh, abang gak ada di rumah, dan kerja kelompoknya di ruang tamu aja",

"Iya, makasih bang, Sela sayang sama abang", Sela memeluk Dimas erat. Dimas pun membalas pelukan Sela tak kalah erat.

"Jangan marah karena abang ngekang Sela, ini demi kebaikan Sela dan keluarga kita", ucap Dimas menahan tangisnya.

Sela melerai pelukan mereka dan menatap Dimas bingung,  "Maksud abang demi keluarga kita?",

"Gak papa kok, mending sekarang Sela tidur. Udah malam, besok sekolah kan?",

Sela mengangguk, "Sela tidur ya bang, good night abang Sela", Sela mengecup singkat pipi Dimas.

"Good night, jangan lupa baca doa".

•••

Pagi ini SMA Jaya tidak melakukan pembelajaran, karena akan ada pelantikan ketua OSIS baru. Jadi semua murid di harapkan untuk turun ke lapangan basket dan berbaris.

Sela berjalan lambat dan sesekali menyapa teman temannya. Tiba tiba ia merasa bahunya di tepuk seseorang.

"Bang Gana?"

"Hai, Sel, sendiri aja?",

"Iya bang, Ceri sama Qila lagi di ceramahin", jawab Sela polos.

"Hahaha, tadi gue juga nampak kok mereka telat datang".

"Iya, lagian siapa suruh gak ajak Sela berangkat bareng", Sela mengerucutkan bibirnya.

"Haha, jadi maksud lo itu karma?", tanya Gana menatap Sela gemas.

"Enggak juga si, tapi mungkin iya".

"Jadi yang bener yang mana?"

"Dua duanya".

"Huh, yaudah deh", Gana menghela nafas pelan.

"Abang bentar lagi gak jadi ketos lagi kan?"

"Iya, kan nanti pelantikannya. Ini juga sebenarnya udah telat, harusnya udah dari bulan lalu tapi baru bisa sekarang", jawab Gana.

Sela mengangguk pelan. "Gue ke sana dulu ya, mau bantuin temen gue", ujar Gana.

"Oh, iya bang, bye", Sela tersenyum manis.

"Daa, besok besok kita ngomong lagi ya", Gana berlari ke arah lapangan untuk membantu temannya.

•••

Seseorang dengan muka memerah menahan amarah yang sebentar lagi sepertinya akan meledak tengah berdiri menyender pada dinding di ujung koridor.

Tangannya meremas kuat bungkusan es krim yang masih beku, sepertinya ia barus saja membelinya. Ia menjatuhkan bungkusan es krim itu lalu berbalik dengan kakinya yang menginjak bungkusan es krim itu.

Ia sampai di rooftop, dan teman temannya sudah mengumpul di situ. Langsung saja ia membanting dirinya ke sofa panjang yang telah usang.

"Wes, ada apa gerangan ini?", Vikri mendudukkan bokongnya di ujung sofa.

Vikri menatap kawan kawannya seolah meminta jawaban, namun tak ada satupun dari mereka yang tau.

"Lo lagi ada masalah apa hah?",

"Gak ada", jawab Wahyu ketus.

"Waduh, macam cewe pms aja bro", ujar Axel.

"Tau, cerita kali, siapa tau kami bisa bantu", tambah Raka.

Wahyu bangkit dan duduk dengan muka dingin, "Gue mau ketemu seseorang",

"Siape?", tanya Ciko, teman basket Wahyu.

"Adhim", jawab Wahyu singkat.

"Adhim? Ngapain lo nyari dia?", -Vikri.

"Gak usah aneh aneh yu, lo kan tau kabar dia dulu gimana", -Ciko.

"Lagian gak ada yang tau dia sekolah dimana sekarang", -Raka.

"Gue tau", jawab Wahyu serius.

"Tau? Dimane gue tanya?", Axel menatap Wahyu penasaran.

"SMA Pelita",

"Sumpah lo?". Semuanya tampak kaget dengan jawaban Wahyu, karena memang SMA Jaya dan SMA Pelita sedari dulu telah terjadi perang dingin.

"Gak mungkin elah", ucap Raka.

"Terserah kalo lo gak percaya, intinya gue mau ketemu tu orang",

"Oke oke santai, gue tanya, lo mau ngapain ketemu sama dia?", tanya Vikri.

"Gue ada urusan sama dia",

"Kagak ade sejarahnya seorang Wahyu sang kapten basket punya urusan sama seorang Adhim sang ketua geng Vinix", jelas Alex.

"Betul tuh, dari awal masuk kan kalian berdua kagak pernah dekat. Jangan kan dekat, sapa sapaan aja kagak pernah", tambah Ciko.

Wahyu tak mendengarkan omongan teman temannya, apalagi menjawab omongan mereka. Ia langsung saja beranjak pergi meninggalkan kawan kawannya.

TBC

Wahyu ada urusan sama Adhim? Mau ngapain coba?



Bodyguards [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang