Jangan lupa vote and comment🥺
___
jangan datang jika tidak ingin menetap.✨✨✨
Seperti biasa, Dimas, Aron, dan Tyo selalu menyempatkan diri untuk berkumpul. Walaupun jam kelas mereka berbeda beda, tapi tetap saja tiada hari tanpa berkumpul.
"Kusut banget muka lo macam kain kisut", Aron mengusap kasar wajah Tyo.
"Ck, tangan lo bau terasi anying!", Tyo menghempas tangan Aron.
Aron mengendus tangannya, "Wangi kok, gue juga gak ada makan terasi, halu lo bangke!",
"Mau lo makan kek, gak makan kek, tetap aja tangan lo bau tai",
"Kate lo tadi terasi, sekarang bau tai, yang bener bambang!",
"Bau tai tangan lo", Tyo menatap Aron sinis.
Aron menyengir, "Gue tadi emang abis berak sih, tapi udah gue cuci kok",
"Anjing lo!", Tyo mengguyur wajahnya dengan air mineral yang baru ia minum sedikit.
"Adaaa aja tingkah kalian yang aneh aneh! Gue tanya, kalian gak capek baku hantam mulu hah!?", Dimas yang dari tadi diam sudah tak tahan melihat kelakuan 2 sahabatnya yang banyak mengundang tatapan dari pengunjung.
"Die luan tuh! Masa tangannya bekas cebok di usap ke muka ganteng gue!", sarkas Tyo.
"Gaya lu pede! Cakep kali lo, anjrit muka lo tu anjrit!", balas Aron tak kalah teriak.
"Ni satu! Segala ucapan Keanu lo ikutin!",
"Kan lagi viral Dim, elah", Aron memutar bola mata malas.
"Udah udah, diem! Gak punya malu kalian ye!?",
"Iyaa iyaa", jawab Tyo dan Aron serentak.
"Lo kenapa Yo? Lagi ada masalah?", tanya Aron. Walaupun mereka sering kelahi, namun mereka tetap sering memberi perhatian satu sama lain.
"Gue bingung sama emak gue",
"Kenape emak lo?",
"Dari kemarin, emak gue selalu nanya terus ke gue 'nak kamu mau gak kalo mama jodohin' itu terus yang di tanyain", jawab Tyo sambil mengikuti gaya bicara mamanya.
"Pft, HAHAHA kasian bat idup lo cong cong!", Aron tak kuasa menahan tawanya sambil memukul pundak Tyo.
"Lo mah! Bukannya ngasi gue solusi, kan gue kagak mau!",
"Ikutin aja dulu, mana tau baik, kan beruntung", ujar Dimas.
"Betul tuh, mana tau ceweknya cantik, baik, kalem. Kalo lo gak mau, kasih aja ke Dimas", tambah Aron.
"Kok ke gue?"
"Gue kasian liat lo jomblo terus, macam kagak ada cahaya dalam kehidupan lo, lempeng mulu",
"Gue lagi gak mau pacaran", jawab Dimas.
"Kenape, hah? Yang mau sama lo banyak kali bro", tanya Tyo.
"Ada cewek yang gue suka",
Aron dan Tyo memandang Dimas tak percaya. Mereka saling melirik namun juga saling menggeleng.
"Beneran? Kok lo gak pernah cerita?", -Aron.
"Iye, siapa orangnya?", -Tyo.
"Kasih tau kali, gak usah main rahasia rahasia-an lo", -Aron.
"Anak fakultas mana?", - Tyo.
"Anak SMA", jawab Dimas singkat.
"WHAATT?!", Aron dan Tyo benar benar tidak menyangka dengan jawaban Dimas. Sedangkan Dimas meringis pelan saat mereka di tatap tajam oleh pengunjung lain.
"Jangan bilang!?", -Tyo.
"Tunggu", -Aron.
"Lo seriusan?", -Tyo.
"Sahabat Sela?", -Aron
"Ceri?",-Tyo.
Dimas mengangguk kecil kepada sahabat sahabatnya.
"Dari kapan?", -Aron.
"Gak tau, mungkin waktu baru masuk SMA",
"Apa yang ngebuat lo suka?", -Tyo.
"Perhatian".
"Itu doang, gak ada yang lain?",
"Dia bisa ngertiin gue, dan gue ngerasa nyaman dekat dia",
"Tapi setiap ketemu, lo cuek cuek aja",
"Ya gue tahan lah, gue gak mau Sela curiga",
"Kenapa pas dia masuk SMA lo baru suka dia?", tanya Aron.
"Karena dia mulai nunjukin perhatiannya pas mereka selesai MOS. Disitu dia nunjukin, kalo dia tulus",
Flashback
Selesai menjalani MOS di sekolah, Sela dan kedua sahabatnya memutuskan untuk bersinggah ke rumah Sela dulu. Dan sekarang mereka tengah menonton film China yang dapat membuat kaum hawa teriak teriak tak karuan.
"Ehh, hp gue mana?", Ceri tampak kebingungan mencari hp nya.
"Lo dari tadi gak ada bawa hp perasaan", ujar Qila.
"Iya, kita kan langsung nonton drama", tambah Sela.
"Terus hp gue mana dong?", Ceri ingin menangis.
"Coba cek mobil deh",
Ceri pun akhirnya keluar dengan langkah yang tergesa gesa. "Huft, selamat selamat", di cium ciumnya hp kesayangannya.
Saat melewati dapur, ia melihat ART Sela tampak sedang linglung. Ia memutuskan untuk menghampirinya, "Bibi kenapa?",
"Aduh, neng Ceri, bibi kebelet buang air besar nih, tapi bibi harus nunggu kopi den Dimas dulu", jawab bibi itu.
"Yaudah, biar Ceri aja nanti yang kasih minumnya bi",
"Beneran neng?", Ceri mengangguk. "Makasih banget ya neng, permisi".
Ceri pun menunggu kopi Dimas sambil bermain hp. Saat selsai, ia pun menghampiri taman belakang yang tampak dari dapur, ia melihat Dimas sedang duduk di situ.
"Bang?",
"Eh, Ceri", mata Dimas tampak memerah.
"I-ini, Ceri mau kasih kopi yang di titipin bibi",
"Oh, iya makasih ya",
"Iya, Ceri permisi ya bang", Dimas mengangguk.
Baru berjalan 3 langkah, ia berhenti dan berbalik badan. Ia mendudukkan bokongnya di samping Dimas. Dimas kebingungan melihat Ceri yang kembali duduk.
"Ceri bukan mau ikut campur, Ceri juga gak maksa abang buat cerita. Ceri cuma mau nemanin abang aja kok, kalo butuh sesuatu bilang aja", ucap Ceri seperti mengetahui bahwa Dimas sedang tidak baik.
"Kalo gue minta pelukan gimana?", lirih Dimas.
Deg.
Ceri menatap Dimas tanpa arti, sedangkan Dimas menatap dalam mata Ceri. Sedetik kemudian Ceri tersenyum manis dan mengangguk.
Dimas langsung saja memeluk erat pinggang Ceri dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Ceri. Pundak Ceri terasa sedikit basah.
'Seberat itu kah masalah bang Dimas', batin Ceri.
Ceri mengelus lembut pucuk kepala Dimas. Entah kenapa hatinya ikut bergetar melihat Dimas yang sedang rapuh seperti sekarang.
TBC
Part ini khusus masalah Ceri sama bang Dimas ya, hihi😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguards [END]
Teen FictionApa kalian pernah terpikir akan mempunyai abang dan pacar yang posesif? Ditambah dengan sahabat abang mu? Perkenalkan, Sela. Perempuan bermata biru dan wajah imut imut. Mempunyai abang yang posesif dan pacar yang posesif. Jika kalian berfikir itu a...