32

6.8K 375 4
                                    

Jangan lupa vote and comment🥺
___
menyatukan dua hati yang berbeda menjadi satu keyakinan? Sulit.

✨✨✨

Pagi ini mereka berempat sarapan di hotel. Mereka berbincang ria tentang apa saja yang menarik.

"Bang, katanya kawan Sela ada lagi loh yang ilang", ujar Sela sedikit merinding.

"Hilang?", tanya Tyo meyakinkan, "berapa orang?".

"2, kapten basket sama ketua osis Sela". Aron menaruh sendok garpunya di piring.

"Hilangnya samaan?", Sela mengangguk.

"Terus, dalam waktu yang bersamaan juga, adik kelas Sela tiba tiba minta surat keluar", Sela mendelik ngeri.

"Adik kelas? Cewe? Cowok?", Dimas menatap Sela.

"Cewek, namanya Fara", jawab Sela.

"Sela harus hati hati, kenapa bisa banyak banget gitu yang hilang di sekolah Sela?",

Sela menggeleng lemah, "Sela sebenarnya takut bang".

"Sela gak bakal di apa apain", Aron mengunyah sereal di mulutnya.

"Dari mana lo tau Sela gak bakal di apa apain?", Tyo memandang aneh Aron.

"Kan ada kite, ada si Dimas yang over protektif. Yang ada, orang yang nyulik Sela nyawanya gak ketolong gara gara dipukulin Dimas", jelaa Aron santai.

"Iye juga", Tyo terkekeh geli.

Dimas menatap intens Aron. "Hehe, santai matanya bro", Aron menyengir kuda.

"Bang Dimas, kak Aron, sama kak Tyo bakal jagain Sela sama sahabat sahabat Sela kan?", lirih Sela.

"Pasti!", jawab mereka.

"Qila juga kan?",

"Pasti!",

"Ceri juga kan?",

"Pasti!",

"Wajib!". Aron, Tyo, dan Sela menatap Dimas.

"Bang Dimas wajib jagain Ceri?", tanya Sela polos.

Aron dan Tyo sekuat tenaga berusaha menahan tawa mereka. Wajah Dimas sudah merah padam akibat salah ngomong di depan Sela.

"Kami pasti jagain Sela sama sahabat Sela kok, tenang aja", Aron mengelus pucuk kepala Sela.

Sela tersenyum manis pada Aron, ia terlihat nyaman di perlakukan seperti itu.

Dimas dan Tyo menatap sendu adegan dua insan di depan mereka. Perjodohan itu harus gagal, bagaimana pun caranya.

•••

Aron tampak menelfon seseorang dengan raut wajah dingin dan marah. Ia menatap pantai di depannya dengan rahang yang mengetat.

"Telfon Fara sekarang!", lantangnya.

"....",

"Gue gak mau tau! Lo tanya sama dia kenapa dia keluar dari sekolah!",

"....",

"Kenapa dia gak bilang sama gue anjing!",

"....",

"Bilang sama dia, jangan pernah keluar dari sekolah sebelum Sela lulus!",

Tut.

"Arrgghh", Aron mengusap wajahnya gusar.

"Gue harus cari orang lagi buat jagain Sela di sekolah", Aron mendesah lelah.

"Gak perlu!". Aron menegang saat mendengar suara itu.

"Lo gak perlu bayar orang buat jagain adek gue", Dimas berjalan menghadap Aron.

Jantung Aron berdetak lebih cepat, 'dia denger semuanya?', batin Aron.

"Gak perlu tegang, gue udah tau semua kerjaan lo. Orang orang yang hilang di sekolah Sela gara gara lo kan. Karena lo gak mau Sela di ganggu, jadi lo sewa orang buat mantau dan pura pura jadi adik kelas Sela. Oh iya, gue hampir lupa sama Jack, dia juga ikut kan?", Dimas tersenyum miring melihat raut wajah Aron.

Aron menghela nafas sejenak, "oke gue ngaku, tapi gue mohon jangan kasih tau Sela. Gue lakuin ini semua karena gue sayang sama dia".

Dimas mengangguk ngerti, dia paham akan sifat Aron yang lebih posesif ketimbang dirinya.

"Tapi lo gak tau semua kan?", Aron menatap selidik Dimas.

"Ck ck ck, jaga jam tangan lo yang berharga itu. Jangan sampai mancing orang lain buat nyari tau tentang jam itu",

Aron melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, jam yang hanya di punya oleh orang orang tertentu.

"Aron Alsyah Albar, CEO dari Qalbar Company Corp. Mempunyai mansion berharga terliunan, tapi ber-acting menjadi seorang laki laki biasa yang tinggal di apartemen", Dimas menatap sahabatnya itu dari atas sampai bawah.

"Qalbar Company Corp, berperang dengan Albaric Company Corp. Yaitu, adalah perusahaan dari Sultan Alsyah Albaric, bokapnya sendiri", Dimas bertepuk tangan bangga untuk sahabatnya yang satu ini.

"Jujur gue bangga dengan lo, dan mungkin Tyo juga akan senang denger kabar ini. Tapi gue gak bisa menjamin adik gue akan bangga mendengar kabar ini".

Aron menutup mata sejenak untuk meredakan emosinya. Bagaimana pun semua sudah terbongkar akibat jam tangan yang selama ini ia jaga.

"Makannya itu, gue mohon sama lo jangan bilang sama Sela. Gue gak dia takut sama gue dan malah ngejauh nantinya",

'Gak salah pilih calon adek ipar gue', batin Dimas.

"Lo tenang aja, semua rahasia lo aman. Lo gak perlu mikirin tentang si Fara Fara itu. Yang seharusnya lo pikirin sekarang tentang perjodohan Sela dan Tyo", Dimas pergi dari hadapan Aron.

Kepala Aron serasa ingin pecah sekarang. Ia mendudukkan dirinya di hamparan pasir yang dimana berhadapan langsung dengan pantai.

Ia pikir liburan ini akan terasa menyenangkan. Ia pikir liburan ini tak akan membuatnya harus bekerja untuk beberapa hari. Ia pikir liburan ini akan menjadi istirahatnya yang tenang dan ditemani oleh tawa Sela.

Tapi ia salah, liburan ini adalah awal dari sakit hatinya. Awal dari perjuangannya. Ya! Iya tak boleh menyerah begitu saja!

Tapi biarkan ia beristirahat untuk hari ini saja, sebelum ia memulai semuanya esok hari.

TBC

Gak salah pilih calon adek ipar -Dimas
😭🤭





Bodyguards [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang