44

6.3K 329 0
                                    

Jangan lupa vote and comment🥺
___
menangis tak akan membuat kita lemah, justru menenangkan hati.

✨✨✨

Sedari tadi laki laki itu masih enggan beranjak pergi dari hadapan gundukan bernisan 'Faradilla Farhana'

Air matanya yang tak bisa lagi turun akibat sudah terlalu banyak yang luruh. Angin malam tidak dihiraukan olehnya, badannya seperti patung yang terus memperhatikan gundukan di depannya.

Perlahan tangannya terangkat untuk memegang nisan itu. Matanya kembali memanas, batinnya terus berteriak bahwa ia tak kuat menahannya.

"F-fara? Kamu denger aku kan sayang?", lirih Adhim.

"Di sana pasti gelap, mau aku temani gak?", bibirnya bergetar.

"Sayang, hiks...", isakan kecil mulai keluar dari mulutnya.

"K-kenapa kamu t-tinggalin aku? A-apa aku ada salah? Kalau a-aku ada salah, bilang sayang, j-jangan t-tinggalin aku",

"C-cincinnya gak akan pernah aku lepas sayang", ia mengangkat tangan kanannya. "Berjanjilah bahwa kamu juga tidak akan melepaskannya".

"K-kita sudah berjanji akan menikah sayang. Kamu berjanji setelah kamu pulang aku akan melamar mu"

"Aku gak mau itu hanya menjadi angan angan ku saja sayang, tolong tepati janji itu. Aku tidak akan marah, kembali lah sayang"

"Kita pernah saling menyampaikan pernikahan impian kita sayang. Setelah kamu pulang aku akan melamar mu, dan saat aku tamat kita akan segera menikah"

"Kamu tidak menginginkan pernikahan yang mewah. Kamu tidak ingin memakai gaun yang ribet, kamu tidak ingin wajahmu dilapisi oleh make up tebal, dan kamu ingin rambutmu di ikat agar tidak merasa gerah nantinya. Hahaha, hah...haha...hiks"

"Aku akan menuruti semua keinginanmu, aku akan mengabulkan pernikahan impianmu, aku sudah berjanji. Tapi kenapa kamu sudah pergi sebelum aku bisa menepati janjiku?"

"Sakit sayang, rasanya sakit sekali. Jika kamu bisa merasakannya, tidak! aku tak ingin kamu merasakan sakit hati ini",

"Adhim!". Adhim menoleh dan mendapati anggota vinix mendekatinya.

"Lo kenapa masih di sini? Ini udah malam, lo belum makan apapun dari kemarin! Sekarang lo ikut kami pulang!", Didi menarik Adhim agar berdiri.

"Enggak! Gue mau di sini! Gue mau temani Fara, kasian Fara di sini sendirian, di sana pasti gelap"

"Fara udah tenang di sana Dhim, lo harus ikhlasin dia", Satya memegang pundak Adhim.

"Ikhlasin apa hah? Ikhlasin apa! Hiks... Fara belum mati", pandangan Adhim makin lama semain buram dan bruk!

•••

Perlahan mata Adhim mulai terbuka, ia menatap sekitarnya, ini bukan pemakaman tadi.

"Kenapa gue bisa di kamar? Gue mimpi ya Fara meninggal?", ia berlari keluar kamarnya dan menemukan anak anak vinix yang sedang duduk di ruang tengah.

"L-lo pada ngapain di sini pake baju item item?", tanya Adhim.

Anak vinix menatap aneh Adhim, ada apa dengannya?

"Lo sendiri ngapain pake baju item?", Didi balik bertanya.

Deg!

"G-gue, gue mau ketemu Fara dulu, jaga rumah!", Adhim berjalan cepat ke arah pintu utama.

"Lah? Kok gak bisa di buka?", Adhim mencari cari kunci pintu rumahnya, namun ia tak kunjung mendapatkannya.

"Cari ini?", Gio datang membawa kunci rumah Adhim.

"Ngapain sih lo, balikin sini!", Adhim meminta kunci rumahnya.

"Lo mau kemana? Mau ketemu Fara? Dhim, sadar! Fara udah tenang di sana, dia udah gak ada!", celetuk Farhan.

"Jaga omongan lo! Fara masih idup! Dia lagi ada kerjaan di Canada, dia pasti sekarang udah balik!"

"Betul, Fara emang ada kerjaan di Canada, tapi pas dia balik pesawatnya kecelakaan", jelas Didi.

"Gak! Lo semua gak tau apa apa! Mending diem bangsat!", teriak Adhim marah.

"Dhim, sadar Dhim. Lo gak boleh kek gini, kasian Fara di sana yang ngeliat lo belum ikhlasin dia. Orang tua lo juga akan balik besok"

Adhim terduduk lemas di pintu utama. Kepalanya serasa ingin pecah sekarang, itu semua gak mimpi. Itu nyata!

"G-gue, gue sayang sama dia Vit. Gue sayang banget! Tapi kenapa dia ninggalin gue!? Kenapa dia gak nepatin janjinya kalo dia akan balik!",

"Gak ada yang tau Dhim, ini semua udah takdir. Tugas lo sekarang, lo harus bangkit, ikhlasin dia, dan doakan dia di sana" ujar Gio.

"Gue belum ikhlas, gak akan bisa", lirih Adhim.

"Lo pasti bisa! Lo harus kuat! Masih ada orang orang di sekitar lo yang sayang sama lo, termasuk kami. Lo gak sendiri Dhim, kami bakal bantu lo", ucap Satya.

"Hiks...", Adhim menjambak rambutnya frustasi.

Perlahan Adhim mendongak dan menatap sahabat sahabatnya, "makasih karena kalian udah peduli sama gue".

TBC

Kenapa aku ikutan nangis?😭😭😭
Maaf Adhim, tapi kamu gak berjodoh sama Fara😓😓

Bodyguards [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang