Jangan lupa vote and comment🥺
___
akan ada waktunya kita merasakan yang namanya BUCIN.✨✨✨
Tak terasa 2 minggu sudah berlalu, Sela pun harus kembali masuk sekolah. Selama seminggu pula ia telah bersikap dingin pada keluarganya.
Bukannya Sela mendiami keluarganya, ia tetap menjawab jika di tanya. Hanya saja ia tidak seperti biasanya yang selalu ceria dan tersenyum
"Sela",
"Sela! Tunggu".
"Woi Sel-", Ceri mengatup bibirnya saat berhasil menghalangi jalan Sela.
"Sela? Lo gak papa?", tanya Ceri saat melihat kantung mata Sela seperti mau tumpah.
Sela hanya menggeleng menanggapinya dan kembali berjalan dengan langkah lesu.
Ceri dan Sela masuk ke dalam kelas dan mendapat tatapan aneh dari Qila. Wait, di kelas baru mereka bertiga yang datang. Benar benar sahabat sejati.
"Ceri! Sela!" Qila memeluk mereka berdua erat.
Qila menatap aneh Sela, kenapa ia tak membalas pelukannya?
"Sel? Lo gak kangen sama gue?", Qila melepas pelukannya dan "hah? Sela lo kenapa?"
Sela hanya diam dan menatap kosong kedua sahabatnya. Perlahan matanya terasa memanas.
"Sela lo kenapa? Cerita aja", ucap Ceri.
"Iya, lo bisa cerita apapun sama kami, kita sahabat", tambah Qila.
"Hiks", pecah sudah tangis yang sedari tadi ditahannya. "A-aku hiks, gak mau hiks, dijodohin".
Sela menangis sejadi jadinya, kakinya tak kuasa menahan beban.
"Dijodohin?" Ceri ikut berjongkok menghadap Sela.
"Kalian kenapa?" Lala berlari ke arah mereka.
"Lala? Eh Lala lo udah datang?" Qila sengaja mengalihkan Siti dan membawanya ke tempat duduk Siti.
Ceri membantu Sela berdiri dan berjalan ke arah kursi mereka. Qila pun terus mengalihkan Lala hingga bel masuk berbunyi.
•••
Qila, Sela dan Ceri kini sudah duduk di taman belakang sekolah. Tempat yang aman dan nyaman untuk menumpahkan semua keluh kesal.
"Sel? Lo bisa ceritakan masalahnya?" Ceri memegang pundak Sela.
"Kalo lo belum siap gak papa kok". Aye mengangguk membetulkan ucapan Clau.
"Aku, aku bakal cerita", ujar Sela pelan.
"Pelan pelan aja ceritanya". Sela menganggukkan kepalanya.
"Jadi, aku di j-jodohin", Sela menunduk menahan tangisnya.
"Yang sabar ya Sel, kalo lo gak mau lo bisa nolak kan?" tanya Qila perlahan.
Sela menggeleng lemah, "gak bisa hiks, keputusan orang tua aku udah bulat hiks", lirih Sela.
Qila memeluk Sela untuk menenangkannya.
"Kalo kami boleh tau, lo dijodohin sama siapa?" tanya Ceri.
"S-sama kak T-tyo". Ceri dan Qila tersentak mendengarnya.
"G-gimana bisa?" Qila menatap tak percaya Sela.
"S-Sel", Ceri memeluk Sela erat.
Tentu saja mereka ikut merasa sedih, bagaimana tidak? Mereka tau bahwa Sela hanya menganggap Tyo sebagai abang. Sela tak punya perasaan apapun dengan Tyo begitupun sebaliknya.
Dan tentunya, mereka tau bawa Sela menyayangi Aron. Mereka sadar, setiap Sela menceritakan Aron, wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Mereka tidak bodoh untuk lama menyadari itu.
Mereka pun sadar akan perhatian Aron yang berbeda pada Sela. Intinya, mereka sadar bahwa Aron dan Sela saling mencintai.
•••
Ruang tamu rumah Aldian sedang kedatangan tamu. Aldian menjamu mereka dengan senyum merekah. Sultan, rekan bisnisnya datang dan membawa kabar bahwa anaknya adalah sahabat dekat Dimas, yaitu Aron.
"Saya benar benar tidak menyangka rekan baik bisnis saya adalah orang tua dari Aron", ucap Aldian.
"Haha, begitu pun dengan saya Aldian", jawab Sultan terkekeh ringan.
"Jadi, apa maksud dari kedatangan Anda ke rumah saya? Apakah urusan bisnis Sultan?"
"Tidak tidak, kita sedang tidak berada di perusahaan. Kedatangan saya kesini, untuk membicarakan masalah hati anak saya", Sultan melirik Aron.
"Hati anak anda? Apakah itu hati Aron?", tanya Aldian sedikit kebingungan.
Sultan mengangguk, "anda pasti mengerti bahwa orang tua pasti selalu mengutamakan kebahagiaan anaknya bukan?".
Aldian seketika menegang, namun ia kembali menetralkan raut wajahnya. "Tentu saja Sultan, semua orang tua akan merasa senang melihat anaknya bahagia".
Dimas dan Regina melirik ke arah Aldian, sedikit tidak yakin mendengar ucapannya.
"Baiklah, saya akan langsung ke intinya saja", Sultan menyesap kopinya sebelum kembali berbicara. "Saya ingin menjodohkan anak saya Aron dengan anak anda Sela".
Semua mata langsung menatap ke arah Sultan dengan kaget, kecuali Aron yang sudah mengetahuinya.
"Ah, sebentar Sultan, saya benar benar tak mengerti dengan maksud anda", ujar Aldian.
"Apa pernyataan saya kurang jelas? Saya ingin menjodohkan anak saya dengan anak anda".
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguards [END]
Teen FictionApa kalian pernah terpikir akan mempunyai abang dan pacar yang posesif? Ditambah dengan sahabat abang mu? Perkenalkan, Sela. Perempuan bermata biru dan wajah imut imut. Mempunyai abang yang posesif dan pacar yang posesif. Jika kalian berfikir itu a...