Jennie masuk ke dalam dorm Blackpink disusul oleh Taehyung yang masih bersikeras memapahnya. Padahal Jennie bisa melakukannya sendiri.
"Aku akan baik baik saja. Tenanglah" Kata Jennie pelan. Ia duduk di sofa diikuti Taehyung yang juga duduk di sampingnya.
"Jennie eonni. Kau sudah pulang" Lisa dan Rose datang berjalan cepat mendekati Jennie. Jennie mengulas senyum kecil.
"Aku baru saja sampai"
"Bagaimana kondisi kakimu? Apakah terkilir berat?"
"Sedikit berat. Tapi aku akan baik baik saja" Jennie tersenyum simpul. Bibirnya selalu berkata bahwa ia akan baik baik saja.
"Jaga dia 24 jam Rose-aa, lalisa. Dia sangat keras kepala dan masih mencoba memaksakan diri" Tegas Taehyung. Dia tak habis pikir dengan Jennie yang sedang sakit tapi masih tetap mencoba belajar dance.
"Kami akan selalu bersama Jennie eonni, oppa. Kau tenang saja" Lisa membalas perkataan Taehyung dan juga membentuk tangannya seperti huruf 'O'.
Taehyung mengangguk. Ia mengulurkan tangannya ke arah Jennie yang langsung diterima ekspresi bingung oleh gadis cantik itu
"Mwo? Minta upah?"
"Minta ponsel" Dahi Jennie semakin mengerut. Untuk apa Taehyung meminta ponselnya. Tanpa menaruh curiga sedikitpun ia menyerahkan ponsel mahalnya pada lelaki Daegu itu.
"Gumawo. Aku pinjam untuk beberapa hari" Taehyung berdiri dan langsung memasukkan ponsel Jennie ke dalam saku celananya.
"Ya.. Taehyung-aa!! Kembalikan" Awalnya Jennie tidak panik, tapi mengingat ada beberapa chat yang berisikan aib Taehyung masih tersimpan manis di ponselnya membuatnya panik tujuh keliling.
"Aku hanya meminjamnya sebentar" Taehyung melihat ke arah Jennie sebentar kemudian melanjutkan ucapannya.
"Ataupun, kau juga bisa mengambilnya sekarang" Taehyung merentangkan kedua tangannya. Bibirnya tercetak senyum kemenangan. Sudah ia pastikan, Jennie tidak akan berani melakukannya.
"Tae ayam gila!!!!"
---
Taehyung masuk ke dalam dorm dengan senyum yang masih tercetak di bibirnya. Bertemu dengan Jennie hari ini entah mengapa sangat membuatnya senang.
"Ini si Taek ayam senyum senyum aja dari tadi" Taehyung menghiraukan perkataan Seokjin dan memilih pergi ke dapur. Ia bahkan belum makan apa apa sejak tadi siang.
"Kau dari mana Taehyung-aa?"
"Hanya keluar sebentar Jim" Taehyung tergiur dengan ramen yang sedang dimakan Jimin. Tanpa pikir panjang, ia langsung merampas tanpa menanyakan dulu pada sang punya.
"Tidak boleh. Kau tidak boleh makan ini"
"Ayolah Jim. Hanya sedikit"
"Tidak. Kemarin kau berkata bahwa tenggorokanmu bermasalah dan sekarang kau ingin makan ramen?"
"Hanya sedikit Jim. Aku benar benar lapar"
Jimin tetap bersikeras " Tidak boleh"
"Sedikit saja. Ayolah"
"Tidak"
"Jimin-aa, aku benar benar akan mengambilnya sedikit"
"Tidak untuk ramen"
"Ya...."
"Mwo? Kau kesal?"
"Sepertinya kalian harus membuat lagu Friends Pt 2. Namun tema masalah nya karena ramen" kata Hoseok.ia berjalan melewati kedua sejoli yang masih saja berebut untuk makan.
"Ayolah Jim. Aku ingin makan"
"Tidak. Kau bisa memakan sesuatu yang lain"
"Hanya sedikit. Aku janji"
"Tidak"
Taehyung menekukkan wajahnya. Bibirnya ia majukan sedikit pertanda ngambek dengan Jimin yang tak kunjung memberikan sedikit ramen.
"Park Jimin bantet" Niat Taehyung untuk memakan makanan hilang seketika saat ponsel Jennie yang ada di saku celananya bergetar. Seperti ada pesan masuk dari seseorang.
Jimin tidak menghiraukan ledekan Taehyung. Ia kembali melanjutkan makannya yang sempat tertunda. Namun, kali ini Jungkook yang menemuinya setelah Taehyung pergi.
"Jimin-shi"
"Hmm"
"Pinjam ponsel hyung" Jimin memutar bola matanya malas. Ia tau apa yang akan dilakukan Jungkook ketika meminjam ponselnya. Memainkan game. Tidak ada yang lain selain itu.
"Kau ingin memainkan game lagi?" Jungkook mengangguk antusias. Dimata Jimin, Jungkook sekarang terlihat seperti anak anjing yang sedang meminta sesuatu.
"Black card penuh isinya tapi kuota internet kosong" Jimin melempar ponselnya ke arah Jungkook. Tak peduli jika nantinya ponsel tersebut akan jatuh. Toh, ia bisa membeli lagi nantinya.
---
Taehyung mengerutkan keningnya saat membaca pesan dari Irene melalui ponsel Jennie. Dari awal percakapan mereka hanya membahas tentang Taehyung. Terlebih lagi tentang aibnya.
Taehyung kini mulai kembali menggeledah ponsel Jennie. Sudah lama ia tidak memeriksa ponsel gadis cantik itu. Taehyung sedikit heran dengan banyaknya nomor asing yang masuk ke ponsel Jennie tapi semua diblokir oleh gadis itu. Taehyung dapat menebak, itu semua dari para Sasaeng yang berusaha lebih dekat dengan Jennie.
Irene kembali mengirimkannya pesan melalui ponsel Jennie. Tanpa pikir panjang, Taehyung langsung membuka pesan itu dan membalasnya.
Irene Eonni
Irene: Hei Baby Jane. Bagaimana persiapan comebackmu? Masih lancar?
Jejen : Ne, berjalan baik
Irene : T_T
Irene : Kapan kita akan bertemu kembali?
Jejen : Kondisi ku sedang agak tidak baik sekarang eonni.
Taehyung bergelidik saat mengetikkan kata eonni. Ia bahkan tidak pernah ataupun jarang berkata 'Eonni'. Ponsel Jennie bergetar. Irene menelphonnya. Pasti karena perkataan yang Taehyung sampaikan bahwa kondisi Jennie sedang tidak baik . Tanpa ragu, ia menggeser tombol hijau dan mendekatkan ponsel Jennie ke telinganya
"Jennie-aa. Kau sakit?!!!"
"Ya... Apa yang terjadi?!!"
"Kau bahkan hampir mendekati tanggal comeback mu dan kau sekarang sakit?!!"
"Ya.. mengapa kau diam saja"
Irene bahkan tidak berhenti berbicara. Bagaimana caranya agar Taehyung dapat menjawabnya.
"Tenang tenang. Ini aku Taehyung" Suasana hening. Yang dapat didengar Taehyung hanya suara hembusan nafas.
"Jennie-aa. Taehyung ada disebelahmu? Aku seperti mendengar suaranya"
Taehyung memukul jidatnya pelan. Heran dengan tingkah Irene yang masih berbicara seolah olah Taehyung adalah Jennie.
"Ini aku Irene-shi. Kim Taehyung" Suasana hening beberapa saat. Irene seperti sedang mencerna baik perkataan Taehyung.
"YA!! JENNIE KIM. PACARMU SUDAH GILA!!!"
---
.
.
.
.
.
.
.VOTE😷
KAMU SEDANG MEMBACA
I D O L ✔
FanfictionBangtan Sonyeondan dan Blackpink 2 Idol Group yang sedang naik daun saat ini dan banyak mencuri perhatian banyak orang di dunia ternyata memiliki kedekatan layaknya kakak dan adik. Tidak banyak yang tau tentang kedekatan mereka. Bagaimana keseruan d...