63•|I D O L

2.4K 197 0
                                    

"Aku menyerah hyung" Seokjin yang tepat berada di samping Jimin menoleh cepat pada lelaki itu.

"Menyerah?"

Jimin mengangguk "Ne. Aku sudah tidak tau lagi dimana keberadaan mereka. Mereka seakan benar benar menghilangkan dirinya dari kita semua"

Seokjin mengela nafas panjang. Tangannya masih menggenggam erat ponselnya yang juga sudah berulang kali menelphon salah satu dari mereka tapi masih juga tak kunjung diangkat.

"Kita tidak boleh menyerah Jimin-aa. Mereka pasti punya alasan melakukan hal ini semua" Seokjin kembali mengirimkan pesan pada Jisoo melalui akun instagram samarannya

"Apa lagi yang harus kita lakukan hyung?!! Semuanya seakan sia sia"

"Kita tunggu saja. Mereka pasti akan baik baik saja disana" Jimin memutar bola matanya malas. Ia menjadi orang yang paling khawatir sekarang. Khawatir akan terjadi apa apa pada mereka.

"Perasaanku selalu mengatakan mereka tidak baik baik saja sekarang hyung" Suara Jimin terdengar khawatir. Ia bolak balik menelpon Rose dan mengirimkan pesan pada gadis Australia itu.

"Tenanglah. Suga, Hoseok dan Taehyung juga sedang mencari mereka sekarang" Ucap Seokjin. Dalam perihal mencari, mereka berganti ganti untuk pergi. Tapi ketahuilah Jungkook yang paling sering ikut.

"Kita harus mendoakan yang terbaik untuk mereka"

---

"Bagaimana hyung? Ketemu?" Suga menggeleng pelan. Taehyung kembali mengecek ponselnya. Ponsel gadisnya masih belum aktif. Ini sudah hampir sebulan gadis itu tidak juga mengaktifkan ponselnya.

"Akhhhh.... Bagaimana ini" Lelaki tampan ini mengacak rambutnya kesal. Kemana lagi mereka harus pergi agar bisa tau dimana mereka berada.

Segala cara telah dicoba. Pergi ke YG dan dorm Blackpink sehari sekali, menelphon teman dekat mereka, mencari di tempat yang biasa mereka kunjungi, mencari di sudut sudut kota Seoul, hingga pergi ke rumah mereka.

"Dimana mereka?!!!" Taehyung benar benar telihat seperti seorang lelaki yang frustasi. Ia pusing memikirkan tempat yang nantinya akan ada mereka berempat. Yang pastinya, keempat gadis itu masih berada dalam kawasan Korea Selatan.

"Mereka baik baik saja kan?"

Hoseok memandang miris Taehyung yang berada disampingnya. Ia juga sudah menanyakan kepada beberapa temannya yang bekerja di bagian keamanan Korea Selatan untuk mencari keberadaan mereka berempat. Namun tidak juga membuahkan hasil sampai sekarang.

"Kita hanya harus berusaha Taehyung-aa. Hasil akan didapatkan dari usaha seseorang"

Taehyung mengangguk pelan lalu menghela nafasnya. Langkahnya ia ikuti mengikuti langkah Suga dan Hosekk untuk kembali ke dalam mobil. Melanjutkan mencari keberadaan keempat gadis itu.

---

Jennie menyisir rambutnya pelan. Wajahnya tertampil sempurna pada pantulan cermin didepannya. Luka luka di tubuhnya tidak terlihat karena gadis itu memakai baju kebesarannya.

Ia berjalan pelan keluar dari kamarnya. Pikirannya benar benar pusing sekarang dan akan lebih baik jika gadis itu pergi ke apartemennya untuk menenagkan diri.

"Jisoo eonni. Aku pergi Ne?"

Jisoo yang sedang mengambil air untuk diletakkan di dahi Rose dan Lisa mengangguk pelan. Apartemen Rose sekarang tidak aman dan para penggemar yang meneror mereka sudah tau dimana letaknya.

"Hati hati Jennie-aa" Jisoo memandang lekat mata Jennie. Ia sangat berharap gadis itu baik baik saja disana.

Jennie tersenyum lebar kemudian mengangguk "Ne. Aku akan baik baik saja eonni"

Jennie berjalan keluar dari apartemen Rose. Ia akan naik mobilnya sendirian. Tak peduli dengan kesehatannya yang terbilang semakin hari semakin memburuk. Gadis itu hanya ingin menenangkan dirinya disana yang sudah menjadi saksi bisu bagaimana lelahnya dia menjalani hidup.

Jennie melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia ingin menikmati suasana kota Seoul yang sekarang jarang untuk dilihatnya. Hidupnya sekarang benar benar berantakan. Segalanya menjadi seperti tidak terkontrol.

"Woahh... Yeppojana" Matanya memandang takjub sungai Han yang terbentang luas di samping kirinya. Ia sangat suka dengan keindahan alam yang nyata ada di depan matanya.

Jennie membuka sedikit jendela mobilnya. Angin sore masuk memainkan sedikit rambut panjangnya. Ia memejamkan matanya, menikmati udara bebas yang baru saja dihirupnya sejak beberapa bulan terakhir.

Jennie kembali fokus ke tujuan utamanya. Yaitu pergi ke Apartemennya. Hanya dia sendiri dan member Blackpink yang tau dimana apartemen gadis cantik itu berada.

Jennie memakirkan mobilnya. Matanya melirik sedikit suasana yang terlihat disana. Gadis New Zealand itu membuka pintu mobilnya cepat dan melangkah masuk menuju rumah keduanya setelah dorm. Rumah dimana ia selalu menangis disini.

---

.
.
.
.
.
.
.

VOTE👾

I D O L ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang