Ini sudah hampir 3 minggu sejak pertama kalinya Blackbangtan menjaga jarak dengan BTS. Tidak ada satupun dari mereka yang tau kisah dibalik penjagaan jarak yang dilakukan hampir 3 minggu terakhir.
Para member Blackpink juga sepertinya benar benar menyembunyikan ini dari semua pihak. Keempat gadis itu telah diajarkan untuk memasang muka bahagianya ketika sedang berada di luar dsn dihadapan banyak orang.
Mungkin bagi orang yang belum dalam mengenal Blackpink pasti akan mengatakan mereka adalah empat orang gadis beruntung. Disanjung tinggi, kecantikan yang luar biasa, kepintaran, dan tentunya memiliki banyak penggemar. Namun nyatanya kehidupan mereka yang sebenarnya jauh dari kata itu.
Terpaksa meninggalkan tempat tinggal di usia muda dan harus menjalani masa trainee yang terbilang lumayan lama. Kepastian debut belum diberikan dan masa trainee yang sangat sulit untuk dilewati.
Di usia yang masih dua puluh tahunan, mereka harus menjadi seorang idol yang bahkan hampir tidak memiliki waktu istirahat dan tidur. Berbanding terbalik dengan remaja pada umumnya yang bepergian kesana kemari dan tertawa lepas dengan teman-temannya. Mereka tidak pernah mendapatkan hal seperti demikian.
Jisoo menatap nanar kertas yang diberikan Seokjin untuknya. Beberapa jam setelahnya, lelaki itu menghubunginya dan mengirimkannya beberapa pesan.
"Kau masih pusing lalisa?"
Lisa mengangguk pelan. Ia sedari tadi hanya menunduk. Tak ingin membiarkan Jisoo melihat air mata yang ia keluarkan sedari tadi.
"Eonni" Lirih Lisa. Bibirnya bergetar dengan wajahnya yang pucat.
"Aku melepaskan Jungkook, eonni" Lirihnya lagi. Sangat pelan. Ia menggenggam ujung bajunya erat. Hatinya sakit sekarang.
Jisoo tersenyum miris kemudian merangkul gadis Thailand itu "Kau masih punya Blackpink disini"
Lisa menangis sesenggukan. Ia sudah memerintahkan otaknya untuk berhenti menangis tapi sampai sekarang belum dijalankannya. Hatinya terlalu lelah untuk hanya sekedar berhenti.
"Tersenyum lah lalisa. Kau punya Blackpink disni dan kau juga masih mempunyai blink"
Lisa menghapus air matanya kasar. Ia menarik nafas panjang lalu tersenyum kecil. Kalimat dari Jisoo yang selalu diingatnya adalah Jangan menjadi sosok wanita yang lemah. Wanita tidak dilahirkan untuk menjadi lemah.
"BERTAHAN DEMI BLINK!!!"
---
Seokjin sedang meminum air saat Namjoon tiba tiba datang dan ikut duduk disebelahnya. Suasana di dorm BTS saat ini terbilang sepi. Suga masih setia berada di dalam studionya, Hoseok dan Jimin sedang berada di Big Hit dan dengan Taekook yang mungkin lebih banyak menghabiskan waktu bermain game.
"Hyung, kau merasa sedikit aneh tidak?"
"Mwo-yaa?"
"Perihal Blackpink. Jisoo tidak berkata sesuatu padamu?"
Seokjin mengerutkan keningnya lalu menggeleng "Aku baik baik saja dengannya. Hanya pesanku saja yang tidak pernah ia balas lagi sejak beberapa minggu terakhir. Mungkin dia sibuk mengurus perihal comeback nya di YG"
Namjoon menghela nafas panjang "Maknae line bercerita padaku hyung, Rose, Jennie dan Lisa seperti memberikan jarak pada mereka. Dengan artian lain, mereka seperti tidak ingin berurusan dengan kita untuk sementara waktu"
Seokjin tertegun sejenak. Ia juga sedikit merasakan ada hal aneh yang terjadi disini "Mungkin kau benar Namjoon-aa. Jisoo juga selalu membalas pesanku walaupun berhari hari tapi ini sudah hampir 3 minggu dia bahkan belum melihatnya"
"Kita harus membicarakan hal ini dengan mereka hyung. Kau tau kan wanita sangat ahli dalam menyembunyikan sesuatu"
Seokjin mengangguk "Ne. Kita harus mencari tau dan membicarakan hal ini"
---
Rose menggeliat pelan dalam tidurnya. Deru nafasnya terdengar sangat tidak teratur. Lisa yang berada di samping Rose berulang kali menggenggam erat tangan gadis itu untuk menenangkannya.
"Rose gadis kuat" Bisiknya. Jam sudah hampir pukul 2 malam tapi gadis cantik itu masih tetap setia di posisinya. Mencoba menomorduakan rasa lelah dan ngantuknya untuk gadis di sampingnya itu.
Lisa tersenyum pelan mengingat keadaan Blackpink dan BTS di awal awal pertemuan. Terasa sangat lucu baginya. Apalagi dia sendiri yang membuat kedua idol besar dunia itu bertemu.
"Lalisa, kau tidak tidur?" Lamuan Lisa terbuyar oleh suara Jennie. Gadis itu terlihat sangat pucat tapi masih tetap datang menghampirinya.
"Aku akan menjaga Rose malam ini eonni. Kau tidurlah" Jennie menggeleng dan ikut duduk bersama Lisa
"Jennie eonni?"
"Ne?"
"Kau yakin dengan keputusan yang kita hadapi nantinya?" Jennie memandang Lisa lekat. Mata gadis itu terpancar keraguan yang sangat nyata.
"Entahlah. Aku harap keputusan yang kita buat nantinya adalah yang paling baik"
Tangan Lisa bergetar. Mereka tidak bisa memilih kedua duanya. Harus ada salah satu yang nantinya akan dikorbankan. Menjauhi BTS ataupun merelakan diri dengan segala ancaman dan mendapatkan isu buruk tentang karir mereka nantinya.
"Istirahat saja malam ini Lisa-aa. Kita harus berangkat ke YG besok pagi pagi sekali dan juga akan menghadiri acara perkumpulan dengan BTS"
Lisa mengangguk dan tersenyum kecil penuh dipaksakan "Sekarang lah masanya Blackpink tidak bisa lagi menjadi pelindung dan rumah bagi Bangtan"
---
Sumpah MV Blackpink Ice Cream itu.....
Gak bisa berkata apa apa sekarang
Konsep MV BTS sama Blackpink tu mirip kaliii
Ayoooo, Blink dan army kita Streaming
Pecahin rekor baru dan buat Blackpink bangga
Buat usaha dan kerja keras mereka terbayar
Kapan mereka bisa satu stage?
Tahun 2020, Blackbangtan benar benar ngegas
STREAMING PLEASE!!!
---
.
.
.
.
.
.
.VOTE🧐
KAMU SEDANG MEMBACA
I D O L ✔
FanfictionBangtan Sonyeondan dan Blackpink 2 Idol Group yang sedang naik daun saat ini dan banyak mencuri perhatian banyak orang di dunia ternyata memiliki kedekatan layaknya kakak dan adik. Tidak banyak yang tau tentang kedekatan mereka. Bagaimana keseruan d...