50•| I D O L

2.3K 209 3
                                    

"Bagaimana keadaan Rose eonni?" Lisa masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu masih pingsan sejak beberapa jam terakhir. Jennie dan Jisoo yang berada di sampingnya menggeleng bersamaan.

"Lihatlah kondisinya. Apa yang mereka lakukan padanya?" Jisoo memegang erat tangan Rose. Bagian badan gadis itu banyak yang terluka. Jisoo baru mengetahuinya saat baju yang dikenakan Rose tak sengaja tersingkap.

"Eonni, aku sudah tidak tahan" Suara Lisa bergetar. Hatinya, tubuhnya sakit menerima gangguan itu semua. Semua harus disembunyikan dengan senyum palsunya. Mencoba mengatakan pada semua orang bahwa ia baik baik saja padahal kenyataannya tidak.

"Kau ingin melepaskan Bangtan, lalisa?"

Lisa menggeleng pelan "Aku tidak ingin eonni. Bangtan itu seperti kebahagiaannya Blackpink"

Jisoo mengangguk mengerti. Prinsipnya, hidup ini harus memilih. Seseorang tidak bisa menggapai kedua duanya. Jika ia mendapatkan salah satu maka sesuatu yang lain tak bisa ia gapai.

Mereka dihadapkan oleh dua pilihan, melepaskan BTS ataupun mereka mempertaruhkan karir mereka sendiri dengan mendapatkan lebih banyak ancaman.

Jisoo menggigit keras bibirnya. Ia juga seorang manusia yang masih memiliki rasa takut. Ia tau, penggemar fanatik yang meneror mereka akan berbuat lebih keras tanpa memikirkan resiko yang ada. Membuat member Blackpink benar benar celaka secara fisik dan mental.

"Aku tidak ingin jika kejadian setahun yang lalu kembali terjadi eonni" Kata Jennie. Kejadian dimana member Blackpink dipisahkan oleh BTS untuk menjaga karir mereka tetap seimbang. Saat itu, mereka melakukan bermacam cara agar bisa bertemu dan berkomunikasi.

"Jangan pikirkan hal buruk yang nantinya akan terjadi pada kita Jennie-aa. Ini hanya akan berakhir dalam beberapa hari kedepan"

"Jangan biarkan orang melihat berbagai kelemahan yang ada pada diri kita. Wanita dilahirkan bukan untuk menjadi lemah" lanjut Jisoo. Kedua tangannya merangkul erat Lisa dan Jennie. Mencoba memberikan ketenangan pada mereka ditengah gelapnya malam.

"Jangan tinggalkan aku eonni"

---

Jennie keluar dari kantor YG dengan cepat. Jam sudah menunjukkan waktu 3 malam dan ia masih berada di sini. Ia hanya menggantikan Rose untuk mengurus perihal comeback solo Rose mendatang.

Jennie menoleh ke sekilas ke belakang. Perasaannya tidak enak sedari tadi. Ia tidak mungkin pulang ke dorm dan akan memilih tidur di apartemennya sendiri.

Gadis itu awalnya ingin menelphon Lisa untuk menjemputnya. Namun segera ia urungkan karena Lisa akhir akhir ini tampak tidak sehat. Manager nya juga sedang ada keperluan di YG.

Jennie semakin mempercepat langkahnya. Kaki mungilnya bergerak cepat supaya bisa langsung tiba di mobilnya dan pulang dengan cepat.

"Lepaskan aku" Jennie menarik tangannya kasar saat merasakan tangannya seperti ditarik seseorang dari belakang. Benar dugaannya, seseorang mengikuti dan memantaunya sedari tadi.

"Lepas" Ucap Jennie penuh penekanan. Ia bahkan tidak berani untuk hanya menoleh ke belakang.

Gadis cantik itu terjungkal sedikit ke belakang saat seseorang yang diyakini telah mengikutinya sedari tadi melepas kasar tangannya. Ia kini beralih berjalan ke hadapan Jennie.

Oh shit. Bukan hanya seorang tapi berjumlah tiga orang.

"Ya.. kau gila Jennie Kim?!!! Mengapa kau senang sekali menempel dengan Taehyung kami?!!! Taehyung hanya milik army bukan milikmu"

"Hei, mungkin dia menjual dirinya pada Taehyung bukan?" Gejala Panik attack Jennie timbul. Gejala Panik attack gadis itu akan terangsang dengan cepat. Kepalanya mulai berputar keras.

"Mana mungkin Taehyung menginginkan wanita sepertinya. Dia bahkan tidak punya kelebihan apa apa"

Salah seorang dari mereka mendorong keras bahu Jennie. Gadis cantik itu hanya diam. Hanya itu yang harus dilakukannya jika bertemu orang seperti mereka. Jika saja ia bertindak, dunia pasti akan menyalakannya walaupun itu bukan kesalahannya.

"Menyingkirlah dari Taehyung, bajingan. Kehadiranmu disini semakin buruk"

"Ya Jennie Kim, haruskah ku beri tahu satu hal padamu?" Gadis berhoodie sedikit kecoklatan itu melihat Jennie sinis.

"Blackpink pasti akan berkarir lebih baik jika kau tidak ada. Kau hadir di dunia saja itu sudah sangat buruk"

Ketiga gadis itu tertawa. Jennie mendongkakkan kepalanya lalu tersenyum kecil "Ne, aku tau Blackpink pasti akan lebih baik jika tidak ada aku. Jadi jangan membenci ketiga member Blackpink lainnya. Cukup membenci ku saja"

Gadis yang memakai Hoodie hitam menggeram kesal. Ia benci jika Jennie berkata seperti itu "Kau lebih baik hilang dari dunia ini Jennie Kim. Jangan pernah mendekati BTS lagi. Kalian sangat tidak mempunyai harga diri hingga berani mendekati para lelaki kami"

"Taehyung bahkan tidak pernah menyukaimu. Ia hanya menyukai army dan kau sebagai sampah tidak pantas bersanding dengan Taehyung"

"Ya... Lebih baik kau berhenti menjadi idol dan bekerja melayani para lelaki di club. Itu sangat sesuai dengan mu"

"Kau benar benar membuat kesabaran ku habis Jennie-aa. Sampah sepertimu bahkan tidak harus ada di dunia ini. Tidak ada yang menerima mu disini"

Jennie memejamkan matanya. Pikirannya melayang ke kejadian beberapa tahun yang lalu. Dimana semua orang mengatakan bahwa sampah sepertinya tidak harus ada di dunia ini.

"Kau telah berkencan dengan Kai oppa dan sekarang kau dekat dengan Taehyung. Hei? Berapa hargamu? Mungkin aku bisa membelinya. Aku yakin orang tuamu juga menyesal mempunyai anak sepertimu"

"Sampah" Pikiran Jennie kembali merekam jelas kejadian yang benar benar ingin dilupakannya seumur hidupnya. Kejadian yang membuat ia membenci dirinya sendiri.

"Hei bahkan kita jauh lebih baik dari pada dia bukan? Ayo tinggalkan sampah ini sendiri disini dan aku menunggu berita kau mati bunuh diri besok pagi jalang" Ketiga gadis itu pergi. Tak lupa menyenggol keras bahu kiri dan kanan Jennie.

'Sampah'

' Ya Jennie Kim, untuk apa kau hidup jika hanya menjadi sampah di dunia ini

'Bahkan sifatmu lebih buruk dari binatang'

'Menghilang saja di dunia ini Jennie Kim'

'Aku berharap tak pernah bisa lagi melihatmu hidup di dunia ini'

Jennie jatuh terduduk di lantai parkiran YG. Tolonglah, ia hanya butuh seseorang sekarang. Pikirannya benar benar memutar keras kejadian tersebut.

'Jennie ya, love yourself'

Sekelebat ingatannya tentang Taehyung terlintas. Ingatan tentang Taehyung yang berulang kali mengucapkan kalimat 'Love Yourself' padanya. Taehyung yang mengajaknya untuk mencintai dirinya sendiri.

Jennie bangkit dari duduknya. Untuk sekarang ia bahkan tidak bisa tersenyum. Dengan wajah datarnya, gadis New Zealand itu kembali berjalan cepat ke arah mobilnya yang hanya berjarak 10 meter lagi darinya.

---

.
.
.
.
.
.
.

VOTE🤔

I D O L ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang