58•| I D O L

2.1K 204 1
                                    

Taehyung mengacak rambutnya fruatasi. Ia benar benar tak ingin hal seperti ini terjadi. Semua seperti ada dalang di balik semua itu.

"Jawab pesanku Jennie Kim" Geramnya kesal. Ini sudah hari ke 4 ia tidak mengetahui kabar gadis itu. Ponselnya mati sejak dua hari yang lalu dan dorm mereka juga terlihat sepi tanpa penghuni.

Taehyung menggeram kesal. Ia semakin cepat menjalankan laju mobilnya. Niatnya awalnya ke YG terhenti begitu saja saat tau dari salah seorang staff disana bahwa Jennie dan member Blackpink lainnya tidak sedang berada di YG.

Mobil Taehyung masuk ke dalam area dorm Blackpink. Mobil yang baru saja dibelinya beberapa bulang yang lalu karena tertarik dengan modelnya itu sudah terparkir rapi di halaman depan dorm mereka. Padahal simpanan mobilnya sudah banyak, tapi lelaki tampan itu masih berkeinginan untuk menggantinya dengan yang baru.

Taehyung kembali menggeram keras. Ia tertawa hambar lalu kembali mencoba memasukkan kata sandi yang biasanya mereka mereka masukkan saat berkunjung ke dorm Blackpink.

Tit tit

Mereka mengganti paswordnya. Dugaan Taehyung benar, mereka benar benar menjauhkan diri dari bangtan. Lelaki Daegu itu mengambil ponselnya yang ia bawa di saku celananya, mencoba mengecek kembali apakah pesan yang dikirimnya kepada gadis kecilnya telah terbaca.

Ponsel Jennie masih belum aktif. Padahal Taehyung sudah meletakkan pelacak di ponselnya, tapi hal itu sama saja tidak berfungsi karena gadis itu pasti mematikan layanan lokasi dan ikut mematikan ponselnya.

Seseorang mengintip kecil dari balik jendela dorm Blackpink. Tatapan matanya sendu dan wajahnya pucat pasi. Menadakan gadis itu dalam keadaan buruk selama beberapa hari ini.

'Mianhae Taehyung-aa'

---

Lisa menutup rapat telinganya dengan bantal. Disampingnya Rose melakukan hal yang sama dengannya. Kedua gadis cantik itu sudah menutup telinga mereka sejak beberapa menit terakhir.

"Rose-aa... Aku takut" Air mata gadis itu turun tanpa berhenti sejak tadi. Ia memajamkan matanya guna menghindari suara pintu yang seperti akan didobrak oleh seseorang itu untuk hilang dari pikirannya.

Rose menggigit bibirnya dalam. Ini sudah hampir jam 12 malam tapi mereka masih juga mencoba membuat mereka berdua celaka dan masuk dalam bahaya.

Rose perlahan berdiri. Suara pintu apartemennya yang seperti dipaksa buka oleh seseorang masih terdengar keras sampai saat ini. Dengan cepat, gadis itu mendorong lemari kecil di dekat tempat tidurnya untuk menutupi pintu kamarnya. Lisa sudah dalam balutan selimutnya sedari tadi. Gadis itu benar benar takut akan terjadi sesuatu lagi nantinya.

Pintu kamarnya kini telah ditutupi oleh sebuah lemari kayu. Gadis itu juga menggeser beberapa tas bermereknya untuk menutupi celah celah yang terlihat. Ia tidak bisa menjamin keadaan di luar kamarnya seperti apa nantinya.

Air mata kembali lolos dari kedua belah mata gadis Australia itu. Ia semakin takut karena keberadaan apartemennya yang sangat dirahasiakan dari siapapun kini terbongkar. Entah dari mana mereka mendapatkan informasi tentang apartemennya.

Gadis itu melirik sedikit lisa di sampingnya. Rambut gadis itu tidak beraturan dan bajunya terlihat sangat berantakan sekarang. Bermula dari Rose mengajak lisa ke apartemennya. Lisa menjadi orang pertama yang dibawa Rose ke apartemennya tapi naasnya kejadian kurang menyenangkan terjadi disini beberapa jam yang lalu.

"AKHHHH!!!!!" Rose terperanjat kaget mendengar suara teriakan lisa. Gadis itu mengusap air matanya kasar. Tangannya ia gunakan untuk memukul keras kepalanya sendiri.

"Lalisa... Apa yang kau lakukan?!!" Rose dengan cepat menghentikan tangan lisa. Matanya memandang nanar gadis di sampingnya dengan tatapan pilu. Ia tau gadis itu banyak menanggung luka di hidupnya.

"Aku ingin menyerah Rose-aa. Biarkan aku pergi selama lamanya" Bibir gadis itu bergetar. Tangannya tergepal kuat di samping tangan Rose. Ia benar benar merasakan tekanan mental yang sangat berat.

Rose sontak memeluk gadis di sampingnya itu erat. Menyalurkan segala kehangatan yang ia punya pada gadis Thailand tersebut. Ia tidak bisa melihat lisa seperti ini. Lisa adalah gadis pertama yang dikenal Rose saat trainee

"Kau masih punya aku lalisa. Kau juga punya Jisoo eonni dan Jennie eonni. Aku ada disini" Lisa terisak keras. Ia menggigit keras bibir dalamnya guna menahan tangisan dan isakan yang dikeluarkannya sedari tadi tapi tangisannya tak kunjung berhenti sedari tadi.

"Aku disini lalisa. Aku disini" Suara Rose bergetar. Tangannya ia gunakan untuk membelai lembut rambut gadis disampingnya. Hatinya berteriak kesakitan di dalam.

"Aku bersamamu sekarang lisa-aa. Jangan menangis lagi, Aku disini untukmu. Tenanglah. Keadaan akan membaik beberapa saat lagi"

---

.
.
.
.
.
.
.

VOTE😜

Bhrye_Al

I D O L ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang