Lisa menarik nafas panjang. Ia memejamkan matanya sebentar, berusaha mengontrol ekspresi wajahnya agar tidak terlalu membuat Jungkook dan Jimin curiga. Dengan perlahan tapi pasti, gadis Thailand itu berjalan mendekati mereka bertiga.
"Jungkook-aa, lama tidak bertemu"
Pandangan Lisa dan Jungkook bertemu sesaat. Tangan gadis itu bergetar. Matanya menampilkan ia ingin menangis dan berteriak keras sekarang.
"Lalisa, kau baik baik saja?"
Lisa tersenyum tipis. Tolong katakan pada siapapun, dia benar benar ingin menangis sekarang "Ne, aku baik baik saja Jungkook-aa"
Jisoo menarik tangan Jimin agar pindah dari sana. Dia ingin memberikan sedikit waktu pada Lisa. Mungkin ada hal yang ingin Lisa bicarakan dengan Jungkook. Jisoo juga tau, gadis itu tidak akan mengatakan tentang hal itu pada Jungkook.
"Jungkook-aa"
Jungkook menyeritkan dahinya. Tak biasanya Lisa menjadi pendiam seperti ini. Nada berbicaranya juga seperti orang kesakitan dan tidak mempunyai banyak tenaga.
"Bagaimana kabarmu belakangan ini?" Lisa tersenyum lebar. Pusing di kepalanya kembali hadir. Gadis itu memejamkan matanya sebentar. Satu tangannya digunakan untuk memegang dinding agar tubuhnya tidak jatuh dan tetap stabil.
"Kami kelelahan mempelajari dance dan latihan untuk comeback bulan Agustus mendatang" Lisa mengangguk pelan.
"Kuki-aa" Panggil Lisa lagi. Ia menggigit bibir bawahnya keras. Bahkan untuk sekadar melihat mata Jungkook saja ia tidak berani melihatnya.
"Ya... Waegerae? Kalian ada masalah sekarang?"
"Jika seandainya aku tidak bisa berada lagi disini kau harus baik baik saja, Ne?" Dahi Jungkook kembali mengerut. Belum bisa menebak kemana arah pembicaraannya dengan Lisa sekarang.
"Apapun yang terjadi kau harus baik baik saja ya"
"Ya.. ada apa? Kau ingin kemana?"
Lisa menggeleng cepat "Jika aku tak ada lagi disini. Maksudku tak bisa lagi berada di sampingmu, kau harus baik baik saja ya Jeon Jungkook?"
"Percayalah, aku lalisa tetap akan berada disini. Di tempat ini tapi kini kembali dengan dinding kokoh yang telah aku hancurkan beberapa tahun yang lalu"
"Kita akan bertemu lagi nantinya Jeon. Mungkin untuk waktu yang lama"
Lisa menarik nafas panjang. Ia mencengkram bajunya erat. Matanya berkunang-kunang sedari tadi "Apapun kondisinya, BTS harus bahagia oke? Kalian masih memiliki army yang selalu mendukung Bangtan. Jaga dirimu baik baik Kuki-aa. Aku pergi"
Air mata jatuh dari mata gadis itu. Lisa segera berbalik badan dan masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan Jungkook yang masih termenung memikirkan sederetan kalimat yang diucapkan Lisa barusan.
"Dan apapun kondisinya, Blackpink harus selalu berada di samping BTS"
---
Tangan Jennie bergetar seketika saat ponselnya berdering. Ia masih berada di apartemennya tanpa cahaya dan masih setia duduk di pojok kamar.
Nama Taehyung tertampil di layar ponselnya. Sekelebat bayangan buruk tadi kembali hadir. Untuk sekarang saja, tangannya sangat lemah hanya untuk mengangkat panggilan tersebut. Taehyung menelphonnya berulang kali. Sepertinya lelaki itu tidak akan menyerah sampai Jennie mengangkat panggilan darinya.
"Halo" Suara Jennie sedikit bergetar. Air matanya turun tanpa ia sadari.
"Nini-aaa" Jantung Jennie berdetak cepat mendengar suara Taehyung. Ia bahkan tak bisa dihitung, sudah berapa hari tidak mendengar suara lelaki itu.
"Ne"
"Gwenchana-yo?"
Air mata Jennie kembali turun. Kepalanya menggeleng perlahan "Aku baik baik saja disini. Ada apa Taehyung-aa?"
"Ani-ya" Suasana kembali hening. Taehyung tidak memulai pembicaraan dan juga Jennie yang berulang kali menghapus air matanya yang turun.
"Kau dimana Jane? Tadi Jimin dan Jungkook ke dorm tapi kau dengan Rose tidak ada disana. Kalian kemana?"
Jennie bangkit dari duduknya. Tidak langsung menjawab pertanyaan Taehyung. Dipikirannya sekarang adalah, kemana Rose pergi. Jangan sampai hal buruk kembali terjadi pada gadis itu.
"Jennie-aa?"
"Akhh.. Ne?"
"Dimana kau sekarang?"
"Ani-ya. Aku sedang ingin pulang ke dorm sekarang" Baru saja Jennie memegang gagang pintu kamarnya untuk keluar, ia kembali teringat akan sesuatu. Gadis New Zealand itu kembali duduk di atas kasurnya.
"Taehyung-aa"
"Jika misalkan aku menghilang dari dunia ini, ada yang peduli dengan keberadaan ku tidak?" Tanya Jennie. Suaranya benar benar bergetar sekarang. Hatinya sungguh sakit sekarang.
Taehyung terdiam. Tidak menjawab pertanyaan Jennie. Menurutnya Jennie benar benar sedang ada masalah yang rumit saat ini.
"Taehyung-shi, aku masih layak untuk hidup tidak? Aku masih berguna tidak? Aku tidak mengecewakan banyak orang bukan?"
"Aku disini mengucapkan selamat tinggal Taehyung-aa. Hehe, Taehyung lelaki baik ya. Jadi dekatnya jangan sama Nini yang udah buat banyak perubahan buruk di hidup Taehyung ya" Isakan keluar dari bibir Jennie. Gadis itu benar benar tidak bisa menahannya sekarang.
"Tidak ada yang terjadi disini. Tenanglah, kami baik baik saja disini. Aku cuma berpikir, kehadiranku dan member Blackpink lain hanya akan membuat BTS menjadi buruk. Bagaimana jika kita kembali lagi seperti pada tahun 2012 dimana Jennie belum mengenal yang namanya Kim Taehyung dan Taehyung juga belum mengenal yang namanya Jennie Kim"
"Ya... Jennie-aa. Apa yang kau bicarakan!!"
"Ani-ya. Ayo lakukan perpisahan dengan baik baik. Kita mengenal secara baik baik dan juga harus berpisah secara baik baik juga"
Air mata turun tanpa henti dari kedua mata gadis cantik itu. Jennie menarik nafas pelan "Detik ini, Jennie Kim melepaskan diri menjadi penjaga dan pelindung Taehyung ya. Jaga kesehatanmu Taehyung-aa dan bahagialah selalu. Kau ingat kan, harapan kita di tahun Ini adalah kesehatan dan kebahagiaan"
"Khamsahabnida Taehyung sunbae" Taehyung tersentak saat Jennie berbicara sangat formal padanya. Kata kata 'sunbae' hanya digunakan untuk berbicara layaknya senior kepada juniornya dan percayalah, Jennie tidak pernah berkata 'sunbae' kepadanya.
Sambungan telepon mati. Jennie tersenyum tipis. Lelaki yang ia sayangi sejak dulu harus ia lepaskan sekarang. Biarkan para penggemar itu menang dan Jennie yang kalah.
Jennie hanya mencoba hidup layaknya manusia normal tapi mungkin tidak ada yang mengharapkannya untuk menjadi seperti itu. Orang orang hanya mengharapkan mereka menjadi seperti malaikat yang tahan atas segala beban yang dihadapinya.
---
.
.
.
.
.
.
.VOTE✌️
KAMU SEDANG MEMBACA
I D O L ✔
FanfictionBangtan Sonyeondan dan Blackpink 2 Idol Group yang sedang naik daun saat ini dan banyak mencuri perhatian banyak orang di dunia ternyata memiliki kedekatan layaknya kakak dan adik. Tidak banyak yang tau tentang kedekatan mereka. Bagaimana keseruan d...