48•| I D O L

2.2K 212 8
                                    

Jisoo buru buru ke toilet saat merasakan perutnya kembali mual. Dengan segera ia memuntahkan seluruh isi perutnya. Ini sudah 3 jam yang lalu sejak ia pingsan tapi perutnya masih terasa mual.

"Eonni-ya, gwenchana-yo?"

Jisoo mengangguk pelan. Ia hanya ingin sendiri sekarang tanpa ada yang mengganggunya "Tolong keluar Jen. Aku sedang ingin sendirian"Jennie terdiam sejenak lalu mengangguk. Ia menyisakan Jisoo sendirian di dalam kamar.

Jisoo menghela nafas panjang. Ia sudah memejamkan matanya berulang kali tapi pikiran buruk masih menghantuinya. Ia hanya takut, takut kejadian seperti dirinya terjadi pada member yang lain.

Flashback on

"Lama tak bertemu Jisoo-shi. Kau semakin keterlaluan sekarang"

Jisoo menyeritkan dahinya. Yang menjadi pikirannya adalah bagaimana orang tersebut bisa masuk ke dalam dorm Blackpink. Ia mulai menaruh rasa curiga pada seseorang yang berjarak 3 meter darinya ini.

"Nuguseo?"

Seseorang di hadapan Jisoo tersenyum kecil. Aura dingin dirasakan oleh gadis itu. Dia tau seseorang di hadapannya pasti akan berbuat di luar batas nantinya.

"Sudah kukatakan berulang kali untuk tidak mendekati BTS tapi kau malah dengan mudahnya bergelayut manja dengan mereka. Sampah" Orang berbadan tegap itu sedikit berbisik ke arah Jisoo. Gadis Seoul itu memincingkan matanya. Berusaha menetralkan tatapan matanya.

"Jika kau tidak punya urusan denganku. Silahkan pergi"

"Wow, aku baru tau jika Kim Jisoo orangnya tidak sabaran. Kupikir kau gadis baik dan penurut"

Jisoo menatap datar seseorang di depannya ini. Dia butuh seseorang saat ini juga "Silahkan pergi"

"Kau pikir setelah aku susah payah masuk ke sini, aku akan pergi dengan mudah? Hei anjing, dimana otakmu?"

"Aku tau Jisoo adalah gadis penurut. Kau hanya perlu tinggalkan BTS . Mereka hanya milik kami dan tidak ada satu orang pun yang bisa mengambilnya"

"Jangan membuatku melakukan hal hal tidak masuk akal nantinya. Kalian benar benar membuatku gila!!!!"

Jisoo menghela nafas. Bahkan untuk hidup seperti manusia normal saja sangat sulit baginya "Silahkan pergi"

"Tinggalkan BTS. Kalian bahkan terlalu rendah untuk bisa bersanding dengan mereka"

Jisoo menggeram kesal "Tidak akan"

"TURUTI SAJA APA SUSAHNYA?!!!!! GRUP MU BAHKAN TIDAK MEMPUNYAI KELEBIHAN TAPI SELALU DIKATAKAN YANG TERBAIK!! BTS HANYA MILIK KAMI, MENGAPA KALIAN TIDAK BUBAR SAJA?!!! KEHADIRAN BLACKPINK HANYA SEMAKIN MEMPERBURUK KOREA SELATAN!!!!"

"Hei gadis tua, kau tidak ingin karir Blackpink hancur kan? Kami bahkan lebih pintar dari kalian berempat. Bukankah membuat sedikit rumor tentang Blackpink akan membuat ini semakin menarik?!!"

Gadis berjaket hitam itu menangkap dagu Jisoo. Mengeraskannya dan berbisik kecil "Jadi turutilah keinginan kami anjing kecil"

"Aku bukan anjing yang bisa menuruti keinginan kalian"

Gadis itu menggeram kesal. Kesal karena keinginannya tidak dituruti "Kau lebih rendah dari pada anjing. TURUTI SAJA DAN MASALAHNYA SELESAI BUKAN?!!!!"

Jisoo menggeleng pelan. Kepalanya pusing sekarang "Silahkan pergi"

Gadis yang hampir sama tingginya dengan Jisoo menarik rambut gadis cantik itu erat. Ia benar benar kesal karena ucapannya disahuti dan tidak dipenuhi. Kesabarannya seakan hilang sekarang.

Plak

Plak

"Jangan membuatku gila Jisoo-shi. Kau gadis bodoh dan tidak memiliki apa apa. Keinginanku mudah kan? Aku cuma ingin grup mu itu menjauh dari BTS!!!"

Gadis itu menarik erat rambut Jisoo sedangkan gadis cantik itu hanya diam. Ia juga tidak mampu melakukan apa apa.

"Lebih baik mati saja kau. Sampah sepertimu terlalu baik untuk hidup di dunia ini" Jisoo terdorong ke dinding. Pusing yang dirasakannya semakin kuat. Jisoo mencengkam bajunya sendiri. Berharap pusing yang dialaminya sedikit berkurang.

"Sampah" Gadis itu meludah. Tidak sampai mengenai Jisoo tapi jaraknya cukup dekat. Ia menggeram kesal lalu pergi meninggalkan Jisoo sendirian disana. Tampaknya puas dengan apa yang dilakukannya tadi.

Jisoo memegang kepalanya keras. Pandangan matanya mengabur. Jadwal mereka cukup padat dan bahkan tak jarang ia tidak tidur, sekarang mereka diteror penggemar. Kapan ia bisa hidup layaknya manusia biasa?

---

"Eonni, aku takut" Lisa memegang erat lengan Jennie. Ini sudah hampir tengah malam dan seperti kejadian beberapa malam kemarin, ponsel Lisa kembali berdering dan berisikan berbagai cacian dan ancaman.

"Tenanglah Lalisa" Jennie melirik sebentar ke arah Rose. Gadis itu tampak tertidur lelap. Malam ini, Jennie memutuskan untuk tidur bersama Lisa dan Rose. Ia tau Jisoo butuh waktunya sendiri.

"Eonni, kemarin ada seseorang yang mengikuti ku"

Jennie menoleh cepat ke arah Lisa "Jinja?"

"Ne, bentuk tubuhnya seperti berumur 20 tahunan. Saat itu aku ingin masuk ke kantor YG. Mereka menakutkan eonni"

"Mereka bahkan mengatakan padaku untuk mati saja, tidak ada yang menginginkan kehadiranku disini" Lanjutnya.

"Blackpink selalu ada untukmu lalisa"

"Aku hanya lelah Jennie eonni" Suara Lisa bergetar. Lelah karena perjuangannya selama ini seakan tidak dihargai sedikit pun.

"Aku ingin pulang eonni" Jennie semakin erat merangkul bahu Lisa. Di usia yang masih muda belia, Gadis itu harus berpisah dengan kedua orangtuanya hanya untuk menjadi seorang idol. Tapi disini, malah semakin ramai orang yang membencinya.

"Kau punya kami disini lalisa. Bangtan juga ada untukmu"

"Kurasa Bangtan tidak akan bisa selalu berada bersama Blackpink nantinya. Akan ada masanya, BTS akan pergi meninggalkan Blackpink"

---

.
.
.
.
.
.
.

VOTE😔

I D O L ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang