60•|I D O L

2.5K 201 9
                                    

Seokjin duduk termenung di dalam kamarnya. Tatapannya kosong. Ia benar benar terlihat seperti seorang yang hampa dan tidak mempunyai arah tujuan.

"Kau menemukan keberadaan mereka Taehyung-aa?" Tanya Seokjin cepat saat dirasa Taehyung masuk ke dalam kamarnya dan ikut duduk di samping lelaki itu.

"Makanlah dulu hyung. Kau tidak makan apapun sejak semalam" Taehyung menepuk pundak Seokjin.

Lelaki tampan itu menggeleng "Jika kita sudah tau keberadaan mereka, aku akan makan"

"Jangan menyiksa dirimu seperti ini hyung"

"Aku tidak tenang Taehyung-aa. Pasti terjadi sesuatu yang kita tidak ketahui"

Taehyung menghela nafas. Sudah seminggu lebih mereka hilang komunikasi. Tidak ada satu orang pun yang dapat tau dimana keempat insan itu berada sekarang.

"Kita akan mencoba mencari tahu lebih lanjut lagi nantinya. Makanlah dulu Jin hyung" Seokjin berdiri dan keluar dari kamarnya tanpa mengucapkan satu patah kata pun. Meninggalkan Taehyung yang berulang kali menghela nafas dan memikirkan apa yang terjadi.

Dibukanya kembali ponsel hitamnya. Masih belum ada hasil. Lelaki itu kembali mencoba menelphon gadis cantik itu. Matanya menunjukkan kekhawatiran sekarang.

"Jangan buat aku menjadi gila Jennie-aa" Tangannya masih setia menekan puluhan kali untuk memanggil ponsel gadis itu. Berharap panggilan itu akan terjawab oleh sang pemilik ponsel.

"Tolong jawab... jebal" Matanya menatap gusar beberapa panggilan atas nama gadis itu. Hatinya benar benar tidak tenang sejak seminggu yang lalu. Taehyung menyerah. Ia menggenggam erat ponsel di tangannya. Seakan melampiasakan semuanya pada benda pipih tersebut.

Taehyung berjalan keluar dari kamar Seokjin. Pikirannya pusing memikirkan segalanya. Ditambah lagi syuting MV terbaru mereka nanti akan dilaksanakan hanya dalam beberapa minggu lagi.

Kakinya ia langkahkan menuju kamarnya. Tanpa pikir panjang, lelaki berkelahiran 1995 itu menjatuhkan dirinya di atas kasur dan memejamkan matanya. Akan lebih baik jika semua masalah yang sedang mereka hadapi sekarang hilang untuk sementara.

---

Jennie merasakan pusing yang amat hebat di kepalanya saat bel di dorm Blackpink berbunyi. Yang ada di pikirannya, itu hanyalah Rose dan Lisa yang pulang sejak berhari hari tidak pulang ke dorm.

Gadis New Zealand itu berjalan terhuyung menuju pintu depan. Tak bisa dipungkiri ini sungguh sangat pusing dan ia merasakan dunianya seolah berputar mengelilinginya sedari tadi.

Bel dorm mereka kembali berbunyi. Jennie mempercepat langkahnya menahan pusing. Jisoo di dalam kamarnya sedang tertidur lelap. Gadis itu demam tinggi dan akhirnya memilih tidur. Padahal ia masih ingin berjaga untuk menunggu kepulangan Rose dan Lisa.

Ceklek

Pandangan mata Jennie tidak begitu tepat melihat orang di depannya karena pusing yang dialaminya. Yang diketahuinya ini bukan 2 orang melainkan hanya satu orang.

"Lama tidak bertemu Jennie Kim"





Deg!










Jennie dengan cepat menutup pintu dorm Blackpink. Suara yang sangat dikenalnya itu masuk begitu cepat ke dalam pikirannya. Kaki orang didepannya itu menghalangi tertutupnya pintu.

"Hei apa kau takut? Aku hanya sedikit ingin bermain main denganmu"

Jennie semakin kuat mendorong pintu dorm Blackpink. Pusing di kepalanya semakin menjadi jadi. Ia sangat lemah sekarang. Tidak ada tenaga yang ia miliki.

"Dasar gadis lemah. Hidupmu selalu menyusahkan orang lain" Seseorang di hadapan Jennie mendorong keras pintu sehingga membuat gadis kecil itu ikut terdorong jatuh kebelakang.

"Sudah kukatakan kau gadis lemah. Hei? Kau menyebut dirimu seorang idol dengan kondisi lemah seperti ini" Gadis yang diyakini Jennie salah seorang penggemar fanatik Bangtan ikut jongkok dan menunjuk kepala Jennie mengunakan tangan kirinya.

Nafas Jennie tak beraturan. Panic attack nya kembali kambuh. Itu satu hal yang sangat sering terjadi padanya sekarang.

"Jangan bertingkah seolah olah kau adalah orang yang paling sakit dan menyedihkan di dunia ini. Kau yang membuat dirimu menjadi seperti itu"

"Hei kau pikir aku tidak tau. Taehyung datang ke sini untuk mencarimu. Sudah berulang kali kukatakan, MENJAUH DARI TAEHYUNGKU ANJING KECIL!!!!"

Jennie memejamkan matanya. Ia tak kuat sekarang. Ia tak kuat lagi diperlakukan seperti ini, tapi apa dayanya sekarang.

"Menurutlah anjing kecil. Bukankah anjing adalah binatang penurut?"

Jennie merasakan sakit yang luar biasa saat gadis di depannya ini menarik keras rambutnya. Pusing dikepalanya hampir menggerogoti seluruh kepalanya sekarang.

"Lepaskan aku" lirih Jennie kecil. Nafasnya tersenggal senggal sedari tadi.

"Lepas..."

"MENJAUHLAH DARI TAEHYUNGKU JALANG. JANGAN DEKAT DENGANNYA LAGI" Air mata Jennie turun perlahan. Ia tak kuat lagi sekarang. Biarkan ia menyerah pada kehidupan sekarang.

"Cih lemah" Gadis di hadapan Jennie berdiri. Dengan cepat, gadis itu menendang keras kaki Jennie. Ia seakan tau kelemahan Jennie terletak pada kakinya yang sudah sakit sejak lama.

Jennie mengigit bibirnya keras. Ia jatuh mengenaskan dilantai dorm. Pasrah dengan keadaan adalah pilihan terakhir yang dipilihnya.

"Berhenti.. Tolong berhenti" Itu bukan suara Jennie. Penggemar itu melihat lurus kedepan. Tersenyum kecil lalu berjalan le arah Jisoo.

"Hei gadis tua. Aku tidak takut padamu. Urusi saja urusanmu dan jika kuberikan saran, ajak teman sialanmu itu untuk cepat menghilang dari dunia ini" Gadis itu menunjuk Jennie dengan dagunya. Ia menampar Jisoo keras hingga terhuyung kebelakang dan kembali berbalik menuju pintu keluar.

"Ingat pesanku anjing kecil. Jauhi Taehyungku dan menghilang saja. Orang orang akan senang jika kau tidak ada lagi di dunia ini" Gadis itu berkata dengan nada meremehkan pada Jennie. Tak lupa kembali menginjak kaki gadis New Zealand itu sebelum beranjak keluar dari dorm Blackpink.

---

.
.
.
.
.
.
.

VOTE🤔

I D O L ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang