CHAPTER 8

5K 626 8
                                    

JANGAN LUPA DIVOTE DAN COMMENT YA TEMAN-TEMAN

Jangan lupa spam vote dan spam comment ya, itu gak dibayar kok

Absen kuy dari bulan kelahiran kalian!? Dan asal daerah kalian?

***
Air mata adalah satu-satunya cara bagaimana mata berbicara, ketika bibir tak mampu menjelaskan apa yang telah membuat perasaanmu terluka

~Ghea Titania Eristika~

***

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

8| DON'T WATCH ME CRY

Hari ini adalah hari kamis, sungguh Ghea entah mengapa sangat bersemangat untuk pergi ke sekolah kali ini. Ghea sudah mengepang rambutnya menjadi dua bagian dan sudah mengenakan kaca mata bulat nonminus miliknya.

Sebenarnya yang menyuruhnya untuk seperti ini adalah ibunya sendiri yaitu Bulan. Ghea tidak pernah tau mengapa ibunya menyuruh dirinya untuk selalu mengepang dua rambutnya dan memakai kaca mata bulat. Yang ia tau bahwa ibunya mengatakannya cantik jika berdandan seperti itu. Yah, walaupun kebalikannya sebenarnya dirinya tampak seperti anak culun. Tetapi Ghea tetap menjalaninya karena kata-kata ibunya, setidaknya itu adalah salah satu caranya untuk membuat ibunya bahagia, bukan?

Ghea pun langsung berjalan menuju sekolahnya. Dan jika kalian bertanya tentang bibirnya yang biru, bibir itu sudah sembuh sekarang dan ia tidak perlu menggunakan masker lagi kesekolah, tetapi untuk hoodie, tentu saja dirinya masih mengenakan itu. Karena lebam ditubuhnya semakin banyak akibat perlakuan kasar ayahnya tadi malam, dan juga untuk tangan kirinya tentu saja belum sembuh. Itu akan menunggu waktu lama supaya sembuh.

Ia bersenandung kecil sembari berjalan santai menuju sekolahnya. Sekarang masihlah pukul 06.15 jadi ia tidak perlu terburu-buru berjalan kaki menuju sekolahnya.

Langkahnya berjalan menuju kelasnya ketika telah sampai di sekolah. Ia menaruh tasnya dibelakang punggungnya dan karena kelas masih kosong ia pun langsung beranjak dan berjalan menuju taman belakang sekolah yang memang cukup sepi dan banyak murid yang tidak berlalu-lalang melewati taman belakang sekolah tersebut.

Setelah sampai, Ghea langsung mendudukkan bangku yang ada ditaman belakang sekolah tersebut dan mulai melamun. Ia menikmati semilir angin yang berhembus mengenai wajahnya, memang benar taman belakang sekolah ini sangat bagus untuk menyendiri.

"Jangan melamun nanti kerasukan,"

Ghea terkejut, ia menatap orang yang hampir saja membuatnya jantungan. Ternyata orang itu adalah anak baru dikelasnya, siapa lagi kalau bukan Gama.

GHEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang